Remaja merupakan usia saat seseorang mulai mengenal lawan jenisnya. Secara psikologis, mengenal lawan jenis di usia remaja akan memengaruhi orientasinya di masa yang akan datang terutama ketika akan menapaki ke jenjang pernikahan.
Itulah salah satu alasan mengapa seseorang dianjurkan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Lantas, bagaimana dengan orang yang di usianya yang tak lagi muda tapi masih sendiri alias jomblo?
"Perasaannya kurang terlatih untuk mengenal lawan jenisnya. Kepekaan terhadap lawan jenis pun akan berkurang," kata Psikolog Klinis Anak Universitas Padjadjaran (UNPAD), Nira Wulansari, MPsi saat diwawancarai Health Liputan6.com di Bandung baru-baru ini, ditulis pada Selasa (14/1/2014).
Bila perasaan terhadap lawan jenis berkurang dan kepekaannya pun kurang terlatih, lanjut Nira, ke depannya orang tersebut akan sulit menjalani hubungan lebih mendalam. Terlebih bila memutuskan untuk menikah. Maka itu, dari sekarang, cobalah untuk mulai membuka hati, dan biarkan seseorang mengisi kekosongan hati.
"Tidak harus berpacaran yang serius. Berteman dekat saja pun bisa saling sharing, kok," kata Nira menambahkan.
Jika memang sampai saat ini belum ada orang lain yang mampu mengisi kekosongan hati, tak menjadi masalah. Sebab, kesendirian juga tidak selalu memiliki dampak negatif. Di luar itu semua, status jomblo alias sendiri memiliki dampak positif yang harus diketahui.
Nira menjelaskan, para jomblo akan memiliki banyak waktu untuk dirinya sendiri dan keluarga. Selain itu, mereka juga bisa mengoptimalkan potensi yang dimiliki tanpa harus dipusingkan dengan urusan yang mengharuskannya memerhatikan pasangannya.
Apalagi bila status jomblo itu disandang oleh para remaja. Tak perlu risau, karena menurut Nira dari sisi psikologis itu sangatlah baik. Sebab, dengan tidak berpacaran dulu maka waktu belajarnya tidak akan tersita.
"Konsentrasinya pun akan lebih baik. Mereka juga dapat fokus dengan apa yang menjadi prioritasnya," kata Nira menerangkan.
(Adt/Abd)
Itulah salah satu alasan mengapa seseorang dianjurkan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Lantas, bagaimana dengan orang yang di usianya yang tak lagi muda tapi masih sendiri alias jomblo?
"Perasaannya kurang terlatih untuk mengenal lawan jenisnya. Kepekaan terhadap lawan jenis pun akan berkurang," kata Psikolog Klinis Anak Universitas Padjadjaran (UNPAD), Nira Wulansari, MPsi saat diwawancarai Health Liputan6.com di Bandung baru-baru ini, ditulis pada Selasa (14/1/2014).
Bila perasaan terhadap lawan jenis berkurang dan kepekaannya pun kurang terlatih, lanjut Nira, ke depannya orang tersebut akan sulit menjalani hubungan lebih mendalam. Terlebih bila memutuskan untuk menikah. Maka itu, dari sekarang, cobalah untuk mulai membuka hati, dan biarkan seseorang mengisi kekosongan hati.
"Tidak harus berpacaran yang serius. Berteman dekat saja pun bisa saling sharing, kok," kata Nira menambahkan.
Jika memang sampai saat ini belum ada orang lain yang mampu mengisi kekosongan hati, tak menjadi masalah. Sebab, kesendirian juga tidak selalu memiliki dampak negatif. Di luar itu semua, status jomblo alias sendiri memiliki dampak positif yang harus diketahui.
Nira menjelaskan, para jomblo akan memiliki banyak waktu untuk dirinya sendiri dan keluarga. Selain itu, mereka juga bisa mengoptimalkan potensi yang dimiliki tanpa harus dipusingkan dengan urusan yang mengharuskannya memerhatikan pasangannya.
Apalagi bila status jomblo itu disandang oleh para remaja. Tak perlu risau, karena menurut Nira dari sisi psikologis itu sangatlah baik. Sebab, dengan tidak berpacaran dulu maka waktu belajarnya tidak akan tersita.
"Konsentrasinya pun akan lebih baik. Mereka juga dapat fokus dengan apa yang menjadi prioritasnya," kata Nira menerangkan.
(Adt/Abd)