Sukses

Trik yang Bisa Bikin Anak Doyan Sayur-sayuran

Anak-anak banyak yang tak senang sayur-sayuran. Menggunakan trik dengan saus keju ataupun sejenisnya bisa membuat anak doyan sayur.

Banyak anak yang tak menggemari sayur-sayuran. Berbagai trik dilakukan orangtua agar anak-anaknya mau menyentuh sayur dengan menambahi makanan itu dengan saus keju, selai kacang atau sejenisnya. Ternyata, trik ini membuat anak-anak lebih positif dengan sayur-sayuran.

Anak-anak prasekolah yang diperkenalkan kubis Brussel dengan disajikan bersama krim keju yang disebarkan di sayuran pahit itu paling sering mengatakan mereka menyukainya dan makan lebih banyak. Bahkan ketika sayur-sayuran itu dibiarkan polos.

Strategi memasangkan sesuatu yang baru bisa mendorong anak-anak dan orang dewasa untuk lebih banyak makan sayur-sayuran dan buah-buahan seperti dikutip ReutersHealth, Jumat (6/2/2014).

"Ini berpotensi mengubah kebiasaan makan anak-anak, termasuk makan lebih banyak sayuran, dan pada gilirannya akan mempengaruhi obesitas," kata Psikolog di Arizona State University, Elizabeth Capaldi-Phillips.

Penelitian ini dipublikasikan di Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics.

Dalam penelitian itu, orangtua dari 29 anak-anak usia 3 sampai 5 tahun mengisi survei tentang pandangan anak-anak terhadap 11 sayuran, termasuk apakah mereka suka atau tidak sayur-sayuran atau belum pernah mencobanya.

Kembang kol dan kubis Brussels merupakan sayuran yang kebanyakan anak-anak tak mencobanya.

Anak-anak kemudian diberikan baik kembang kol atau kubis Brussel sekali per hari selama tujuh hari, dan makan dalam kelompok dengan lima atau enam anak yang dipimpin oleh seorang peneliti atau guru.

Sayuran tersebut direbus, kemudian disajikan polos, dengan krim keju tanpa gula atau dengan krim keju manis.

Setelah itu, anak-anak diberi sayuran biasa. Hasilnya, anak-anak yang diberikan kubis Brussel dengan krim keju menyukainya dibandingkan yang diberikan sayuran polos.

Setelah masa pengkondisian, ketika anak-anak diberi sayuran biasa, orang-orang yang sebelumnya mengatakan mereka " menyukai" kubis Brussel makan lebih dari mereka dibanding anak-anak yang telah menyatakan tidak suka.

"Anak-anak mengembangkan preferensi makanan di usia muda, namun cenderung pilih pada usia ini. Jadi penting mempertahankan kebiasaan sehat agar bertahan sampai dewasa," kata peneliti Devina Wadhera.

"Ini tugas kita sebagai orangtua, sebagai pendidik untuk membuat mereka menerima makanan baru pada saat ini," tulisnya.

(Mel/Abd)