Sukses

Viral Driver Ojol Difabel Gunakan Kursi Roda, Ini Kisah di Baliknya

Cerita Sumaiyah seorang driver ojol difabel yang gunakan kursi roda elektrik.

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini, ramai diperbincangkan driver ojol yang gunakan kursi roda elektrik saat bekerja. Ceritanya viral setelah seorang pelanggan membagikan pengalamannya bertemu dengan driver difabel yang penuh semangat tersebut.

Lantas, sosoknya itu menarik perhatian banyak orang. Dikutip Liputan6.com dari akun Facebook Berita Harian Singapura, Sabtu (6/4/2019), driver difabel yang diketahui bernama Sumaiyah binte Ghazali itu menceritakan kisah inspiratifnya.

Rupanya, dirinya baru bergabung dengan Grab selama 4 bulan ini. Wanita berusia 40 tahun tersebut menceritakan penyebab dirinya menggunakan kursi roda untuk bekerja. Usut punya usut, Sumaiyah lahir dengan kaki keluar lebih dahulu.

2 dari 4 halaman

Tetap bekerja meski derita penyakit Celebral palsy

Karenanya, Sumaiyah selama 40 tahun ini hidup dengan penyakit Celebral palsy, yaitu gangguan otot yang disebabkan oleh perkembangan abnormal pada otak. Namun, penyakit tersebut tak lantas menghalangi kegigihan Sumaiyah untuk tetap bekerja.

Meski keadaan kakinya tidak memungkinkan untuk beraktivitas seperti orang normal, Sumaiyah memanfaatkan teknologi berupa kursi roda elektrik yang bisa mengantarnya kemanapun ia pergi.

Dirinya mengaku bahwa ia termotivasi untuk menjadi driver GrabFood karena pekerjaan tersebut membuatnya mandiri dan membuahkan hasil untuk ia tabung. Di balik keterbatasannya itu, Sumaiyah memiliki tekad yang besar. Ia ingin bekerja agar setidaknya dirinya punya peran yang positif dalam keluarganya.

Terlebih lagi, Sumaiyah sangat ingin mentraktir orangtuanya dengan uang hasil jerih payahnya sendiri. Padahal, Sumaiyah berasal dari keluarga yang berkecukupan sehingga orangtuanya tidak memaksa dirinya untuk bekerja.

3 dari 4 halaman

Banyak rintangan yang Sumaiyah hadapi

Sebelum bekerja sebagai driver GrabFood, Sumaiyah sempat bekerja di kantor. Namun, karena jari-jemarinya lemah, rekan kerjanya seringkali menjadi tidak sabar karena menganggapnya lambat. Alhasil, ia mencoba peruntungan di GrabFood.

Baginya, dengan bergabung menjadi mitra moda transportasi tersebut, ia merasa lebih berguna bagi masyarakat. Akan tetapi, banyak rintangan yang harus ia hadapi saat menjajal pekerjaan barunya itu.

Misalnya, saat hujan dan angin kencang. Ia harus membuka payung dan menahannya agar tidak tertiup angin. Terkadang, payungnya membawa manfaat untuknya karena bisa ia gunakan untuk mengetuk pintu saat ia sulit menjangkau.

4 dari 4 halaman

Berharap masyarakat khususnya pelanggan menerima keadaannya

Sumaiyah mengimbuhkan bahwa ia ingin para pelanggan lebih mengerti dengan keadaannya. Khususnya saat mereka tahu bahwa ia yang akan mengantar pesanan. Sumaiyah menjelaskan,

“Maaf. Bukannya saya tidak mau bergerak dengan cepat, tapi saya adalah penyandang disabilitas. Jadi saya tidak bisa mengestimasi lama waktu saya akan mengantar pesanan. Terlebih lagi, saya juga bergantung pada keadaan lalu lintas dan waktu perjalanan bus. Semuanya butuh waktu.” Imbuhnya.

“Kepada semua pelanggan, jika Anda melihat nama saya, Sumaiyah B, saya mengharapkan kerjasama Anda untuk bersabar dan memahami keadaan para difabel seperti saya. Yang pergerakannya cukup lambat. Saya akan berusaha untuk mengantarkan pesanan Anda secepat mungkin.” Ungkapnya.