Liputan6.com, Jakarta Jasa pengiriman barang atau jasa ekspedisi semakin hari semakin banyak diminati oleh banyak orang di seluruh dunia, terutama dalam perkembangan online market. Semakin berkembangnya teknologi juga mempengaruhi pesatnya kebutuhan dalam dunia e-commerce. Kini drone juga turut ambil bagian dalam jasa pengiriman barang atau ekspedisi.
Baca Juga
Advertisement
Di masa depan, drone punya peran penting, yakni mengirimkan benda-benda krusial untuk kebutuhan serba cepat, salah satunya organ tubuh manusia. Bayangkan jika segala kebutuhan manusia bisa dikirim dengan jasa ekspedisi termasuk terkait kesehatan seperti transplantasi organ. Bahkan uji coba ini untuk pertama kalinya dilakukan oleh sebuah kampus di Amerika Serikat.
Sebuah drone mengirimkan ginjal untuk didonorkan ke pasien yang membutuhkan tranplantasi ginjal, seperti yang Liputan6.com lansir dari Technology Review, Jumat (3/5/2019). University of Maryland Medical Center melakukan uji coba mengirim ginjal yang siap ditransplantasi ke pasien gagal ginjal di sebuah rumah sakit dengan drone. Tujuan uji coba ini sendiri untuk membuktikan seberapa besar peran drone di bidang medis di masa depan.
Inovasi Terbaru Dibidang Medis
Sistem penerbangan tanpa awak ini dikembangkan oleh dokter, peneliti, dan pakar penerbangan dan teknik dari Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, Universitas Maryland, dan Living Legacy Foundation of Maryland, sebuah organisasi nirlaba yang memfasilitasi donor organ dan jaringan serta transplantasi.
Penerbangan itu dilakukan untuk menjawab keresahan Dr. Joseph Scalea, dokter bedah yang merasa pengiriman organ tubuh manusia sangat lambat sehingga ginjal, hati, dan organ lainnya bisa cepat menurun kualitasnya. Drone diharapkan bisa menjawab masalah tersebut dan berdampak besar pada industri transplantasi.
“Mengirimkan organ dari donor ke pasien adalah tugas berat dan sangat kritikal. Karena itu, kita perlu mencari cara untuk melakukannya dengan lebih baik,” ungkap Joseph Scalea.
Advertisement
Pasien Pertama Dalam Uji Coba Ini
Pasien donor ginjal tersebut ialah seorang wanita berusia 44 tahun dari Baltimore. Ia sudah menunggu delapan tahun untuk mendapatkan transplantasi ginjal. “Ini luar biasa. Dulu, hal ini rasanya seperti dalam film,” ujar joseph. Percobaan ini dirasa telah berhasil karena pengiriman organ menjadi lebih efektif dan tepat waktu.
Organ itu sendiri diterbangkan sejauh 5 km dalam waktu 10 menit dari Baltimore ke St Agnes Hospital. Kemudian dilanjutkan ke rumah sakit Maryland. Perjalanan tersebut biasanya memakan waktu 15 hingga 20 menit dengan menggunakan mobil. Uji coba pengiriman melalui drone ini juga telah mendapatkan lampu hijau dari FAA.
Menurut data dari United Network for Organ Sharing, ada hampir 114.000 orang yang masuk dalam daftar tunggu transplantasi organ di AS pada 2018. Sekitar 1,5 persen dari pengiriman organ donor tidak dapat mencapai tujuan. Sementara, hampir 4 persen pengiriman organ mengalami keterlambatan dua jam atau lebih.