Liputan6.com, Jakarta Makna Jumat Agung sebagai hari Tri Suci merupakan salah satu rangkaian penting menuju Misa Kebangkitan Yesus atau Hari Paskah. Hari Tri Suci ini terdiri dari Kamis Putih, Jumat Agung dan Hari Paskah atau Malam Paskah.Â
Baca Juga
Hari Jumat Agung ini merupakan peringatan wafatnya Yesus Kristus yang memang meninggal pada Hari Jumat. Kematian Yesus Kristus yang disalib untuk kepentingan umatnya diperingati oleh umat Kristiani setiap tahunnya sebelum Malam Paskah.
Advertisement
Tidak sedikit umat Kristiani yang belum memahami makna dari Jumat Agung ini, bahkan kadang ada yang menganggap Jumat Agung sama dengan Malam Paskah, padahal keduanya merupakan suatu rangkaian yang berbeda.
Oleh karena itu, berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (19/4/2019) tentang makna Jumat Agung.Â
Pengertian Jumat Agung
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Jumat Agung merupakan peringatan waftanya Yesus Kristus di kayu salib setelah diadili. Setelah mengalami berbagai penyiksaan dan penderitaan akhirnya Yesus mati di Bukit Golgota di atas kayu salib.
Kematian tersebut dipercayai oleh umat kristiani sebagai bentuk penebusan dosa umat manusia.
Namun, peringatan Jumat Agung ini bukanlah momen untuk berduka cita, melainkan momen yang penuh cinta. Diceritakan di Alkitab, setelah Yesus mati dan dikuburkan, pada hari ketiga Ia bangkit dari kematian.
Nah, kebangkitan Yesus inilah nantinya yang sisebut dengan Hari Paskah, yang bertepatan dengan hari Minggu. Makna atau arti Paskah adalah Hari Kebangkitan.
Advertisement
1. Mengajarkan Tentang Pengampunan
Makna Jumat Agung yang pertama adalah mengajarkan kepada semua umat kristiani bahwa adanya pengampunan dari Tuhan. Dengan penyaliban Yesus Kristus ini, Tuhan memperlihatkan kecintaannya pada semua umat kristiani dengan mengampuni dosa dosa mereka.
Bahkan Yesus ketika masih hidup menunjukkan betapa pentingnya kasih bagi kehidupan. Ia selalu menolong dan mengasihi orang orang di sekitarnya. Bahkan ketika Ia menderita, Yesus meminta Allah Bapa untuk mengampuni orang yang bersalah tersebut.
Hal ini disebabkan karena Yesus tahu bahwa manusia merupakan makhlu yang sangat terbatas dan memiliki banyak kelemahan yang membuat mereka mudah terjerumus ke dalam dosa.
Yesus mengajarkan bahwa tidak ada gunanya menyimpan atau memendam kebencian kepada orang lain. Membalas kejahatan dengan kejahatan tidak akan mengubah apapun, yang ada hanya akan timbul kejahatan lainnya.
Dengan membalas kejahatan dengan kasih sayang, maka orang lain mungkin bisa berubah karena merasakan kasih.
Dengan memberikan kasih kepada orang lain, merupakan salah satu visi umat kristiani. Dengan memberikan kasih kepada orang lain, orang lain pun nantinya bisa menyebarkan kasih tersebut kepada orang yang lain lagi, sehingga dari hal yang kamu lakukan, mampu menyebarkan kasih kepada seluruh umat kristiani.
Tanpa memiliki kasih, maka semua kepercayaan dan pengharapan kamu hanya kana menjadi sia sia.
2. Mengajarkan Bahwa Penderitaan Bukanlah Akhir
Makna jumat agung yang kedua adalah bahwa penderitaan bukanlah akhir dari sebuah cerita. Setiap orang memiliki beban dan penderitaannya masing masing. Siapa saja yang ingin mengikuti Yesus Kristus, dikatakan harus juga siap memikul salibnya, atau beban dan penderitaannya.
Menjadi orang kristiani tidak menjanjikan akan hidup nyaman dan senang selalu. Banyak tantangan kehidupan yang harus kamu lalui. Nantinya bagaimana kamu memandang beban tersebutlah yang paling penting, apakah menjadi tantangan ataupun menjadi penderitaan.
Kamu harus percaya bahwa hidup memang dihiasi dnegan berbagai tantangan dan ujian. Jangan hanya berharap kepada kesenangan dan kemudahan semata. Dengan fokus terhadap tujuan kamu, makan kamu akan merasakan bahwa hidup memang harus berjuang dan nantinya suka cita akan datang juga bila kamu terus berusaha.
Dengan memperingati hari Jumat Agung dengan berjuang, dan menganggap penderitaan bukanlah akhir cerita, namun hanya awal perjalanan, maka kamu akan lebih memaknai hidup.
Advertisement
3. Sebagai Momen Membangun Mentalitas Pemenang
Hidup penuh dengan berbagai tantangan dan halangan. Seseorang hanya akan dikatakan sebagai pemenang apabila ia berhasil melewati tantangan atau halangan tersebut.
Dengan melewati tantangan dan halangan tersebut, seseorang bisa menuju ke tingkat selanjutnya dalam hidupnya. Dengan halangan dan tantangan tersebutlah nantinya kepribadian kamu akan terbentuk.
Kamu dapat belajar dari masalah atau ujian yang kamu hadapi dalam kehidupan sehari hari. Dengan menghadapi semua itu, kamu bisa memiliki pengalaman dan lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan.
Dengan inilah mentalitas pemenang bisa terbentuk. Orang yang sudah memiliki mental pemenang tahu bahwa dia harus berusaha keras sebelum mencapai tujuannya. Dengan melewati tantangan tantangan hidup, dia tahu akan bersuka cita bila berhasil nantinya.
Jumat Agung menjadi momen dimana umat kristiani seharusnya berbenah dan membentuk mentalitas pemenang. Jadi tidak hanya sekedar perayaan atau peringatan semata, tapi bisa menjadikan diri untuk berkembang ke tingkat selanjutnya.
Dengan menjadikan Yesus sebagai teladan, kamu harus yakin semua perjuangan kamu tidak akan sia sia.