Sukses

Simpang Siur China Airlines Buka Rute Domestik di Indonesia, Ini Fakta-Faktanya

Fakta-fakta China Airline yang dikabarkan membuka rute domestik di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Beberapa waktu yang lalu sempat viral tangkapan layar tiket penerbangan China Airlines yang menjual tiket penerbangan domestik Jakarta-Makassar. Tak menunggu waktu lama, tangkapan layar tiket penerbangan China Airlines ini pun langsung tersebar di jejaring media dan menjadi topik hangat warganet.

Dengan nomor penerbangan CI9798 CGK-UPG, diketahui maskapai asing China Airlines ini belum mendapat izin untuk mengudara di Indonesia. Tentu saja jika kabar tersebut benar, secara aturan itu melanggar Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, pada pasal 108. Namun, hingga saat ini kabar mengenai rute domestik maskapai asing ini masih simpang siur.

Soal simpang siur kabar China Airlines membuka rute domestik di Indonesia, berikut ini LIputan6.com rangkum dari berbagai sumber Jumat (14/6/2019) fakta-faktanya.

2 dari 5 halaman

1. Kerjasama melalui Code Share dengan Maskapai Garuda Indonesia.

Mengetahui berita tersebut, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi langsung angkat bicara.  Saat dikonfirmasi di kantornya, Jakarta, Jumat (14/6) Budi membantah mengenai adanya penerbangan domestik dari maskapai China Airlines.

Budi menjelaskan, China Airlines bukan membuka rute domestik melainkan kerjasama melalui code share dengan maskapai Garuda Indonesia.

"Tidak ada, sebenarnya tidak ada, itu code share, antara Garuda dengan itu (China Airlines)," kata Menhub Budi saat dikonfirmasi di Kantornya, Jakarta, Jumat (14/6)

Untuk diketahaui codeshare artinya  suatu bentuk kerja sama yang dilakukan dua maskapai untuk berbagi rute penerbangan internasional yang sama.

3 dari 5 halaman

2. Pesawat dari Maskapai Nasional

Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan menegaskan dan mengonfirmasi bahwa untuk rute domestik tersebut yang digunakan adalah pesawat dari maskapai nasional. 

Alvin Lie, sosok pengamat penerbangan pun juga memberikan komentar dalam cuitannya di twitter. Ia menjelaskan memang ada penerbangan tersebut, namun penerbangan merupakan kerjasama code share dengan Garuda Indonesia.  

"Benar ada penerbangan CI9798 CGK-UPG. Namun tidak benar bahwa airlines Taiwan tersebut melakukan pelayanan penerbangan domestik CGK-UPG. Penerbangan CI9798 merupakan kerjasama Code Share dengan Garuda. Nomor penerbangan aslinya adalah GA-612," tulisnya.

 

4 dari 5 halaman

3. Hal Lumrah Bagi Maskapai yang Tergabung Dalam Sebuah Tim

Alvin Lie menambahkan kondisi tersebut merupakan hal lumrah terutama bagi maskapai yang tergabung dalam sebuah team.

"GA bekerjasama Code Share dengan banyak airlines asing baik SkyTeam maupun diluar SkyTeam. Dalam kasus CI9798, penumpang dari Taiwan membeli tiket China Airlines, kemudian China Airlines mengalihkannya kepada GA untuk melaksanakan pengangkutan. Demikian juga penumpang di Indonesia bisa membeli tiket GA untuk terbang di berbagai negara dimana sebenarnya GA tidak operasikan penerbangan," ujarnya.

Dia menjelaskan, untuk penerbangan Code Share, maskapai penerbit tiket berhak mencantumkan nomor penerbangan sendiri walau yang mengangkut adalah maskapai asing mitra.

"Pada papan informasi keberangkatan, mudah dilihat penerbangan Code Share menampilkan beberapa nomor penerbangan untuk penerbangan yang sama. Semoga bermanfaat menambah pengetahuan kita tentang operasional transportasi udara," tutupnya.

5 dari 5 halaman

China Airlines

China Airlines adalah maskapai penerbangan nasional Republik Tiongkok. Maskapai berkantor pusat di Bandara Internasional Taoyuan Taiwan. Maskapai ini didirikan tahun 1959 oleh seorang bekas perwira Angkatan Udara Republik Tiongkok (ROCAF).

Maskapai ini mengalami pertumbuhan pesat pada tahun 1970an, dengan perkenalan pesawat Boeing 747, yang menjadi tulang punggung penerbangan internasional maskapai ini.

Pada era 1990an dan awal 2000an, China Airlines mempunyai beberapa catatan kecelakaan udara yang menyebabkan kepercayaan publik terhadap maskapai ini menurun. Diketahui, pada saat itu maskapai ini banyak merekrut pilot-pilot bekas Angkatan Udara (AU) Taiwan.

Untuk memperbaiki tingkat keselamatan dan kepercayaan publik, maskapai ini mulai merekrut pilot sipil yang terlatih dan memiliki rekam jejak yang bagus. Tak lupa, ,askapai ini juga memperbaiki prosedur perawatannya. Diketahui, maskapai China Airlines memiliki anak perusahaan Mandarin Airlines dan Tiger Air Taiwan.

Video Terkini