Liputan6.com, Jakarta Memiliki seseorang yang akan terus menemani hingga masa tua dalam segala keadaan tentu saja mampu membuktikan bagaimana rasa cinta itu ada. Memang bukan hal yang langka melihat pasangan yang masih saling mencintai dan berkorban di masa tuanya.
Baca Juga
Advertisement
Namun, tentu saja melihat pasangan seperti itu akan membuat kamu merasa haru. Bahkan, ada pula yang tetap bekerja di masa tua untuk menghidupi dan membahagiakan pasangannya. Dilansir Liputan6.com dari Worldofbuzz, Kamis (29/8/2019) hal ini juga dilakukan oleh seorang kakek di Thailand yang tetap berjualan demi mengobati sang istri yang sedang sakit.
Namun, yang membuat banyak netizen haru ialah perjuangan sang kakek yang ternyata tuna netra untuk berjualan demi kesembuhan sang istri tercinta. Ia bahkan berkeliling seorang diri di masa tuanya untuk menjajakan dagangannya agar habis terjual.
Keliling dengan Sepeda
Seorang pria bernama Yom Homhuan telah membuat banyak netizen haru dan kagum atas usahanya untuk berjualan seorang diri. Pasalnya pria berusia 67 tahun ini berjualan nasi ketan sendirian selama bertahun-tahun.
Diketahui, Yom Homhuan setiap hari berkeliling menggunakan sepeda tuanya untuk menjajakan nasi ketan yang telah ditempatkan pada bambu-bambu kecil.
Tak hanya dengan sepeda saja, akan tetapi terkadang Yom mendapatkan tumpangan dari sopir truk untuk mengantarnya ke Kuil Khao Ta Krao yang ada di Provinsi Phetchaburi. Di kuil tersebut pula dirinya sering berjualan terlebih saat akhir pekan.
Advertisement
Untuk Pengobatan Sang Istri
Ia mendapatkan beras ketan tersebut dari orang-orang yang ada di desanya. Bahkan, ia rutin memesan setiap minggunya.
Perjuangan Yom Homhuan berjualan nasi ketan terus dilakukannya untuk membiayai pengobatan sang istri tercinta yang kini tengah tergolek lemas di rumah. Istri dari Yom Homhuan sendiri saat ini berusia 98 tahun dan sedang menderita diabetes dan juga tekanan darah tinggi.
Malangnya, pasangan ini tak memiliki seorang anak, sehingga membuat mereka harus berjuang sendiri. Yom juga menjelaskan, meskipun ia menderita tuna netra, ia tetap harus berjualan untuk mendapatkan uang.
Setiap berjualan pun ia selalu menggunakan pengeras suara dan juga mengandalkan kejujuran orang-orang. Meskipun hidup dalam kekurangan, akan tetapi Yom tetap berusaha keras memenuhi kewajibannya sebagai seorang suami untuk mengobati sang istri.
Tak hanya itu saja, dirinya pun memasih bermurah hati jika memiliki makanan sisa untuk diberikan kepada monyet yang ada di kuil tempat dirinya biasa berjualan. Bahkan, ketika ada acara di desa ia kerap memberikan nasi ketan untuk orang-orang yang menghadiri acara tersebut.