Liputan6.com, Jakarta Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar bagi mahkluk hidup di bumi. Makanan sebagai sumber energi, dibutuhkan agar manusia dapat melakukan aktivitasnya sehari-hari dengan kondisi fit dan sehat. Sumber energi yang baik dan sehat bagi tubuh adalah makanan yang sehat dan diolah dengan teknik yang benar.
Baca Juga
Advertisement
Makanan yang tidak sehat akan berdampak langsung pada kesehatan tubuh manusia. Makanan yang dianggap sehat pun jika dikonsumsi secara berlebihan dan diolah dengan teknik yang salah, juga memungkinkan muncul penyakit dan gangguan lainnya pada tubuh.
Banyaknya anggapan terhadap makanan yang sehat, layak dikonsumsi dan tidak baik dikonsumsi membuat munculnya mitos-mitos tentang makanan. Makanan dan kesehatan adalah dua hal yang sering dikaitkan dalam mitos-mitos yang beredar.
Dilansir dari Her Beauty oleh Liputan6.com, Kamis (28/3/2019) berikut mitos-mitos makanan yang kerap dipercaya masyarakat padahal salah besar.
Mitos Makanan yang Kerap Dipercaya Masyarakat
1. Wortel adalah sayuran terbaik untuk mata
Apakah kamu kerap mendengar jika wortel baik untuk kesehatan mata? Namun dalam sebuah penelitian ilmiah menyatakan ternyata sayuran terbaik untuk kesehatan mata adalah sayuran hijau. Sayuran hijau jauh lebih efektif daripada wortel untuk menjaga mata tetap tajam dan cerah.
2. Diet tidak butuh lemak apapun
Bagi yang percaya hal ini, ternyata adalah mitos yang salah. Saat diet, tubuh juga membutuhkan asupan lemak yang baik.
Dalam kondisi diet, lemak dapat diperoleh dari kacang, biji-bijian dan dari ikan tertentu. Diet bukan berarti tidak ada lemak yang boleh dikonsumsi.
3. Karbohidrat dari biji-bjian buruk bagi tubuh
Tubuh yang berenergi sangat membutuhkan asupan dari makanan yang mengandung karbohidrat. Salah satu sumber karbohidrat yang baik berasal dari biji-bijian. Menurut studi ilmiah bahwa orang yang sering konsumsi biji-bijian terhindar 30% dari penyakit jantung.
Advertisement
Mitos Makanan yang Kerap Dipercaya Masyarakat
4. Vitamin C bisa lindungi diri dari masuk angin
Beberapa orang percaya bahwa vitamin C bisa bantu lindungi tubuh dari masuk angin. Namun dalam sebuah studi ilmiah mengatakan bahwa vitamin C tidak memberikan pengaruh dan efek apapun pada tubuh manusia untuk melindunginya dari masuk angin. Selain itu juga tidak berpengaruh untuk menghindari flu.
5. Kopi bisa hambat pertumbuhan
Ini juga salah satu mitos yang sering didengar. Namun dalam sebuah studi, kopi tidak berpengaruh pada kecepatan pertumbuhan pada anak-anak.
Makan makanan yang sehat dan seimbang adalah faktor utama seorang anak tumbuh dengan sehat. Terlebih saat usia produktif pertumbuhan tubuhnya yang tumbuh tinggi.
6. Buah beku dianggap tidak sehat daripada buah segar
Mengonsumsi buah beku maupun buah segar sebenarnya memiliki kandungan nutrisi yang sama. Pada buah tertentu, justru buah dalam kondisi beku lebih baik karena buah ini mempertahankan lebih banyak vitamin dan mineralnya. Buah segar akan lebih baik dikonsumsi langsung tanpa jeda waktu yang lama agar nutrisinya tetap segar.
Mitos Makanan yang Kerap Dipercaya Masyarakat
7. Tidak konsumsi sayur putih
Contoh sayur putih seperti kentang, bawang dan jamur. Menurut studi ilmiah, memang benar bahwa harus menghindari makanan sayur putih di dalam satu piring setiap makan.
Mengonsumsi sayur putih baik untuk anti-oksidan dan kebutuhan serat pada tubuh. Mitos untuk menghindari konsumsi sayuran putih adalah tidak benar karena tubuh memerlukan asupannya.
8. Permen karet akan dicerna selama 7 tahun di tubuh
Larangan untuk menelan permen karet bukan karena mitos bahwa permen karet tersebut membutuhkan 7 tahun untuk diproses dalam tubuh. Proses pencernaan permen karet yang tak sengaja tertelan atau permen yang memiliki tekstur seperti karet (kenyal) akan habis dan hancur juga.
9. Susu baik untuk kekuatan tulang
Ini adalah salah satu manfaat susu yang sering didengar oleh banyak orang. Ahli gizi meneliti bahwa ada banyak sumber makanan yang jauh lebih memberikan pengaruh untuk kesehatan tulang.
Bahkan beberapa susu tertentu justru bisa menghilangkan kalsium pada tulang, sehingga meningkatkan resiko patah tulang sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing.
Advertisement