Sukses

Studi: Antioksidan Bisa Percepat Perkembangan Kanker

Antioksidan diketahui bisa mempercepat perkembangan kanker, kok bisa?

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada edisi 29 Januari di Science Translational Medicine menemukan bahwa antioksidan yang kita kenal bisa menangkal radikal bebas, ternyata justru bisa membahayakan kondisi pasien kanker terutama kanker paru-paru.

Seperti dikutip laman Everydayhealth, Kamis (30/1/2014) antioksidan diketahui bisa mempercepat perkembangan kanker. Dosis normal vitamin E dan suplemen antioksidan juga dapat meningkatkan pertumbuhan kanker paru-paru dini.

"Kami menemukan bahwa antioksidan menyebabkan peningkatan sel kanker tiga kali lipat lebih banyak serta menyebabkan tumor menjadi lebih agresif," kata penulis senior Dr Martin Bergo.

Martin mengungkapkan, antioksidan yang diujicobakan pada tikus tersebut membuat binatang ini mati dua kali lebih cepat dan efeknya tergantung dosis harian yang dikonsumsi.

Sementara itu, co-director of the Sahlgrenska Cancer Center dari University of Gothenburg, Bergo menyampaikan bahwa temuan ini sangat memprihatinkan karena antioksidan justru sering digunakan para pasien penyakit paru obstruktif kronik karena dianggap bisa meningkatkan sistem imun tubuh.

"Antioksidan yang seharusnya melindungi tubuh dari penyakit justru merusak semua hal di dalam sel, tapi perlindungan ini menjadi bumerang pada orang yang sudah memiliki sel-sel kanker atau prakanker. Kalau aku punya seorang pasien dengan kanker paru-paru, saya mungkin akan merekomendasikan mereka untuk tidak mengonsumsi antioksidan ekstra," kata Bergo.

Peneliti menjelaskan, ketika tubuh mendeteksi kerusakan sel DNA yang dapat menyebabkan kanker, antioksidan melepaskan protein yang disebut p53. Dalam tes laboratorium yang melibatkan tikus dan sel kanker manusia, peneliti menemukan bahwa p53 menghentikan kerusakan DNA tersebut.

"Dengan mengurangi kerusakan DNA, antioksidan benar-benar membantu sel-sel kanker semakin menyebar," kata Professor of biochemistry and cell biology di University of Gothenburg, Per Lindahl.

Bagaimanapun, menurut Peter Campbell, Director of the Tumor Repository dari American Cancer Society menyampaikan bahwa tubuh manusia sebenarnya dapat menciptakan antioksidan sendiri yang diperoleh dari makanan.

(Fit/Abd)