Seorang wanita Australia jadi takut makan dan minum usai mengonsumsi air kemasan yang terkontaminasi semen (air mani). Wanita ini sebenarnya sudah curiga ketika meminum air kemasan tersebut karena rasanya yang aneh.
Alicia Cooper dari Perth akhirnya memilih jalur hukum dengan mengajukan gugatan kepada pemilik Deli, minuman kemasan yang mengandung semen, di Pengadilan Distrik Australia Barat.
Usai insiden tersebut, Cooper mengalami depresi dan kecemasan dan mengalami kesulitan memilih makanan yang mau dimakan. Menurut dokumen gugatan, pemilik Deli, Dahn Le, sengaja menempatkan semennya di dalam air kemasan. Dia tahu bahwa air sudah terkontaminasi sperma dan tetap menjualnya ke publik.
Ketika Cooper meminum air kemasan tersebut, dia mengetahui ada yang tak beres. Ia mengira ada sesuatu di dalam air tersebut yang membuatnya terasa beda.
Pengadilan juga sudah membuat surat perintah pemanggilan kepada pemilik yang sudah tak lagi mengoperasikan deli, karena air itu sudah dibeli tiga tahun sebelumnya seperti dikutip Channelnewsasia, Selasa (24/12/2013).
Cooper mengaku insiden air sperma ini telah membuatnya menjadi malu, hancur, dan berjuang menjalani hidupnya sejak insiden tersebut. Cooper menuntut ganti rugi, biaya pengobatan, dan cedera serta stres akibat minum minuman yang terkontaminasi sperma.
Slater dan Gordon, firma hukum yang menangani kasus Cooper itu yang mengajukan gugatan ke pengadilan. Suami Cooper, Travis, membeli air kemasan dari Deli pada 10 Desember 2010. Dan Cooper meminum air kemasan yang disimpan di dalam lemari es, tiga hari kemudian. Usia minum ia merasa air itu berbau dan terasa tak enak. Air tersebut kemudian diuji oleh dewan lokal setelah mengajukan keluhan.
Meskipun tes DNA cocok dengan pemiliki deli, tak ada tuntutan pidana yang diajukan pihak berwenang Australia Barat sejak insiden tersebut.
(Mel)
Alicia Cooper dari Perth akhirnya memilih jalur hukum dengan mengajukan gugatan kepada pemilik Deli, minuman kemasan yang mengandung semen, di Pengadilan Distrik Australia Barat.
Usai insiden tersebut, Cooper mengalami depresi dan kecemasan dan mengalami kesulitan memilih makanan yang mau dimakan. Menurut dokumen gugatan, pemilik Deli, Dahn Le, sengaja menempatkan semennya di dalam air kemasan. Dia tahu bahwa air sudah terkontaminasi sperma dan tetap menjualnya ke publik.
Ketika Cooper meminum air kemasan tersebut, dia mengetahui ada yang tak beres. Ia mengira ada sesuatu di dalam air tersebut yang membuatnya terasa beda.
Pengadilan juga sudah membuat surat perintah pemanggilan kepada pemilik yang sudah tak lagi mengoperasikan deli, karena air itu sudah dibeli tiga tahun sebelumnya seperti dikutip Channelnewsasia, Selasa (24/12/2013).
Cooper mengaku insiden air sperma ini telah membuatnya menjadi malu, hancur, dan berjuang menjalani hidupnya sejak insiden tersebut. Cooper menuntut ganti rugi, biaya pengobatan, dan cedera serta stres akibat minum minuman yang terkontaminasi sperma.
Slater dan Gordon, firma hukum yang menangani kasus Cooper itu yang mengajukan gugatan ke pengadilan. Suami Cooper, Travis, membeli air kemasan dari Deli pada 10 Desember 2010. Dan Cooper meminum air kemasan yang disimpan di dalam lemari es, tiga hari kemudian. Usia minum ia merasa air itu berbau dan terasa tak enak. Air tersebut kemudian diuji oleh dewan lokal setelah mengajukan keluhan.
Meskipun tes DNA cocok dengan pemiliki deli, tak ada tuntutan pidana yang diajukan pihak berwenang Australia Barat sejak insiden tersebut.
(Mel)