Sukses

Marah Bikin Kita Makin Lemah

Marah-marah atau memancarkan energi negatif hanya membuat Anda lemah.

Manusia itu layaknya radio yang memiliki pemancar dan penerima. Jika manusia memancarkan ataupun menerima energi negatif seperti marah-marah atau pesimis maka akan membuatnya lemah.

"Hati-hati jangan mudah berpikir negatif karena memengaruhi diri kita sendiri. Berpikir mengeluarkan energi dan menyerap energi. Bila kita berpikir buruk, pikiran itu mengenai orang lain dan kita, " kata Business Owner dan Instruktur Utama Neuro Associative Conditioning (NAC) Ronald Nurdanadarma saat berbincang-bincang dengan Redaksi Liputan6.com, dan ditulis Kamis (30/1/2014).

Pria yang disapa Kak Ronald itu menjelaskan, marah akan memancarkan energi negatif hanya merugikan Anda dan orang lain yang Anda benci. Si pemancar atau penerima sama-sama mendapatkan kerugiannya.

Contohnya saja dalam tes otot ketika si A marah-marah dengan si B maka si A mengirimkan energi negatif kepada si B sehingga energi kuat yang dimiliki si B bisa menjadi lemah. Akibatnya otot si A menjadi lemah tak berdaya. Namun, ketika si A mengirimkan energi positif kepada si B maka si B akan memiliki energi yang kuat.

Sama halnya ketika si A kembali mengejek-ngejek si B, ternyata si pemancar energi negatif alias si A juga menjadi lemah. "Ketika kita menanamkan energi negatif maka akan kembali ke kita," ujar Ronald.

Hal senada disampaikan Master Trainer NAC, Arief Adinoto. Menurutnya, konsep energi datang dari emosi hati. Jika Anda marah dengan seseorang, maka berusahalah memaafkannya agar Anda tak menjadi lemah karena energi negatif yang Anda pancarkan.

Selain itu, lanjut Arief, jika Anda masih marah dengan orang, gantilah fokus. "Kalau orang marah, kita memikirkan orang yang kita marahi kan, padahal kita tidak mau. Cobalah ganti fokus yang membuat kita tertarik pada hal lain dan itu positif. Itu akan meredakan energi dan ketika sudah reda kita mudah memaafkan orang," ujarnya.

Namun, saat berganti fokus cobalah berpindah tempat karena jika tetap di tempat yang sama maka akan sulit.

"Change focus bisa dibantu dengan gerakan. Gerakan menciptakan emosi kita. Orang melakukan gerakan sesuai dengan kondisi dia," katanya lagi.

(Mel/Abd)

Baca Juga:

NAC, Efektif Membentuk Karakter Seseorang