Trauma akibat tindak asusila yang diduga dilakukan penyair Sitok Srengenge pada RW (22) tak akan hilang begitu saja. Setidaknya ini sudah terbukti pada diri Helga Worotitjan, salah satu korban pelecehan yang berhasil bangkit dari trauma yang dialami.
"Saya yang juga pernah mengalami pelecehan seksual sampai sekarang terkadang masih merasakan trauma itu. Menurut saya, begitu juga yang dirasakan RW," kata Helga, Jumat (24/1/2014).
Menurut Helga, rasa sakit yang dialami korban pelecehan seksual itu ibarat paku yang ditancapkan ke kayu. "Tahu kan kalau paku ditancapkan ke kayu bagaimana? Mau dicabut pelan-pelan tetap membekas. Begitulah rasanya luka yang dialami korban pelecehan seksual," kata Helga.
Terapi penyembuhan, menurut Helga hanya menghilangkan efek trauma. "Terapi penyembuhan hanya menghilangkan efek trauma seperti dada berdetak kencang, ketakutan berlebih, berdiam diri. Tidak dengan trauma karena itu akan terus teringat dalam memori dan sulit sekali dihilangkan," katanya.
Menurut Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia yang juga mendampingi RW, Saras Dewi, trauma membuat RW terguncang sampai sekarang.
"Kalau melihat si pelaku, rasanya seperti melihat hantu, ketakutan. Walaupun otak sudah mengatakan itu hantu palsu, tidak mengubah memorinya," kata Saras.
(Mia/Abd)
Baca Juga :
Korban Sitok Srengenge Kemungkinan Melahirkan Caesar
Luka Korban Pelecehan Seksual Ibarat Paku Ditancap ke Kayu
Kondisi Mental `R`, Korban Sitok Srengenge Kian Memprihatinkan
Korban Sitok Ingin Diperiksa di Tempat Nyaman Agar Tak Ketakutan
"Saya yang juga pernah mengalami pelecehan seksual sampai sekarang terkadang masih merasakan trauma itu. Menurut saya, begitu juga yang dirasakan RW," kata Helga, Jumat (24/1/2014).
Menurut Helga, rasa sakit yang dialami korban pelecehan seksual itu ibarat paku yang ditancapkan ke kayu. "Tahu kan kalau paku ditancapkan ke kayu bagaimana? Mau dicabut pelan-pelan tetap membekas. Begitulah rasanya luka yang dialami korban pelecehan seksual," kata Helga.
Terapi penyembuhan, menurut Helga hanya menghilangkan efek trauma. "Terapi penyembuhan hanya menghilangkan efek trauma seperti dada berdetak kencang, ketakutan berlebih, berdiam diri. Tidak dengan trauma karena itu akan terus teringat dalam memori dan sulit sekali dihilangkan," katanya.
Menurut Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia yang juga mendampingi RW, Saras Dewi, trauma membuat RW terguncang sampai sekarang.
"Kalau melihat si pelaku, rasanya seperti melihat hantu, ketakutan. Walaupun otak sudah mengatakan itu hantu palsu, tidak mengubah memorinya," kata Saras.
(Mia/Abd)
Baca Juga :
Korban Sitok Srengenge Kemungkinan Melahirkan Caesar
Luka Korban Pelecehan Seksual Ibarat Paku Ditancap ke Kayu
Kondisi Mental `R`, Korban Sitok Srengenge Kian Memprihatinkan
Korban Sitok Ingin Diperiksa di Tempat Nyaman Agar Tak Ketakutan