Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi optimistis target jumlah peserta Jaminan Kesehatan Nasional yang mencapai sebanyak 121 juta jiwa pada 2014 bakal tercapai.
"Saat ini, jumlah peserta JKN secara nasional sudah ada sebanyak 119 juta orang," katanya di Semarang, seperti dikutip dari Antara, Rabu (5/2/2014).
Hal itu diungkapkannya di sela-sela Ramah Tamah dan Dialog Menteri Kesehatan RI dengan Jajaran Kesehatan di Jawa Tengah yang digelar di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi Semarang.
Sistem JKN merupakan penyatuan dari berbagai program kesehatan pemerintah, seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, dan Asuransi Kesehatan.
Menurut Nafsiah, sebenarnya pemerintah pusat, termasuk pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sudah melakukan sosialisasi berkaitan dengan JKN kepada masyarakat, tetapi mungkin masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, kata dia, kekurangan-kekurangan yang masih ada dalam upaya sosialisasi JKN selama ini akan dibenahi, dan selanjutnya akan lebih ditingkatkan dan digencarkan.
Menkes mengakui sejauh ini memang masih ada kekurangan dan keluhan masyarakat dalam pelayanan JKN di lapangan karena sistem ini baru berjalan satu bulan dan masih dalam masa transisi.
"Pada masa transisi ini, kami lebih menggunakan pendekatan kemanusiaan karena program JKN ini harus lebih baik dari program kesehatan yang ada sebelumnya," katanya.
Nantinya, kata Nafsiah, penerapan JKN akan terus diperluas sehingga diharapkan seluruh rakyat Indonesia pada 2019 mendatang sudah tercover keanggotaan JKN.
Sementara itu, Kepala Divisi Regional VI BPJS Jateng-DIY Andayani Budi Lestari menyebutkan sampai saat ini peserta JKN di wilayah itu sudah mencapai 18 juta jiwa atau sekitar 53 persen dari jumlah penduduk.
Jumlah tersebut, kata dia, sudah termasuk peserta JKN mandiri yang setidaknya mencapai 100 ribu orang.
Dalam sehari, kata dia, setidaknya ada sekitar 4.000 orang di wilayah Jateng-DIY yang mendaftarkan diri sebagai peserta JKN sejak awal dibuka pendaftarannya, atau sekitar 25 hari kerja.
"Kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN memang masih perlu ditingkatkan lagi. Sebab, masyarakat bisa menjadi JKN mandiri dengan biaya yang cukup terjangkau," katanya.
Setiap peserta JKN, kata Andayani, bisa dilayani di 1.900 layanan kesehatan yang sudah bekerja sama dengan JKN, seperti puskesmas, rumah sakit (RS), baik milik pemerintah maupun swasta, dan dokter keluarga.
"Saat ini, jumlah peserta JKN secara nasional sudah ada sebanyak 119 juta orang," katanya di Semarang, seperti dikutip dari Antara, Rabu (5/2/2014).
Hal itu diungkapkannya di sela-sela Ramah Tamah dan Dialog Menteri Kesehatan RI dengan Jajaran Kesehatan di Jawa Tengah yang digelar di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Kariadi Semarang.
Sistem JKN merupakan penyatuan dari berbagai program kesehatan pemerintah, seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, dan Asuransi Kesehatan.
Menurut Nafsiah, sebenarnya pemerintah pusat, termasuk pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sudah melakukan sosialisasi berkaitan dengan JKN kepada masyarakat, tetapi mungkin masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, kata dia, kekurangan-kekurangan yang masih ada dalam upaya sosialisasi JKN selama ini akan dibenahi, dan selanjutnya akan lebih ditingkatkan dan digencarkan.
Menkes mengakui sejauh ini memang masih ada kekurangan dan keluhan masyarakat dalam pelayanan JKN di lapangan karena sistem ini baru berjalan satu bulan dan masih dalam masa transisi.
"Pada masa transisi ini, kami lebih menggunakan pendekatan kemanusiaan karena program JKN ini harus lebih baik dari program kesehatan yang ada sebelumnya," katanya.
Nantinya, kata Nafsiah, penerapan JKN akan terus diperluas sehingga diharapkan seluruh rakyat Indonesia pada 2019 mendatang sudah tercover keanggotaan JKN.
Sementara itu, Kepala Divisi Regional VI BPJS Jateng-DIY Andayani Budi Lestari menyebutkan sampai saat ini peserta JKN di wilayah itu sudah mencapai 18 juta jiwa atau sekitar 53 persen dari jumlah penduduk.
Jumlah tersebut, kata dia, sudah termasuk peserta JKN mandiri yang setidaknya mencapai 100 ribu orang.
Dalam sehari, kata dia, setidaknya ada sekitar 4.000 orang di wilayah Jateng-DIY yang mendaftarkan diri sebagai peserta JKN sejak awal dibuka pendaftarannya, atau sekitar 25 hari kerja.
"Kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN memang masih perlu ditingkatkan lagi. Sebab, masyarakat bisa menjadi JKN mandiri dengan biaya yang cukup terjangkau," katanya.
Setiap peserta JKN, kata Andayani, bisa dilayani di 1.900 layanan kesehatan yang sudah bekerja sama dengan JKN, seperti puskesmas, rumah sakit (RS), baik milik pemerintah maupun swasta, dan dokter keluarga.