Sukses

Unik, Negara Ini Gunakan Paus Untuk Jaga Perbatasan Laut

Paus Beluga ditemukan oleh nelayan di Norwegia menggunakan sabuk yang diduga telah dilatih militer Rusia untuk jaga perbatasan air.

Liputan6.com, Jakarta Kedaulatan wilayah merupakan salah satu komponen penting yang perlu dijaga oleh suatu negara. Wilayah suatu negara tak hanya mencakup wilayah daratan saja tetapi juga wilayah perairan dan udara. 

Setiap negara memiliki perbatasan negara atau teritorialnya masing-masing yang telah diatur dalam undang-undang serta telah diakui oleh negara-negara lain. Aturan perbatasan internasional bahkan juga diatur oleh Perseerikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Tak heran jika setiap negara berlomba-lomba memiliki senjata dan apparat keamanan negara yang kuat dan canggih demi melindungi tanah airnya. Bisa dilihat beberapa angkatan militer terbaik di dunia dengan segala kelengkapan senjatanya. Para penjaga tersebut akan ditugaskan di perbatasan-batasan negaranya baik daratan maupun di laut.

Namun ada hal unik yang terjadi di perairan yang ditemukan oleh nelayan kecil di Norwegia. Dilansir dari The Guardian oleh Liputan6.com, Rabu (1/5/2019) nelayan tersebut menemukan ikan paus jenis Beluga berwarna putih yang diduga sebagai penjaga perairan milik Rusia.

2 dari 3 halaman

Paus Beluga Putih Gunakan Sabuk di Tubuhnya

Nelayan kecil Norwegia sedang mencari ikan di daerah Inga melaporkan bahwa mereka menemukan seekor paus Beluga berwarna putih yang menggunakan sabuk di tubuhnya seperti baju zirah yang mengganggu kapal untuk menangkap ikan.

"Kami akan membuat jaring ketika kami melihat seekor ikan paus berenang di antara kapal-kapal itu," kata nelayan Joar Hesten kepada penyiar Norwegia, NRK dikutip dari The Guardian.

"Ia datang kepada kita, dan ketika mendekat, kita melihat bahwa ada semacam harness di atasnya." lanjutnya.

Nelayan itu juga mengatakan bahwa paus itu jinak dan seolah sudah terbiasa dekat dengan manusia.

3 dari 3 halaman

Diduga Pasukan Operasi Khusus Milik Rusia

Ahli kelautan di Norwegia percaya bahwa mereka menemukan paus putih yang dilatih oleh Angkatan Laut Rusia sebagai bagian dari program untuk menggunakan mamalia bawah laut sebagai pasukan operasi khusus.

"Jika paus ini berasal dari Rusia - dan ada alasan kuat untuk mempercayainya - maka bukan ilmuwan Rusia, melainkan angkatan laut yang melakukan ini," kata Martin Biuw dari Institute of Marine Research di Norwegia.

Pada 1980-an Soviet Rusia, sebuah program melihat lumba-lumba direkrut untuk pelatihan militer, fisik mereka yang kuat, lincah dan daya ingat yang baik menjadikan mereka alat yang efektif untuk mendeteksi senjata di bawah air.

Dalam tiga tahun terakhir, presiden Vladimir Putin telah membuka kembali tiga bekas pangkalan militer Soviet di sepanjang garis pantai Arktiknya yang luas.