Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Public Health Nutrition menemukan bahwa remaja yang melewatkan makan paginya, 68 persen berisiko memiliki sindrom metabolik atau gangguan medis yang meningkatkan risiko terkena penyakit kardiovaskular dan diabetes saat dewasa.
Sindrom metabolik disebut peneliti ditandai dengan obesitas di bagian perut, tekanan darah tinggi, kadar gula darah tinggi atau resistensi terhadap insulin. Menurut American Heart Association, satu dari tiga orang memiliki risiko ini bila melewatkan sarapan.
Seperti ditulis Foxnews, Minggu (2/2/2014), para peneliti di Universitas Umea di Swedia memulai studi ini pada 1981 dengan meminta 889 mahasiswa berusia 16 tahun untuk memberitahukan kebiasaan sarapannya.
"Secara keseluruhan 9,9 persen responden melaporkan kebiasaan buruk, termasuk melewatkan saraan dan menggantinya dengan minum sesuatu yang manis di pagi hari," tulis peneliti.
Pada 2008, para peneliti kembali memeriksa para peserta. Dan cukup mengejutkan, ada 68 persen remaja yang tidak sarapan memiliki gangguan sindrom metabolik. Untuk itu peneliti percaya bahwa perut buncit dan kadar gula darah tinggi terkait dengan melewatkan sarapan.
Meskipun studi lebih lanjut diperlukan, namun penulis utama studi dari Umea University, Maria Wennberg mengatakan bahwa dalam tidak sarapan akan memiliki efek negatif pada tingkat gula darah.
(Fit/Igw)
Sindrom metabolik disebut peneliti ditandai dengan obesitas di bagian perut, tekanan darah tinggi, kadar gula darah tinggi atau resistensi terhadap insulin. Menurut American Heart Association, satu dari tiga orang memiliki risiko ini bila melewatkan sarapan.
Seperti ditulis Foxnews, Minggu (2/2/2014), para peneliti di Universitas Umea di Swedia memulai studi ini pada 1981 dengan meminta 889 mahasiswa berusia 16 tahun untuk memberitahukan kebiasaan sarapannya.
"Secara keseluruhan 9,9 persen responden melaporkan kebiasaan buruk, termasuk melewatkan saraan dan menggantinya dengan minum sesuatu yang manis di pagi hari," tulis peneliti.
Pada 2008, para peneliti kembali memeriksa para peserta. Dan cukup mengejutkan, ada 68 persen remaja yang tidak sarapan memiliki gangguan sindrom metabolik. Untuk itu peneliti percaya bahwa perut buncit dan kadar gula darah tinggi terkait dengan melewatkan sarapan.
Meskipun studi lebih lanjut diperlukan, namun penulis utama studi dari Umea University, Maria Wennberg mengatakan bahwa dalam tidak sarapan akan memiliki efek negatif pada tingkat gula darah.
(Fit/Igw)