Liputan6.com, Jakarta Saat ini umat muslim yang menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan sedang menantikan hari kemenangan. Bahkan persiapan-persiapan menuju Hari Raya Idul Fitri atau lebaran pun telah disiapkan.
Jika banyak orang yang menunggu keputusan pemerintah mengenai kapan hari raya idul fitri dirayakan. Namun ada pula beberapa kelompok di Indonesia yang merayakan Idul Fitri lebih awal. Tentu saja perhitungan yang dilakukan oleh kelompok tersebut berbeda dengan perhitungan pemerintah.
Advertisement
Baca Juga
Penentuan jatuhnya hari raya Idul Fitri memang tidak seragam. Perhitungan penutupan bulan puasa yang dilakukan oleh kelompok muslim tersebut berdasarkan kepercayaan dan juga keyakinan masing-masing.
Dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (3/6/2019) beberapa kelompok muslim di Indonesia merayakan Idul Fitri 1440 H pada hari ini (3/6/2019). Kelompok yang telah merayakan Idul Fitri pada Senin (3/6/2019) ialah pengikut Tarekat Syattariyah di Aceh, kelompok Muslim Suni di Desa Wakal, serta jemaah Tarekat Naqsabandiyah di Padang.
Berikut ini kelompok muslim yang merayakan hari raya Idul Fitri lebih awal dari perhitungan pemerintah.
1. Tarekat Syattariyah, Aceh
Pengikut Tarekat Syattariyah yang tersebar di berbagai kabupaten di Provinsi Aceh merayakan Idul Fitri pada hari ini Senin (3/6/2019). Meskipun kelompok yang beralirah Syattariah ini tersebar di hampir seluruh wilayah Aceh, akan tetapi pusatnya terdapat di Desa Peuleukung, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya. Kelom pengikut Tarekat Syattariyah ini merupakan pengikut dari Habib Muhammad Yeddin bin Habib Muhammad Yasin alias Habib Muda Seunagan. Habib Muda Seunagan sendiri lebih dikenal dengan nama Abu Peuleukung.
Bukan hanya perayaan Idul Fitri saja yang lebih awal. Akan tetapi waktu puasa dari pengikut Tarekat Syattariyah ini pun lebih awal.
"Kalau tidak salah ingat, kita mulai dulu pada Sabtu (4/5/2019)," jelas Teuku Jamalul Alamudin, cucu pertama Abu Peuleukung (54), kepada Liputan6.com, Minggu malam (2/6/2019).
Advertisement
2. Kelompok Muslim Suni, Maluku
Kelompok Muslim Suni yang berada di Desa Wakal, Kaitetu, Kecamatan Leihitu dan Tengahtengah, Kecamatan Salahutu,Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku juga merayakan Idul Fitri pada hari ini (3/6/2019). Masyarakat Desa Wakal dan Kaitetu pun telah melakasanakan salat Idul Fitri pagi hari tadi pukul 07.00 WIT. Sama seperti kelompok Tarekat Syattariyah, Kelompok Muslim Suni juga mulai melaksanakan ibadah puasa pada 4 Mei 2019 lalu, dua hari lebih awal dari penetapan Kementerian Agama.
Penetapan 1 Ramadan dan juga 1 Syawal di Maluku tersebut berdasarkan pada metode perhitungan hisab dan rukyat yang dilakukan oleh para penghulu masjid dan ahli agama di desa tersebut. Selain itu, mereka juga berpatokan pada kalender falakiah kuno berbahasa Arab.
3. Jemaah Tarekat Naqsabandiyah, Padang
Para jemaah Tarekat Naqsabandiyah yang berada di Kota Padang, Sumatra Barat juga melaksanakan Idul Fitri pada Senin (3/6/2019). Para jemaah Tarekat Naqsabandiyah pun menggelar takbiran pada Minggu (2/6/2019) malam untuk menyambul Idul Fitri 1440 Hijriah. Sama seperti kelompok lain yang merayakan Idul Fitri pada hari ini Senin (3/6/2019). Para jemaah Tarekat Naqsabandiyah pun melaksanakan ibadah puasa mulai 4 Mei 2019.
Penentuan Ramadan bagi jemaah Tarekat Naqsabandiyah pun telah dilakukan sejak bulan Rajab. Selain itu, perhitungan yang digunakan pun sama, yaitu dengan hisab dan juga rukyat.
Advertisement
4. Jemaah An Nadzir, Gowa
Jemaah An Nadzir pun telah melaksanakan salat Idul Fitri pada Senin (3/6/2019) pagi. Mereka melaksanakan salat Idul Fitri 1440 Hijriah di halaman MAsjid Baitul Muqaddis yang berada di perkampungan jemaah An Nadzir, Romang Lompoa, Kecamatan Bonto Marannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Hal ini pun disampaikan oleh Ketua Dewan Pengawas dan Penanggung Jawab Pendidikan dan Pembangunan Jemaah An Nadzir Gowa, Ustaz M Samiruddin Pademmui.
Jamaah yang identik dengan pakaian serba hitam dan berambut pirang ini pun menentukan hari raya Idul Fitri dengan cara pemantauan terhadap bulan. Pemantauan tersebut pun dilakukan oleh Tim Sembilan yang dibentuk khusus oleh seluruh pengikut jemaah An Nadzir.
"Jadi pemantauan ini sebetulnya berdasarkan nabi yang mengatakan, untuk mengetahui bulan Syaban itu antum mulainya di bulan Rajab, kemudian untuk mengetahui Ramadan, ditinjau dari Syaban dan untuk Idulfitri kita mengamati akhir Ramadan itu," ujarnya.
Bukan hanya melakukan pemantaun berdasarkan bulan saja. Akan tetapi Tim Sembilan juga melakukan pemantauan terhadap air laut, petir dan juga angin. Pemantauan tersebut dilakukan untuk memperkuat hasil dari pantauan terhadap bulan yang telah dilakukan sebelumnya.