Sukses

Jenis Imunisasi pada Anak, Jangan Sampai Terlewat

Imunisasi adalah cara penting untuk melindungi anak

Liputan6.com, Jakarta Jenis imunisasi pada anak penting diketahui para orang tua. Sebagai orang tua, Anda ingin melakukan apa saja untuk melindungi anak dan menjaga mereka tetap aman dan sehat. Imunisasi adalah cara penting untuk melindungi anak. Jenis imunisasi pada anak diberikan mulai dari bayi hingga remaja. 

Imunisasi atau vaksinasi mengajarkan tubuh untuk mengenali penyakit baru. Ini merangsang tubuh untuk membuat antibodi terhadap antigen patogen. Ini juga membuat sel-sel kekebalan tubuh mengingat jenis-jenis antigen yang menyebabkan infeksi. Jenis imunisasi pada anak terdiri dari berbagai macam sesuai kebutuhannya.

Kementerian Kesehatan RI sudah mengatur jenis imunisasi pada anak sedemikian rupa. Berdasarkan jenis penyelenggaraannya, jenis imunisasi pada anak dikelompokkan menjadi Imunisasi Program dan Imunisasi Pilihan.

Program imunisasi dari Kementerian Kesehatan ini terdiri dari imunisasi ruting, tambahan, dan khusus. Imunisasi rutin terdiri atas Imunisasi dasar dan Imunisasi lanjutan. Jenis imunisasi pada anak ini wajib diberikan sesuai jadwalnya.

Berikut penjelasan mengenai jenis imunisasi pada anak yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (15/8/2019).

2 dari 7 halaman

Imunisasi dasar pada anak

Berdasarkan Permenkes No. 12 Tahun 2017, imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum berusia 1 tahun. Jenis imunisasi dasar ini meliputi:

Imunisasi hepatitis B

Vaksin Hepatitis B bertujuan untuk memberikan perlindungan dan mengurangi insiden timbulnya penyakit hati kronik dan karsinoma hati. Pemberian Hepatitis B paling optimal diberikan pada bayi

Imunisasi poliomyelitis (polio)

Polio adalah penyakit lumpuh layu yang disebabkan oleh virus Polio liar yang dapat menimbulkan kecacatan atau kematian. Vaksin polio adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah penyakit polio. Pada bayi lahir di Institusi Rumah Sakit, Klinik dan Bidan Praktik Swasta, Imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan sebelum dipulangkan.

3 dari 7 halaman

Imunisasi dasar pada anak

Imunisasi tuberkulosis (BCG)

Bacille Calmette-Guérin adalah vaksin untuk tuberkulosis yang dibuat dari baksil tuberkulosis yang dilemahkan dengan dikulturkan di medium buatan selama bertahun-tahun. Pemberian BCG optimal diberikan sampai usia 2 bulan, dapat diberikan sampai usia

Imunisasi pentavalen

Imunisasi pentavalen merupakan gabungan dari 5 antigen, yaitu DPT (Difteri, Pertusis dan Tetanus), Hepatitis B, serta HiB. Sebelum disatukan dalam vaksin pentavalen, vaksin DPT, Hib dan hepatitis B, masing-masing diberikan tiga kali sehingga bayi menerima suntikan 9 kali. Kini, kelima antigen tersebut diberikan dalam satu suntikan sehingga menjadi lebih efisien. Vaksin ini bekerja untuk mencegah difteri, pertusis (batuk rejan), tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis.

Imunisasi campak

Vaksin campak adalah vaksin yang sangat efektif untuk mencegah penyakit campak. Penyakit campak adalah penyakit yang sangat mudah menular dan mengakibatkan komplikasi yang berat. Vaksin campak mulai diberikan pada anak usia 9 bulan.

4 dari 7 halaman

Imunisasi lanjutan

Imunisasi lanjutan merupakan pengulangan Imunisasi dasar untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan untuk memperpanjang masa perlindungan anak yang sudah mendapatkan Imunisasi dasar.

Imunisasi lanjutan diberikan pada anak usia bawah dua tahun (Baduta), anak usia sekolah dasar, dan wanita usia subur.

Imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia bawah dua tahun terdiri atasImunisasi terhadap penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib), serta campak.

Imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia sekolah dasar terdiri atas Imunisasi terhadap penyakit campak, tetanus, dan difteri. Imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia sekolah dasar diberikan pada bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) yang diintegrasikan dengan usaha kesehatan sekolah.

Sementara imunisasi lanjutan yang diberikan pada wanita usia subur terdiri atas Imunisasi terhadap penyakit tetanus dan difteri.

5 dari 7 halaman

Imunisasi pilihan

Imunisasi pilihan adalah Imunisasi lain yang tidak termasuk dalam Imunisasi program, namun dapat diberikan pada bayi, anak, dan dewasa sesuai dengan kebutuhannya dan pelaksanaannya juga dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berkompeten sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Ada banyak jenis imunisasi pilihan. Beberapa vaksin yang digunakan dalam pelaksanaan Imunisasi Pilihan saat ini adalah:

Vaksin Measles, Mumps, Rubela (MMR)

Vaksin MMR bertujuan untuk mencegah Measles (campak), Mumps (gondongan) dan Rubela merupakan vaksin kering yang mengandung virus hidup, harus disimpan pada suhu 2–80C atau lebih dingin dan terlindung dari cahaya. Vaksin ini biasa diberikan pada usia 12–18 bulan.

Vaksin Tifoid

Vaksin Tifoid diberikan untuk encegah infeksi bakteri Salmonella typhii yang merupakan penyebab penyakit tifus. Vaksin tifoid ini diberikan untuk anak usia ≥ 2 tahun.

6 dari 7 halaman

Jenis Imunisasi pilihan

Vaksin Varisela

Vaksin Varisela digunakan untuk mencegah cacar air. Vaksin dapat diberikan bersama dengan vaksin MMR (MMR/V). Vaksin diberikan mulai umur masuk sekolah (5 tahun). Pada anak ≥ 13 tahun vaksin dianjurkan untuk diberikan dua kali selang 4 minggu.

Vaksin Hepatitis A

Vaksin diberikan pada usia ≥ 2 tahun. Vaksin diberikan 2 kali, suntikan kedua atau booster bervariasi antara 6 sampai 18 bulan setelah dosis pertama, tergantung produk.

7 dari 7 halaman

Jenis Imunisasi pilihan

Vaksin Influenza

Imunisasi influenza dapat diberikan kepada anak sehat usia 6–23 bulan. Bila anak usia ≥ 9 tahun cukup diberikan satu kali saja, teratur, setiap tahun satu kali.

Vaksin Pneumokokus

Vaksin ini melindungi anak dari bakteri yang menyebabkan penyakit pneumonia, meningitis, dan infeksi telinga. Vaksin Pneumokokus konyugasi (PCV) direkomendasikan pada semua anak sehat usia 2 bulan – 5 tahun.

Vaksin Rotavirus

Vaksin Rotavirus berguna melindungi anak dari infeksi rotavirus yang bisa mengakibatkan diare kronis. Rangkaian vaksin rotavirus sebaiknya sudah selesai dilengkapi semua saat anak menginjak usia 24 bulan.