Liputan6.com, Jakarta Kehamilan adalah momen yang paling ditunggu pasangan yang telah menikah. Namun, bagi beberapa pasangan, kehamilan menjadi hal yang sulit untuk didapatkan. Masalah kesuburan kerap kali menjadi bahasan utama mengenai sulitnya mendapatkan kehamilan.
Menurut Women’s Health, sekitar sepertiga dari kasus infertilitas dapat dikaitkan dengan infertilitas wanita. Sedangkan masalah pria merupakan sepertiga dari kasus infertilitas lainnya. Sepertiga kasus yang tersisa mungkin disebabkan oleh kombinasi infertilitas pria dan wanita, atau mereka mungkin tidak diketahui penyebabnya.
Advertisement
Baca Juga
Kondisi kesehatan tertentu dapat memengaruhi kesuburan seseorang. Pada wanita, ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan sulitnya mendapat kehamilan.
Kondisi-kondisi ini penting diketahui bagi siapapun yang sedang merencanakan kehamilan. Dengan mengetahui kondisi kesehatan yang dapat memengaruhi kesuburan, seseorang diharapkan mampu mengenalinya sejak dini jika terdapat gejala dan mengatasinya sebelum terlambat.
Berikut kondisi yang dapat menyebabkan sulit mendapat kehamilan, dilansir Liputan6.com dari Parents, Selasa (18/6/2019).
Menopause prematur
Menopause prematur adalah ketika menstruasi wanita berhenti sebelum menginjak usia 40. Penyebabnya biasanya genetik, dan itu tidak berarti Anda tidak bisa hamil jika Anda berada dalam situasi ini.
Beberapa wanita masih bisa hamil dengan telurnya sendiri. Tetapi bagi banyak orang, satu-satunya pilihan mereka untuk kehamilan adalah dengan sumbangan telur.
Gejala dari menopause prematur dapat termasuk menstruasi tidak teratur, serta gejala menopause seperti kekeringan vagina, hot flashes, dan perubahan mood.
Advertisement
Anovulasi
Anovulasi berarti tidak ada sel telur yang dikeluarkan dari ovarium. Ini dapat menjadi penyebab infertilitas hingga 40 persen wanita infertil. Obat induksi ovulasi seperti Clomid dapat berhasil mengobati kondisi ini.
Beberapa obat, kondisi, dan faktor eksternal yang memengaruhi kadar hormon dapat menyebabkan anovulasi. Wanita usia subur biasanya tidak mengalami anovulasi kecuali ada sesuatu yang mengganggu kadar hormon tubuh atau merusak indung telur.
Bagi banyak wanita, anovulasi menjadi masalah ketika mereka ingin hamil, atau mereka memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur. Jika seorang wanita mencurigai bahwa dia tidak berovulasi, dia harus mengunjungi dokternya untuk mengeksplorasi masalah kesehatan potensial dan untuk bekerja menuju keseimbangan hormon yang sehat.
Endometriosis
Endometriosis terjadi ketika jaringan yang melapisi bagian dalam rahim memasuki organ tubuh lainnya, seperti perut dan saluran tuba. Ketika ini terjadi, jaringan yang salah tempat berkembang menjadi lesi yang merespon siklus menstruasi wanita.
Di luar rahim, jaringan ini tidak memiliki tempat untuk pergi dan kembali, menyebabkan pendarahan internal, peradangan, pelekatan, rasa sakit, dan akhirnya, bagi banyak orang, infertilitas. Gejala endometriosis bervariasi. Beberapa wanita mengalami gejala ringan, tetapi yang lain dapat memiliki gejala sedang hingga berat.
Wanita yang menderita kondisi ini disarankan untuk menemui ahli endokrinologi reproduksi yang dapat merekomendasikan operasi atau bentuk perawatan lain.
Advertisement
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah kelainan hormon yang mengurangi kemampuan indung telur untuk matang dan melepaskan telur ke saluran tuba. Wanita dengan PCOS menghasilkan hormon pria dalam jumlah lebih tinggi dari normal. Ketidakseimbangan hormon ini menyebabkan mereka melewatkan periode menstruasi dan membuatnya lebih sulit bagi mereka untuk hamil.
PCOS adalah masalah yang berkaitan dengan hormon yang mempengaruhi wanita selama masa subur mereka antara usia 15 hingga 44. Antara 2,2 dan 26,7 persen wanita dalam kelompok usia ini berkemungkinan mengidap PCOS. Banyak wanita yang mengidap PCOS tidak menyadari keadaannya.
Ada banyak kontroversi seputar kemungkinan perawatan. Perawatan standar adalah pengobatan, tetapi ada penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup, seperti penurunan berat badan, olahraga, dan diet rendah karbohidrat juga bermanfaat. Karena wanita yang menderita PCOS cenderung lebih sering lapar disarankan untuk berkonsultasi pada ahli gizi untuk mengembangkan rencana makan yang tepat.
Fibroid rahim
Fibroid rahim adalah tumor jinak di dalam atau di luar rahim yang dapat menyebabkan perdarahan abnormal dan infertilitas. Kebanyakan wanita tidak tahu mereka memiliki kondisi ini. Tanda dan gejala tergantung pada ukuran, lokasi, dan jumlah fibroid.
Lokasi dan ukuran fibroid menentukan apakah fibroid harus diangkat secara operasi atau tidak. Fibroid yang tumbuh di dalam rongga rahim seringkali dapat diangkat selama prosedur bedah rawat jalan, yang pada akhirnya dapat mengarah pada kehamilan yang sehat.
Advertisement
Kerusakan tuba falopi
Saluran tuba adalah organ reproduksi wanita yang menghubungkan ovarium dan rahim. Setiap bulan selama ovulasi, yang terjadi kira-kira di tengah siklus menstruasi, saluran tuba membawa telur dari ovarium ke rahim.
Jika sel telur dibuahi oleh sperma, ia bergerak melalui tabung ke rahim untuk implantasi. Jika saluran tuba tersumbat, jalan bagi sperma untuk sampai ke sel telur, serta jalan kembali ke rahim untuk sel telur yang dibuahi, diblokir.
Kerusakan tuba falopi didefinisikan sebagai penyumbatan lengkap atau parsial dan / atau jaringan parut tuba falopi. Menurut sebuah laporan dari Advanced Fertility Center of Chicago, sekitar 20 hingga 25 persen dari semua kasus infertilitas yang didiagnosis di AS berasal dari faktor tuba.
Tes pewarna yang disebut hysterosalpingogram (HSG) mengambil rontgen uterus dan tuba falopi untuk menentukan apakah mereka terbuka atau tertutup. Operasi rekonstruksi tuba dapat memperbaiki tuba fallopi yang rusak minimal, tetapi jika kasus lebih parah, In vitro fertilisation (IVF) dapat memintas tabung dan membantu seseorang mencapai kehamilan normal.
Rendahnya ovarium
Cadangan ovarium yang rendah dikaitkan dengan berkurangnya jumlah dan kualitas telur, menghasilkan lebih sedikit embrio dan tingkat kehamilan yang lebih rendah dengan In vitro fertilisation (IVF). Cadangan ovarium yang berkurang dapat memengaruhi orang-orang dari segala usia.
Tes deteksi tingkat hormon dapat menentukan apakah perawatan infertilitas diperlukan. Namun,tes ini harus digunakan untuk membahas prognosis dengan pasien sebelum perawatan infertilitas dimulai.
Â
Advertisement