Anak laki-laki bisa mengalami kebotakan tiba-tiba. Kondisi tersebut bisa menghancurkan mentalnya dan menyebabkan tak mau ke sekolah serta merasa terisolasi secara sosial.
Dalam kasus yang parah, anak-anak ini bisa bunuh diri karena merasa tak bahagia dengan adanya area botak di kepalanya.
Hal ini disampaikan Profesor Rodney Sinclair, yang telah mempelajari dampak psikologis dari alopecia areata, penyakit auto-imun yang menyebabkan kebotakan.
Empat anak laki-laki Australia pada 2011 memilih mengakhiri hidupnya akibat kebotakan. Dua dari empat anak laki-laki yang bunuh diri masih berusia 14 tahun. Yang lainnya berusia 16 dan 17 tahun. "Orang dewasa tak mengerti bagaimana itu bisa menghancurkan," kata Sinclair seperti dikutip dari AAP, Selasa (18/2/2014).
Menurut Profesor Sinclair yang merupakan Direktur Dermatology di Epworth Hospital di Melbourne, area melingkar di kepala bisa berkembang dalam semalam. Pengaruhnya pada anak-anak gadis berbeda. Biasanya anak gadis lebih bertahan dibanding anak laki-laki. Namun sayangnya, kebotakan kecil sering terlihat pada anak lelaki.
"Gadis dengan 40 sampai 50 persen yang rambutnya rontok bisa menyembunyikan sepenuhnya," kata Profesor Sinclair.
Meski tak ada yang menggoda dan mengejeknya, lanjut Profesor Sinclair, anak-anak cenderung malu dan khawatir dengan pikiran orang lain. Dokter dan orangtua harus menyadari bahwa lelaki muda dan anak laki-laki yang cepat mengalami alopecia areata berada pada risiko tertentu.
Masalah umum yang dirasakan anak-anak ini seperti citra diri yang buruk, kesedihan, kehilangan, dan gangguan tidur. "Salah satu frustasi terbesar yang tak bisa diprediksi," ujar Profesor Sinclair.
Rambut bisa rontok dan tumbuh kembali dan rontok lagi. Biasanya puncaknya pada usia 6 sampai 8 tahun dan dialami lagi di usia 16 tahun. Pada kasus yang jarang terjadi adalah semua rambut di tubuh rontok secara permanen.
"Anak-anak dan orangtua perlu rekomendasi untuk pengobatan dan bagaimana menyamarkan kebotakan mereka. Mereka mungkin juga perlu dukungan psikologis," kata Profesor Sinclair.
"Kami percaya intervensi dini dengan kortison bisa menumbuhkan kembali dan mencegah kehilangan di masa depan.
"Orangtua harus segera ke dokter jika anak mereka mengembangkan botak yang tak bisa dijelaskan," katanya.
(Mel/Abd)
Dalam kasus yang parah, anak-anak ini bisa bunuh diri karena merasa tak bahagia dengan adanya area botak di kepalanya.
Hal ini disampaikan Profesor Rodney Sinclair, yang telah mempelajari dampak psikologis dari alopecia areata, penyakit auto-imun yang menyebabkan kebotakan.
Empat anak laki-laki Australia pada 2011 memilih mengakhiri hidupnya akibat kebotakan. Dua dari empat anak laki-laki yang bunuh diri masih berusia 14 tahun. Yang lainnya berusia 16 dan 17 tahun. "Orang dewasa tak mengerti bagaimana itu bisa menghancurkan," kata Sinclair seperti dikutip dari AAP, Selasa (18/2/2014).
Menurut Profesor Sinclair yang merupakan Direktur Dermatology di Epworth Hospital di Melbourne, area melingkar di kepala bisa berkembang dalam semalam. Pengaruhnya pada anak-anak gadis berbeda. Biasanya anak gadis lebih bertahan dibanding anak laki-laki. Namun sayangnya, kebotakan kecil sering terlihat pada anak lelaki.
"Gadis dengan 40 sampai 50 persen yang rambutnya rontok bisa menyembunyikan sepenuhnya," kata Profesor Sinclair.
Meski tak ada yang menggoda dan mengejeknya, lanjut Profesor Sinclair, anak-anak cenderung malu dan khawatir dengan pikiran orang lain. Dokter dan orangtua harus menyadari bahwa lelaki muda dan anak laki-laki yang cepat mengalami alopecia areata berada pada risiko tertentu.
Masalah umum yang dirasakan anak-anak ini seperti citra diri yang buruk, kesedihan, kehilangan, dan gangguan tidur. "Salah satu frustasi terbesar yang tak bisa diprediksi," ujar Profesor Sinclair.
Rambut bisa rontok dan tumbuh kembali dan rontok lagi. Biasanya puncaknya pada usia 6 sampai 8 tahun dan dialami lagi di usia 16 tahun. Pada kasus yang jarang terjadi adalah semua rambut di tubuh rontok secara permanen.
"Anak-anak dan orangtua perlu rekomendasi untuk pengobatan dan bagaimana menyamarkan kebotakan mereka. Mereka mungkin juga perlu dukungan psikologis," kata Profesor Sinclair.
"Kami percaya intervensi dini dengan kortison bisa menumbuhkan kembali dan mencegah kehilangan di masa depan.
"Orangtua harus segera ke dokter jika anak mereka mengembangkan botak yang tak bisa dijelaskan," katanya.
(Mel/Abd)