Liputan6.com, Jakarta Bila bayi lahir sebelum usia 37 minggu dapat dikatakan bayi ini terlahir prematur. Bayi prematur memiliki risiko masalah kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan bayi yang lahir normal (genap bulan).Â
Baca Juga
Bayi yang terlahir prematur memerlukan perawatan yang lebih intensif dikarenakan banyak organ tubuhnya yang belum berkembang sempurna.
Advertisement
Berbagai cara perlu dilakukan orangtua agar bayi prematur dapat tumbuh secara normal, tanpa gangguan kesehatan apapun. Termasuk salah satunya, merangsang perkembangan indra pendengaran si kecil.
Petra Huppi, profesor dari University of Geneva, Swiss, memaparkan, indera pendengaran merupakan salah satu organ yang berfungsi secara aktif lebih awal pada bayi dibandingkan organ lain, seperti yang Liputan6.com lansir dari Science Daily, Kamis (4/7/2019).
Kondisi ini membuat organ pendengaran menjadi faktor penting dalam merangsang perkembangan otak bayi sejak dini.
Membantu Perkembangan Otak Bayi
Untuk membantu mempercepat perkembangan otak pada bayi prematur, Huppi beserta tim peneliti dari University of Geneva dan University Hospitals of Geneva punya cara yang unik. Mereka menggunakan metode musik untuk merangsang pertumbuhan otak.
para peneliti menjajal sejumlah genre musik dalam eksperimen ini. Mereka juga bekerja sama dengan komposer Andreas Vollenweider untuk membuat musik khusus bagi bayi prematur. Setelah melalui berbagai uji coba, para peneliti menyimpulkan ada beberapa alat musik yang paling ampuh merangsang pertumbuhan otak bayi prematur.
"Alat musik yang menghasilkan reaksi paling banyak, yakni seruling yang biasa digunakan pawang ular di India," ungkap Lara Lordier, ahli saraf yang juga salah satu anggota tim peneliti.
Advertisement
Alat Musik untuk Perkembangan Bayi Prematur
Selain seruling India, harpa dan lonceng juga terbukti menghasilkan reaksi yang tinggi dari bayi. Setelah diberi rangsangan musik selama periode tertentu, terlihat adanya perkembangan signifikan, mulai dari fungsi auditori, sensorik, motorik, dan peningkatan di sejumlah bagian otak.
Hingga kini, angka kelahiran bayi prematur masih tergolong tinggi. Di Swiss saja, nyaris 1% bayi yang lahir termasuk dalam kategori "sangat prematur", yakni terlahir sebelum usia kehamilan mencapai 32 minggu.
Angka ini setara dengan 800 bayi per tahunnya. Walau teknologi yang menunjang kelancaran persalinan semakin pesat, risiko yang ditanggung bayi prematur masih sangat tinggi, khususnya gangguan saraf.