Sukses

Lamaran Kerja Sering Ditolak, Sukses Bisnis 3 Penyandang Disabilitas Ini Inspiratif

3 penyandang disabilitas ini sukses dirikan kedai kopi.

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat nampaknya masih belum membuka hati terhadap penyandang disabilitas. Pasalnya, para difabel seringkali diremehkan kemampuannya hanya karena memiliki penampilan fisik yang berbeda.

Stereotip masyarakat masih saja berputar pada keterbatasan fisik yang dianggap tidak cocok disetarakan dengan orang normal.

Padahal, sama seperti orang biasa, penyandang disabilitas juga bisa berkreasi. Salah satu contohnya adalah kisah sukses 3 sosok berikut yang menyandang disabilitas tuli, yaitu Putri, Adhika dan Erwin.

2 dari 4 halaman

Lamaran kerja sering ditolak

Putri, Adhika dan Erwin adalah tiga bersahabat yang sayangnya tidak berkesempatan untuk menikmati anugerah indera pendengaran mereka. Ketiga sahabat ini seringkali dipandang sebelah mata oleh orang-orang sekitar. Bahkan saat melamar pekerjaan pun, mereka selalu dipinggirkan.

Ratusan berkas lamaran kerja mereka selalu ditolak hanya karena mereka adalah seorang tunarungu. Meski sempat mencicipi pekerjaan, Adhika seringkali mendapat perlakuan kurang menyenangkan di kantornya.

Namun, pengalaman pahit yang mereka alami itu tidak menjadi akhir dari perjuangan. Mereka yakin keterbatasannya tidak menjadi penghalang untuk meraih kesuksesan. Akhirnya, mereka mencari terobosan baru agar tidak menyia-nyiakan bakat mereka.

Dengan melihat peluang usaha yang ada, Putri, Adhika dan Erwin mencoba berbisnis franchise minuman kopi. Mengingat betapa besarnya peluang bisnis kedai kopi, ketiganya mengasah kemampuan untuk menyajikan kopi nikmat untuk pelanggan.

3 dari 4 halaman

Berawal dari hobi

Berawal dari hobi Adhika yang menyukai kopi, ketiganya berembug untuk mendirikan usaha yang kemudian diberi nama Kopi Tuli. Karena pengetahuan yang kurang, mereka rela berlatih meracik kopi terlebih dahulu.

Yang menarik dari Kopi Tuli adalah Putri, Adhika dan Erwin mengusung konsep yang berbeda dari kebanyakan kedai kopi. Mereka bertiga berperan menjadi barista tanpa adanya bantuan dari orang lain.

Adhika menekankan bahwa kedai kopinya itu adalah tempat untuk berkumpul para teman tuli dan teman dengar tanpa adanya perbedaan. Meski sempat melalui perdebatan membahas mesin yang digunakan, buktinya mereka kini telah sukses melebarkan sayap dengan membuka cabang kedua Kopi Tuli.

Dengan mendirikan Kopi Tuli, Putri, Adhika dan Erwin berharap teman-teman tuli tidak menyerah menjalani kehidupan meski dengan keterbatasan. Mereka yakin dengan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, semakin banyak teman tuli yang terbuka pikirannya untuk melakukan inovasi.

4 dari 4 halaman

Belajar bahasa isyarat bersama Kopi Tuli

 

Tak hanya dijadikan ladang usaha, Kopi Tuli pun membuka lebar kesempatan kepada teman dengar yang ingin belajar bahasa isyarat. Putri, Adhika dan Erwin siap mengajarkan cara menggunakan bahasa isyarat agar semakin banyak orang terbuka dengan penyandang disabilitas.

Kopi Tuli bisa dikunjungi di Jalan Krukut Raya no.70, Cinere, Depok atau cabang kedua di Kindo Square A9, Duren Tiga. Anda juga bisa sesekali mengunjungi akun Instagram resminya di @koptul.id.