Sukses

Pemerintah Larang Pembantaian Hewan, Ini Kota Vegetarian Pertama di Dunia

Intip kisah di balik kota vegetarian pertama di dunia.

Liputan6.com, Jakarta Lazimnya, manusia tergolong makhluk omnivora atau pemakan segalanya. Namun, kini banyak kelompok yang menolak makan daging-dagingan. Mereka biasa disebut sebagai vegetarian.

Ya, sesuai namanya, vegetarian ialah mereka yang memilih makan makanan yang bersumber dari tumbuhan. Secara umum, beberapa orang dewasa memutuskan untuk mengubah gaya hidup dengan menjadi vegetarian. Salah satunya bertujuan untuk diet.

Namun, ada pandangan lain tentang gaya hidup vegetarian di mana mereka tidak mau menyakiti hewan-hewan hanya untuk dikonsumsi. Maka dari itu, para vegetarian lebih memilih mengonsumsi makanan yang dimasak dari tumbuh-tumbuhan ketimbang harus menghabisi nyawa hewan untuk dimakan.

Usut punya usut, dari banyaknya negara di dunia ada satu negara yang wilayahnya dipenuhi oleh vegetarian. Yaitu Kota Palitana di India yang menganggap ilegal untuk berjualan telur ataupun daging hewan, seperti dilansir Liputan6.com dari Metro, Selasa (7/5/2019).

2 dari 3 halaman

Mogok Makan dan Memilih Mati

Masyarakat di Palitana kebanyakan adalah orang yang taat beribadah dan menganut agama Jainisme. Di sana, terdapat 863 candi yang sudah lama dipercaya pernah dilalui Adinatha yang mana adalah nenek moyang mereka.

Pada tahun 2014, sekitar 200 biksu di Palitana melakukan mogok makan. Mereka lebih baik mati jika pemerintahnya terus mengizinkan pembantaian hewan. Tak hanya itu, ratusan biksu tersebut juga menginginkan algojo alias penjagal daging untuk menutup tokonya. Bahkan, ritual yang sudah lama dianut masyarakat juga diprotes oleh mereka.

Mulai sejak saat itu, pemerintah mulai mencanangkan konsumsi tumbuh-tumbuhan dan larangan pembantaian hewan. Demikian pula dengan masyarakatnya yang secara otomatis berubah menjadi vegetarian. Keputusan tersebut juga menjadikan Kota Palitana menjadi kota vegetarian pertama di dunia.

3 dari 3 halaman

Lebih dari 4 Juta Orang Penganut Jainisme

Usut punya usut, permintaan para biksu tersebut bersumber pada kepercayaan agama Jainisme di mana semua manusia, hewan, dan tumbuhan punya nyawa. Maka dari itu, hewan harus diperlakukan dengan adil layaknya manusia.

"Semua jiwa punya hak yang sama di mana mereka harus diperlakukan dengan kasih sayang dan dihormati. Inti dari Jainisme adalah mengutamakan kesejahteraan dari seluruh makhluk hidup di alam semesta dan juga untuk kesehatan alam semesta sendiri." seperti yang dikutip Liputan6.com dari BBC News, Selasa (7/5/2019).

Di luar kota Palitana, dikabarkan terdapat lebih dari 4 juta orang yang menganut Jainisme. Terlebih lagi, di India sendiri penduduknya menganggap sapi adalah hewan yang suci. Hal ini karena sapi dinilai sama seperti ibu yang menghasilkan susu.

Meski di beberapa kota di India tak semuanya vegetarian, namun ada aturan yang menyebutkan bahwa tidak ada seorangpun yang boleh menyembelih sapi. Jika melanggarnya, sudah dipastikan mereka akan mendapat hukuman.