Sukses

Wanita Ini Pungut Baju Bekas Selama 5 Tahun, Alasannya Menakjubkan

Kisah inspirasi Karina Papp mencegah gaya hidup konsumtif.

Liputan6.com, Jakarta Di Jerman, orang-orang biasa membuang baju bekas yang sudah tak terpakai di pinggir jalan. Kantung keresek dengan baju atau jenis barang bekas di dalamnya sudah menjadi pemandangan biasa di sana.

Biasanya, baju bekas tersebut akan dipungut oleh para gelandangan untuk dikenakan sehari-hari. Namun tidak dengan Karina Papp yang memungut baju-baju bekas tersebut untuk tujuan lain.

Dilansir Liputan6.com dari akun Instagram @found_on_the_street, Jumat (10/5/2019), Karina Papp dan temannya Anna Vladi justru memanfaatkan baju bekas yang dibuang di pinggir jalan sebagai cara untuk mendorong orang-orang mengurangi gaya hidup konsumtif.

Seperti diketahui, tidak sedikit orang yang hobi berbelanja dan menghabiskan banyak uang untuk membeli baju baru. Tak jarang mereka memborong banyak baju semata karena diskon atau promo yang menggiurkan.

Alhasil, biasanya baju yang telah dibeli hanya akan dikenakan sekali lalu dibiarkan begitu saja di dalam lemari. Padahal, banyak orang di luar sana yang lebih membutuhkan baju bekas layak pakai untuk melindungi diri dari udara dingin maupun panas.

2 dari 3 halaman

Mencegah gaya hidup konsumtif

Menanggapi hal tersebut, Karina Papp mencetuskan untuk mulai memungut baju bekas yang dibuang di pinggir jalan. Setelah melakukannya, Karina akan memadupadankan tiap baju yang berhasil ia kumpulkan untuk dijadikan busana yang lebih berguna.

Melalui akun Instagram @found_on_the_street, Karina akan mengunggah foto pemotretan dirinya mengenakan baju yang ia pungut. Terkadang, ia akan mengundang model khusus untuk mempresentasikan hasil padu padannya.

Karina sendiri telah melakukannya selama 5 tahun. Terkadang, ia mendapat sumbangan dari teman-temannya. Atau dengan mencari baju second-hand yang masih layak pakai. Dalam salah satu unggahannya, Karina menjelaskan bahwa baginya dunia fashion tak harus menuntutnya untuk berperilaku konsumtif.

Menurutnya, fashion adalah tentang menemukan, berbagi, memberi dan menerima. Melalui pola pikirnya itu, Karina tergugah untuk mengajak orang lain agar hidup lebih hemat dengan cara mengurangi kebiasaan belanja baju.

3 dari 3 halaman

Mengekspresikan diri melalui fashion

 

Karina juga mengimbuhkan bahwa ia tidak bermaksud untuk mempromosikan merek fashion tertentu. Sebaliknya, ia hanya ingin menunjukkan kepada banyak orang bahwa ada banyak cara untuk mengekspresikan diri melalui fashion.

Sejauh ini, Karina telah berhasil mengajak banyak orang untuk mengurangi kebiasaan buruk saat berbelanja. Kini, akun Instagram tersebut ia gunakan sebagai wadah untuk cerita inpiratif dari mereka yang sadar akan pentingnya perilaku hemat khususnya dalam berbelanja pakaian.

Menurut data yang diambil oleh Greenpeace, di Jerman ada lebih dari 5 miliar item baju yang disimpan di lemari, seperti dilansir Liputan6.com dari DW.com, Jumat (10/5/2019). Maka tak heran sampah tekstil di negara tersebut cukup banyak ditemukan di jalanan.