Liputan6.com, Jakarta Lebih dari ratusan tahun yang lalu, Meksiko membangun sebuah penjara di tengah laut yang jika ditempuh dengan kapal akan memakan waktu 8 jam dari Kepulauan Maria. Namun, timbul kontroversi semenjak pemeritahan yang baru mencoba untuk menutup penjara ini.
Baca Juga
Advertisement
Pasalnya, para narapidana enggan meninggalkan penjara tropis ini. Padahal, biasanya narapidana begitu menantikan waktu kebebasan agar segera terlepas dari belenggu penjara yang membosankan.
Akan tetapi, ada hal terduga yang membuat para napi betah berlama-lama di sini. Usut punya usut, pemerintah Meksiko menilai kepulauan ini terlalu indah untuk dijadikan tempat hukuman para kriminal. Apalagi jika dibuat tempat penyiksaan.
Penjara bernuansa tempat liburan
Isla Maria Madre dikelilingi oleh perairan yang tenang yang dihuni oleh banyak burung pelikan, iguana, dan spesies fauna lain yang habitatnya di iklim tropis. Karena lokasinya yang dipenuhi keanekaragaman hayati, penjara ini dirasa lebih sesuai jika digunakan untuk pusat kebudayaan.
Padahal, para narapidana sudah terlalu nyaman tinggal di pulau ini. Jika biasanya penjara adalah tempat yang gelap dan menyeramkan, narapidana di sini justru merasa sedang berlibur. Di penjara ini, tidak ada jeruji yang membatasi gerak mereka.
Mereka bahkan mendapat akses untuk menikmati fasilitas gym di area terbuka. Selain itu, terdapat pula taman, bengkel khusus pelatihan pembuatan perkakas kayu, hingga kelas musik.
Para narapidana dibolehkan berkeliaran dengan bebas. Maka tak heran jika para narapidana enggan berpisah dengan tempat nyaman ini.
Advertisement
Ditutup menjadi Pusat Kebudayaan Jose Revueltas.
“Seperti yang Anda lihat, penjara ini tidak dikelilingi jeruji besi. Mereka diizinkan untuk berjalan berkeliling di waktu tertentu, mencari kesenangan, bermain basket atau sepak bola, menonton TV, datang ke tempat workshop.” Ungkap Gregorio Lopez, salah satu kepala keamanan.
Namun, apa boleh buat. Dikutip Liputan6.com dari AFP, Senin (8/4/2019), pada bulan Februari lalu, Presiden Andres Manuel Lopez Obrador telah membulatkan tekadnya untuk menutup penjara tersebut. Penjara yang didirikan pada tahun 1905 tersebut kini dijadikan pusat kebudayaan Jose Revueltas.
Alhasil, semua narapidana dipindahkan ke penjara lain. Beberapa narapidana yang waktu penahanannya hampir usai dibebaskan langsung oleh pemerintah mengikuti penutupan penjara ini.
“Mereka dengan bahagia menikmati hari-hari di sini karena bisa tinggal dengan keluarga baru mereka. Keputusan ini sudah pasti mengejutkan. Mereka sedih meninggalkan tempat ini.” ujar seorang penjaga penjara, Jose Becerra.