Liputan6.com, Jakarta Lazimnya, pramugari identik dengan perangainya yang ramah, paras cantik, dan postur tubuh semampai. Pramugari bertugas untuk memastikan keselamatan, keamanan dan kenyamanan penumpang selama penerbangan.
Tak hanya itu, pramugari juga menjadi pihak pertama yang akan merespons segala gangguan di tengah penerbangan. Maka tak heran, pramugari harus melalui proses yang panjang dan ketat demi bisa diterima menjadi awak kabin.
Advertisement
Baca Juga
Namun, nampaknya tak semua maskapai penerbangan memiliki syarat yang ketat dalam merekrut awak kabinnya, khususnya pramugari. Pasalnya, sebuah maskapai Inggris, Virgin Atlantic punya satu pramugari berpenampilan unik yang lain dari biasanya.
Ialah Rima Theisen, wanita berusia 37 tahun yang tampil dengan kepala botak plontos saat menjalankan pekerjaannya sebagai pramugari. Dilansir Liputan6.com dari laman Metro, Kamis (23/5/2019), Rima Theisen mengidap penyakit langka yang membuat rambutnya rontok terus menerus hingga akhirnya ia memutuskan untuk menggunduli kepalanya.
Penyakit langka bernama alopecia universalis
Dalam istilah medis, penyakit langka yang diderita Rima Theisen biasa disebut dengan alopecia universalis. Penyakit tersebut adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh postpartum depression (PPD) atau depresi pasca melahirkan.
Rima Theisen memang mendapati rambutnya yang rontok setelah kelahiran putra pertamanya, Tennyson yang kini berusia tiga tahun. Selang beberapa bulan, rambutnya berhenti rontok dan kembali normal.
Namun, penyakit langka tersebut muncul kembali setelah kelahiran putri keduanya, Clementin pada tahun 2018 silam. Sejak saat itu, kerontokan rambutnya semakin ekstrem.
Alhasil, Rima Theisen memutuskan untuk menggunduli kepalanya ketimbang frustasi melihat gumpalan rambut di sisirnya. Padahal, ia bekerja sebagai seorang pramugari yang harus tampil apik di hadapan penumpang.
Advertisement
Selalu menerima respons positif
Di hari pertamanya tampil plontos, Rima Theisen kerap mendapati orang-orang yang menanyakan tentang keadaan dirinya. Banyak orang yang mengira ia menderita kanker sehingga ia harus menjalani kemoterapi.
Akan tetapi, Rima tetap berusaha menimpalinya dengan jawaban yang positif. Sejauh ini, Rima mengaku dirinya selalu mendapat pujian dan komentar positif dari para penumpang.
Ibu dua anak itu juga mengimbuhkan bahwa ia lebih nyaman tampil apa adanya tanpa mengenakan wig. Kecuali bulu mata yang ia rasa wajib untuk membuat penampilannya tak terlihat begitu menyedihkan.
Namun, Rima mengungkapkan bahwa terkadang ia akan mengenakan wig saat makan malam di luar bersama suaminya. Ia juga akan menambahkan aksesori seperti anting agar penampilannya lebih menarik.
Membuatnya lebih menghargai diri sendiri
Mengutip dari laman Metro, penyakit alopecia universalis hanya terjadi pada 1 dari 4.000 orang. Sedangkan sejauh ini, potensi kesembuhan masih sangatlah tipis.
Untungnya, maskapai Virgin Atlantic juga tak mempermasalahkan penampilan Rima yang botak itu. Virgin Atlantic sendiri memang cukup fleksibel dengan peraturan yang diberikan kepada awak kabinnya.
Bagi Rima, ia tak mau ambil pusing dengan penampilannya itu. Sebaliknya, ia mendorong wanita yang mengidap penyakit langka yang sama dengannya untuk menghargai diri sendiri. Serta menerima penampilan fisik yang apa adanya.
Advertisement