Trauma berat akan dialami para wanita yang didiagnosa kanker leher rahim (serviks). Untuk itu, dibutuhkan dukungan dari suami entah dalam dengan merawat, menemani berobat atau cara-cara lain yang bisa dilakukan.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Linda Amalia Sari, S.IP atau kerap disapa Linda Gumelar mengatakan bahwa dukungan dari keluarga terhadap wanita dengan kanker serviks saja tidak cukup, kalau suaminya sendiri tidak memberikan perhatian yang sama.
"Peran keluarga terutama suami, sangat diperlukan dalam menjaga agar penderita, di mana itu adalah istrinya sendiri, tidak merasa stres berkepanjangan. Karena hal itu bisa mengakibatkan makin parahnya kondisi kesehatan para wanita sendiri," kata Linda dalam acara 'Seminar Awam Kanker Leher Rahim Bersama Soho Global Health' di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Jakarta, Jumat (14/2/2014).
Kanker leher rahim, lanjut Linda, merupakan isu kesehatan yang terkait dengan kesehatan reproduksi wanita. Sedangkan hak reproduksi adalah hak yang dimiliki wanita untuk mendapatkan pengetahuan perihal kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual sebagai bagian dari keseluruhan kehidupan.
"Pengambilan keputusan dalam kehidupan reproduksi dan keamanan dalam kehidupan seksual dan reproduksi," kata Linda melanjutkan.
Dijelaskan lagi oleh Linda, wanita yang positif menderita penyakit berbahaya ini akan mengalami penurunan dalam hal kualitas hidupnya.
Linda Gumelar kembali menerangkan bahwa penyakit ini akan menambah panjang deretan masalah yang dihadapi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup wanita Indonesia.
(Adt/Mel)
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Linda Amalia Sari, S.IP atau kerap disapa Linda Gumelar mengatakan bahwa dukungan dari keluarga terhadap wanita dengan kanker serviks saja tidak cukup, kalau suaminya sendiri tidak memberikan perhatian yang sama.
"Peran keluarga terutama suami, sangat diperlukan dalam menjaga agar penderita, di mana itu adalah istrinya sendiri, tidak merasa stres berkepanjangan. Karena hal itu bisa mengakibatkan makin parahnya kondisi kesehatan para wanita sendiri," kata Linda dalam acara 'Seminar Awam Kanker Leher Rahim Bersama Soho Global Health' di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Jakarta, Jumat (14/2/2014).
Kanker leher rahim, lanjut Linda, merupakan isu kesehatan yang terkait dengan kesehatan reproduksi wanita. Sedangkan hak reproduksi adalah hak yang dimiliki wanita untuk mendapatkan pengetahuan perihal kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual sebagai bagian dari keseluruhan kehidupan.
"Pengambilan keputusan dalam kehidupan reproduksi dan keamanan dalam kehidupan seksual dan reproduksi," kata Linda melanjutkan.
Dijelaskan lagi oleh Linda, wanita yang positif menderita penyakit berbahaya ini akan mengalami penurunan dalam hal kualitas hidupnya.
Linda Gumelar kembali menerangkan bahwa penyakit ini akan menambah panjang deretan masalah yang dihadapi dalam upaya meningkatkan kualitas hidup wanita Indonesia.
(Adt/Mel)