Setelah mengukir prestasi di Kerajaan Inggris, Gamal Albinsaid (24) akan mengembangkan program Klinik Asuransi Sampahnya di beberapa kota. Dokter magang di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang ini mengatakan program ini dilatarbelakangi oleh keprihatinannya pada belum meratanya layanan kesehaan.
"Di Indonesia kita punya permasalahan yang besar soal pembiayaan kesehatan, alokasi negara hanya 2 sampai 3 persen padahal WHO beri standar minimal 5 persen. Belum lagi banyak anggota masyarakat yang lebih dari 60 persen tidak punya asuransi kesehatan," kata Pria kelahiran Malang, 08 September 1989 ini saat berkunjung ke kantor redaksi Liputan6.com, Senayan, Jakarta, Selasa (11/2/2014).
Selain masalah tersebut, Gamal mengatakan penghasilan masyarakat di Indonesia masih berada di tingkat menengah ke bawah. "Low middle income, saya baca 18 persen penghasilan masyarakat itu di bawah 1 USD per hari dan hampir separuh dibawah 2 USD per hari. Jadi kita bisa melihat masalah pada pembiayaan kesehatan per rumah tangga per kapita," kata anak dari pasangan Eliza Abdat dan Saleh Arofan Albinsaid.
Gamal mengatakan penghasilan di Indonesia bila dibandingkan dengan Malaysia hanya satu perempatnya dan satu pertiga dari penghasilan masyarakat Thailand.
"Berangkat dari situ saya mengembangkan sebuah sistem keuangan yang memungkinkan setiap orang mendapatkan layanan kesehatan dari sumber daya rumah tangga mereka secara mandiri yaitu klinik asuransi sampah," kata pria lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang ini.
Seperti diketahui pada akhir Januari lalu tepatnya Jumat, 31 Januari 2014 Gamal mendapatkan penghargaan HRH The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneurship First Winner 2014 atas program Klinik Asuransi Sampah miliknya bersama rekan di Indonesia Medika.
(Mia/Abd)
"Di Indonesia kita punya permasalahan yang besar soal pembiayaan kesehatan, alokasi negara hanya 2 sampai 3 persen padahal WHO beri standar minimal 5 persen. Belum lagi banyak anggota masyarakat yang lebih dari 60 persen tidak punya asuransi kesehatan," kata Pria kelahiran Malang, 08 September 1989 ini saat berkunjung ke kantor redaksi Liputan6.com, Senayan, Jakarta, Selasa (11/2/2014).
Selain masalah tersebut, Gamal mengatakan penghasilan masyarakat di Indonesia masih berada di tingkat menengah ke bawah. "Low middle income, saya baca 18 persen penghasilan masyarakat itu di bawah 1 USD per hari dan hampir separuh dibawah 2 USD per hari. Jadi kita bisa melihat masalah pada pembiayaan kesehatan per rumah tangga per kapita," kata anak dari pasangan Eliza Abdat dan Saleh Arofan Albinsaid.
Gamal mengatakan penghasilan di Indonesia bila dibandingkan dengan Malaysia hanya satu perempatnya dan satu pertiga dari penghasilan masyarakat Thailand.
"Berangkat dari situ saya mengembangkan sebuah sistem keuangan yang memungkinkan setiap orang mendapatkan layanan kesehatan dari sumber daya rumah tangga mereka secara mandiri yaitu klinik asuransi sampah," kata pria lulusan Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang ini.
Seperti diketahui pada akhir Januari lalu tepatnya Jumat, 31 Januari 2014 Gamal mendapatkan penghargaan HRH The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneurship First Winner 2014 atas program Klinik Asuransi Sampah miliknya bersama rekan di Indonesia Medika.
(Mia/Abd)