Zaman sekarang para orangtua dengan mudah memberikan barang elektronik atau telepon pintar kepada anaknya yang masih berusia sangat kecil agar tidak rewel. Orangtua tak menyadari, memberikan gadget terlalu cepat akan memberikan dampak buruk bagi anak-anaknya.
Psikolog dan Kepala Humas Ikatan Psikolog Klinis, Kasandra Putranto, mengatakan bahwa ada efek buruk yang mengintai anak-anak tersebut, baik dari sisi fisik, mental, dan sosial anak itu sendiri.
"Ketika mereka tumbuh dan berkembang, tulangnya melengkung. Sehingga membuat posturnya menjadi bungkuk," kata Kasandra dalam acara 'Ibu Juara Untuk Keluarga Segar dan Fifa World Cup Trophy Tour', di Jakarta Hall Convention Centre (JHCC), Jakarta, Selasa (7/1/2013)
Tak hanya tulang yang ada di tubuh anak itu sendiri, lanjut Kasandra, tetapi juga tulang pada bagian leher akibat terlalu seringnya anak-anak itu menatap layar telepon pintarnya menjadi terganggu.
"Saya bukan menakut-nakuti, ya. Tapi memang, bila para orangtua membiasakan anak-anaknya seperti ini, membuat mereka kurang melakukan aktivitas gerak," kata Kasandra menambahkan.
Lebih lanjut ibu dari anak berkebutuhan khusu ini mengatakan, dari sisi mental anak-anak itu akan lebih gampang marah, karena efek dari asyiknya bermain video games di telepon pintar miliknya.
Maka itu, Kasandra menilai secara fisik anak-anak ini tak lagi kuat, karena jarangnya melakukan aktivita fisik di ruangan terbuka, karena lebih asyik bermain di dalam ruangan dengan telepon pintarnya.
(Adt/Mel/*)
Psikolog dan Kepala Humas Ikatan Psikolog Klinis, Kasandra Putranto, mengatakan bahwa ada efek buruk yang mengintai anak-anak tersebut, baik dari sisi fisik, mental, dan sosial anak itu sendiri.
"Ketika mereka tumbuh dan berkembang, tulangnya melengkung. Sehingga membuat posturnya menjadi bungkuk," kata Kasandra dalam acara 'Ibu Juara Untuk Keluarga Segar dan Fifa World Cup Trophy Tour', di Jakarta Hall Convention Centre (JHCC), Jakarta, Selasa (7/1/2013)
Tak hanya tulang yang ada di tubuh anak itu sendiri, lanjut Kasandra, tetapi juga tulang pada bagian leher akibat terlalu seringnya anak-anak itu menatap layar telepon pintarnya menjadi terganggu.
"Saya bukan menakut-nakuti, ya. Tapi memang, bila para orangtua membiasakan anak-anaknya seperti ini, membuat mereka kurang melakukan aktivitas gerak," kata Kasandra menambahkan.
Lebih lanjut ibu dari anak berkebutuhan khusu ini mengatakan, dari sisi mental anak-anak itu akan lebih gampang marah, karena efek dari asyiknya bermain video games di telepon pintar miliknya.
Maka itu, Kasandra menilai secara fisik anak-anak ini tak lagi kuat, karena jarangnya melakukan aktivita fisik di ruangan terbuka, karena lebih asyik bermain di dalam ruangan dengan telepon pintarnya.
(Adt/Mel/*)