Sukses

Kurangi Sampah Plastik, Kafe Ini Gunakan Bahan Unik yang Ramah Lingkungan untuk Sedotan

Penggunaan plastik semakin menjadi perhatian khusus karena dampak negatif yang ditimbulkan.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa bulan terakhir, kampanye untuk mengurangi sampah plastik terutama sedotan marak dilakukan di sejumlah wilayah di Indonesia. Bahkan beberapa rumah makan kini banyak yang tidak menyediakan sedotan guna turut mendukung aksi mengurangi sampah plastik ini.

Tak hanya di Indonesia sejumlah negara lain pun turut menggerakkan aksi kurangi sampah plastik khususnya penggunaan sedotan. Sedotan plastik dianggap sebagai salah satu sampah yang sangat berbahaya bagi lingkungan di bumi. Tak hanya menjadi masalah di daratan namun juga hingga di lautan.

Mengurangi penggunaan sedotan plastik menjadi cara paling mudah karena sedotan merupakan alat yang sering digunakan sehari-hari. Menanggapi masalah plastik yang merugikan, banyak pihak yang tergugah untuk menciptakan inovasi teknologi mengatasi permasalahan limbah plastik tersebut.

Salah satu pihak yang turut berinovasi adalah kafe ini. Alih-alih menggunakan sedotan plastik, mereka menciptakan sedotan yang ramah lingkungan. Berikut kisah lengkapnya, seperti yang dilansir Liputan6.com dari  World of Buzz, Selasa (30/4/2019).

2 dari 3 halaman

Inovasi kafe dengan Sedotan Unik

Sebuah kafe di Filipina tepatnya di Pulau Siargao mendadak menjadi viral di media sosial. Pasalnya, kafe ini menggunakan ‘Lukay’ yang merupakan sebutan sedotan alami pengganti sedotan plastik. Lukay adalah bahasa gaul dari masyarakat lokal untuk menyebutkan daun kelapa.

Awalnya kafe ini mempromosikan sedotan Lukay melalui akun media sosial Facebook-nya. Ide tersebut ternyata mampu menarik para netizen yang kemudian ramai dan telah dibagikan lebih dari 25.000 kali. Sedotan Lukay adalah sedotan yang terbuat dari daun kelapa yang tentu saja akan terurai dan tidak membahayakan lingkungan dan hewan terutama di lautan.

Manajer kafe, Sarah Tiu, adalah orang yang pertama kali memutuskan ide ini. Ia mengatakan bahwa terinspirasi saat berlibur ke Pulau Corregidor dan melihat penduduk lokal disana.

Kami membeli kelapa lalu mereka hanya memotong daun kelapanya kemudian membuatnya menjadi sedotan. Jadi kami meminta mereka mengajari pada kami. Gagasan tersebut sangat berkesan.” Ujar Sarah Tiu pada Inquirer.net dikutip dari World of Buzz.

3 dari 3 halaman

Para Pelanggan Tak Suka Sedotan Stainless

Sarah Tiu juga menambahkan bahwa kafe itu telah mencoba untuk mengganti sedotan plastik dengan stainless steel dan sedotan kertas tetapi pelanggan mereka tidak menyukainya. Ketika dia menemukan bahwa ada alternatif lain untuk sedotan plastik, dia memutuskan untuk mencobanya. Sejak minggu lalu, dia mulai menerapkan penggunaan sedotan Lukay di Cafe Editha.

Dia memposting foto sedotan yang digunakan dan mengatakan bahwa itu sangat mudah dibuat. "Saya harap restoran lain juga akan terinspirasi untuk menggunakan ide cemerlang ini," tambahnya.

Dalam upaya mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama dengan mengadopsi ide inovatif ini, ia juga memposting sebuah video ke channel YouTube yang menunjukkan cara membuat sedotan yang terlihat sangat mudah untuk ditiru.