Masalah obesitas pada anak bukanlah hal sepele. Selain berisiko menderita banyak penyakit, anak obesitas juga cenderung sulit diubah pola hidupnya. Apalagi jika ada faktor genetik. Maka itu, perlu adanya skrining genetik sejak usia dini.
Seperti disampaikan oleh Dr.dr. Lanny Christine Gultom, Sp.A bahwa pemeriksaan dini untuk mengetahui pengaruh gen orangtua pada anak obesitas semestinya sudah bisa dilakukan sejak usia anak 10 tahun.
"Masalah genetik ini harus diperiksa sebenarnya. Meskipun belum lazim, tapi kita perlu lihat kecendrungan masalah penyakit pada anak sejak dini. Dan skrining genetik bisa dilakukan saat usia anak 10 tahun di Lembaga Biologi Molekul Eijkman," kata Lanny saat ditemui di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rabu (19/2/2014).
Lanny menjelaskan, peran genetik terhadap anak obesitas itu sangat besar. Terbukti dalam penelitiannya, faktor genetik seperti apoliprotein E (apo E) ternyata membuat kegagalan tata laksana dalam remaja dengan dislipidemia (peningkatan kadar kolesterol jahat, trigleserida atau LDL dalam darah).
"Harusnya ada lifestyle changes dulu, tapi kita nggak bisa tahu kalau kita tidak pernah periksa jenis genetik apakah kita, apo 3 atau 4 (jenis apo E)? sehingga jika ada anak obesitas, kita tetap akan menyarankan untuk latihan fisik dam diet dulu secara optimal. Kalau belum berhasil, kita lihat latihan dan dietnya. Kalau sudah dikontrol tapi belum ada penurunan kadar lipid, berarti kita harus berpikir ini ada peran genetik," jelasnya.
Lanny juga menjelaskan, pemeriksaan genotip apo E dilakukan apabila tidak terdapat perbaikan kadar kolesterol total trigliserida maupun kolesterol LDL darah.
"Jika pemeriksaan genotip apo E memberikan hasil alel apo E2, maka latihan fisik dan diet NCEP step II tetap dilanjutkan dan diberikan obat penurun kadar lipid darah. Kalau pemeriksaan mengeluarkan hasil apo E3, kita berikan intervensi latihan fisik dan diet. Tapi jika pemeriksaan genotip apo E memberikan hasil alel apo E4, maka perlu dilakukan penilaian kadar trigliserida darah," ungkapnya," tambahnya.
(Fit/Abd)
Seperti disampaikan oleh Dr.dr. Lanny Christine Gultom, Sp.A bahwa pemeriksaan dini untuk mengetahui pengaruh gen orangtua pada anak obesitas semestinya sudah bisa dilakukan sejak usia anak 10 tahun.
"Masalah genetik ini harus diperiksa sebenarnya. Meskipun belum lazim, tapi kita perlu lihat kecendrungan masalah penyakit pada anak sejak dini. Dan skrining genetik bisa dilakukan saat usia anak 10 tahun di Lembaga Biologi Molekul Eijkman," kata Lanny saat ditemui di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Rabu (19/2/2014).
Lanny menjelaskan, peran genetik terhadap anak obesitas itu sangat besar. Terbukti dalam penelitiannya, faktor genetik seperti apoliprotein E (apo E) ternyata membuat kegagalan tata laksana dalam remaja dengan dislipidemia (peningkatan kadar kolesterol jahat, trigleserida atau LDL dalam darah).
"Harusnya ada lifestyle changes dulu, tapi kita nggak bisa tahu kalau kita tidak pernah periksa jenis genetik apakah kita, apo 3 atau 4 (jenis apo E)? sehingga jika ada anak obesitas, kita tetap akan menyarankan untuk latihan fisik dam diet dulu secara optimal. Kalau belum berhasil, kita lihat latihan dan dietnya. Kalau sudah dikontrol tapi belum ada penurunan kadar lipid, berarti kita harus berpikir ini ada peran genetik," jelasnya.
Lanny juga menjelaskan, pemeriksaan genotip apo E dilakukan apabila tidak terdapat perbaikan kadar kolesterol total trigliserida maupun kolesterol LDL darah.
"Jika pemeriksaan genotip apo E memberikan hasil alel apo E2, maka latihan fisik dan diet NCEP step II tetap dilanjutkan dan diberikan obat penurun kadar lipid darah. Kalau pemeriksaan mengeluarkan hasil apo E3, kita berikan intervensi latihan fisik dan diet. Tapi jika pemeriksaan genotip apo E memberikan hasil alel apo E4, maka perlu dilakukan penilaian kadar trigliserida darah," ungkapnya," tambahnya.
(Fit/Abd)