Akibat gaya hidup yang buruk seperti penyalahgunaan alkohol, konsumsi gula berlebih, dan obesitas, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi bakal ada 22 juta kasus kanker baru dalam kurun waktu 20 tahun ke depan.
Karena kanker disebabkan gaya hidup, setengah dari kasus kanker yang ada sebenarnya dapat dicegah. Dan saat ini, menjadi tugas teramat berat bagi masing-masing negara untuk mencegah terjadinya kasus kanker baru terjadi di kalangan masyarakatnya.
Untuk mencegah kasus kanker baru terjadi, beberapa negara kaya berusaha mengatasi biaya pengobatan spiral, dan perawatan untuk pasien. Negara berpendapatan rendah, dianggap tidak siap dengan beban masa datang ini.
Dengan begitu, beban terbesar berada di negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana populasi akan terus mengalami peningkatan.
Baik negara miskin mau pun negara kaya, keduanya harus memahami bahwa ada dua jenis kanker yang mengintai berdasarkan golongannya masing-masing.
Pertama, kanker yang dipicu oleh infeksi seperti kanker serviks, yang masih sangat lazim terjadi di negara miskin yang tidak memiliki skrining, apalagi vaksin HPV.
Kedua, kanker yang disebabkan gaya hidup pada kalangan menengah seperti penggunaaan tembakau, konsumsi alkohol, dan makanan yang diproses, serta kurangnya aktivitas fisik.
"Dengan meningkatnya penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, dan makanan yang diproses, serta aktivitas yang kurang, memicu terjadinya kanker paru-paru yang berkaitan dengan itu," kata Direktur Umum WHO, Margaret Chan, seperti dikutip The Guardian, pada Selasa (4/2/2014).
(Adt/Abd)
Baca juga:
Ratusan Orang Ramaikan `World Cancer Day` di RSCM
Rokok Juga Hambat Proses Pengobatan Kanker
Kanker Tak Akan Jadi `Penyakit Mahal`, Bila?
Mitos tentang Kanker yang Perlu Diluruskan
Di RSCM, Kanker Serviks Paling `Ngetop`
Karena kanker disebabkan gaya hidup, setengah dari kasus kanker yang ada sebenarnya dapat dicegah. Dan saat ini, menjadi tugas teramat berat bagi masing-masing negara untuk mencegah terjadinya kasus kanker baru terjadi di kalangan masyarakatnya.
Untuk mencegah kasus kanker baru terjadi, beberapa negara kaya berusaha mengatasi biaya pengobatan spiral, dan perawatan untuk pasien. Negara berpendapatan rendah, dianggap tidak siap dengan beban masa datang ini.
Dengan begitu, beban terbesar berada di negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana populasi akan terus mengalami peningkatan.
Baik negara miskin mau pun negara kaya, keduanya harus memahami bahwa ada dua jenis kanker yang mengintai berdasarkan golongannya masing-masing.
Pertama, kanker yang dipicu oleh infeksi seperti kanker serviks, yang masih sangat lazim terjadi di negara miskin yang tidak memiliki skrining, apalagi vaksin HPV.
Kedua, kanker yang disebabkan gaya hidup pada kalangan menengah seperti penggunaaan tembakau, konsumsi alkohol, dan makanan yang diproses, serta kurangnya aktivitas fisik.
"Dengan meningkatnya penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, dan makanan yang diproses, serta aktivitas yang kurang, memicu terjadinya kanker paru-paru yang berkaitan dengan itu," kata Direktur Umum WHO, Margaret Chan, seperti dikutip The Guardian, pada Selasa (4/2/2014).
(Adt/Abd)
Baca juga:
Ratusan Orang Ramaikan `World Cancer Day` di RSCM
Rokok Juga Hambat Proses Pengobatan Kanker
Kanker Tak Akan Jadi `Penyakit Mahal`, Bila?
Mitos tentang Kanker yang Perlu Diluruskan
Di RSCM, Kanker Serviks Paling `Ngetop`