Sukses

Pria Ini Jalan Mundur 700 Km dari Tulungagung ke Jakarta, Begini 4 Faktanya

Jalan mundur 700 Km ini memiliki filosofi untuk mengingat sejarah masa lalu.

Liputan6.com, Jakarta Menempuh jarak yang sangat jauh dengan jalan kaki tentu bukanlah sebuah hal mudah. Selain harus memiliki stamina yang bagus, dibutuhkan pula tekad yang kuat. Karena dalam perjalanannya tentu kekuatan kaki manusia pasti ada capek dan cederanya, berbeda dengan mesin yang mampu bergerak terus tanpa istirahat.

Apalagi jarak yang ditempuh ini sangat jauh, yaitu lebih dari 700 Km. Berawal dari Tulungagung Jawa Timur menuju Jakarta. Ditambah perjalanan ini bukanlah perjalanan yang biasa dilakukan pada umumnya. Perjalanan jauh ini dilakukan dengan jalan kaki mundur.

Pria asal Tulungagung, Jawa Timur ini melakukan aksi jalan mundur dari Tulungagung menuju Istana Negara Jakarta. Salah satu alasan dari pria asal Tulungagung ini melakukan aksinya karena ingin peringati Hari Kemerdekaan nanti pada tanggal 17 Agustus 2019 di Istana Negara.

Berikut 4 fakta pria jalan mundur 700 Km dari Tulungagung ke Jakarta yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (2/8/2019). 

2 dari 5 halaman

Awal perjalanan pria asal Tulungagung

Pria asal Tulunganggung, Jawa Timur, melakukan aksi di luar nalar manusia pada umumnya. Medi Bastoni (43) asal Desa Dono, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulunganggung, nekat menempuh perjalanan jauh ke Jakarta dengan berjalan mundur.

Dirinya memulai berjalan mundur, Kamis (18/7/2019) Medi Bastoni menceritakan, awal keberangkatanya dimulai dari Pendopo Kabupaten Tulungagung, lalu dia berjalan mundur menyusuri sepanjang jalur provinsi Tulunganggung, hingga malamnya sampai di Kediri.

3 dari 5 halaman

Jalan mundur untuk ikuti upacara bendera di Istana

Ditemui saat menempuh perjalanannya di Kediri, pria lulusan bangku Sekolah Menengah Atas ini menjelaskan jika maksud dan tujuannya menuju Jakarta karena keinginannya untuk ikut serta mengikuti upacara bendera pada saat momen Hari Kemerdekaan nanti pada tanggal 17 Agustus 2019 di Istana Negara.

"Tujuannya kita ikut serta dalam upacara bendera, memperingati 17 Agustus. Misalkan, nanti bisa tembus ke Jakarta, ya kita usahakan bisa tembus ikut upacara di sana. Kalau tidak bisa kita cari tempat terdekat lebih dulu, kalau bisa di Semarang atau di Kebumen atau di mana. Setelah itu dilanjut ke istana," katanya, Jumat, 19 Juli 2019, malam.

4 dari 5 halaman

Berninat minta bibit tanaman kepada Presiden Jokowi

Selain ikut upacara bendera di Istana Negara Jakarta, ia juga berharap Presiden Jokowi nantinya bersedia untuk menemuinya. Jika diizinkan bertemu, Medi Bastoni sangat berharap ingin diberikan sebuah bibit tanaman oleh Presidan.

Jika nanti diberikan, ia memiliki rencana tanaman tersebut akan ditanam di Lereng Kaki Gunung Wilis sebagai simbol kepedulian sekaligus edukasi pentingnya merawat dan menjaga kelestarian hutan.

5 dari 5 halaman

Filosofi berjalan mundur menurut Medi Bastoni

Agar tidak menabrak sesuatu ketika berjalan mundur, Medi Bastoni sengaja melengkapi dirinya dengan kaca spion yang ditempatkan di depan wajahnya sambil membawa lampu penerang lalu lintas. Saat berjalan mundur, Medi hanya memakai sepasang sandal dan membawa tas ransel berisi kelengkapan pakaian.

Ia mengungkapkan alasannya berjalan mundur. Dia menginginkan semua warga negara Indonesia untuk sejenak menengok ke belakang mengingat dan menghargai jasa perjuangan para pahlawan.

"Kita ambil filosofi, kita melihat sejenak ke belakang mengingat jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan negara Indonesia sekian majunya ini, dan mengapresiasi pemerintahan Jokowi," ucapnya.

Â