Liputan6.com, Jakarta Sejak beberapa tahun terakhir manusia mulai melakukan eksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran, salah satunya minyak bumi sebagai bahan bakar. Dalam kehidupan sehari-hari manusia telah menggunakan bahan bakar di antaranya ialah batu bara, minyak tanah, bensin, solar dan lain-lain. Minyak bumi adalah cairan kental, berwarna cokelat gelap yang mudah terbakar yang berada di lapisan atas dari beberapa kerak bumi.
Baca Juga
Advertisement
Minyak bumi dan gas terbentuk dari proses pelapukan mikroorganisme yang terbukur di bawah tanah sejak berjuta-juta tahun yang lalu. Bisa dibayangkan kalau minyak bumi ini terus menerus di eksploitasi lama kelamaan bahan bakar di bumi ini akan habis. Di masa depan masalah ini pasti akan merugikan dan menyulitkan manusia juga.
Hal ini lah yang membuat para ilmuwan berlomba-lomba untuk mencari bahan bakar alternatif di masa depan. Setelah mengubah sampah plastik sebagai bahan bakar, kini kembali diciptakan bahan bakar baru yang ramah lingkungan. Diketahui sebuah kampus di Texas berhasil menciptakan bahan bakar dari karbondioksida.
Bahan Bakar dari Karbondioksida
Peneliti dari Rice University, Texas diketahui berhasil mengubah karbondioksida menjadi bahan bakar cair. Hal ini memberikan bukti bahwa ada harapan bagi manusia untuk mendapatkan bahan bakar baru yang ramah lingkungan serta hemat biaya, seperti Liputan6.com lansir dari Science Daily, Jumat (6/9/2019).
Karbondioksida dimaksud adalah gas karbondioksida, emisi yang berasal dari manusia, industri, kendaraan, dan lain-lain. Seperti yang kita ketahui bersama gas karbondiaksidan dapat menyerap panas matahari dan menyebabkan pemanasan global. Dari sinilah tim peneliti dari Rice University mengembangkan reaktor elektrokatalis yang bisa mendaur ulang karbondioksida untuk kemudian menjadi asam format.
Asam Format adalah asam karboksilat yang paling sederhana. Biasanya asam format digunakan sebagai bahan baku untuk zat kimia. Untuk mendaur ulang karbondioksida, peneliti menyiapkan lempengan katalis bismut (elemen kimia yang tahan listrik) dan elektrolit padat. Keduanya diperlukan untuk mereduksi karbondioksida dan menstabilkan proses konversi.
Elektrolit akan menghasilkan ion negatif sedangkan bismut akan teroksidasi dalam proses tersebut. Untuk mendapatkan asam format dibutuhankan proses selama 100 jam. Selama proses daur ulang peneliti juga tidak melihat adanya tanda-tanda degradasi pada reaktor. Ini berarti mereka bisa meningkatkan produksi ke skala yang lebih besar.
Advertisement
Terus Dikembangkan
Sekarang ini bahan bakar ramah lingkungan dari karbondioksida ini sedang dalam pengujian untuk terus dikembangkan. Saat ini proses pengujian berhasil mencapai efisiensi konversi sekitar 42 persen. Ini berarti bahwa hampir setengah energi listrik dapat disimpan berupa asam format sebagai bahan bakar cair.
Para peneliti berharap mereka bisa mencapai tingkat yang lebih tinggi dari reaktor generasi berikutnya sehingga bisa mendapatkan asam format murni. Peneliti mengatakan bahwa mereka ingin membuat gas karbondioksida menjadi sesuatu yang berharga. Bukan hanya menjadi penyebab pemanasan global.
Ke depannya, tim peneliti berusaha untuk menghasilkan energi yang lebih besar dari asam format, yaitu ethanol dan propanol dengan membuat reaktor yang lebih canggih. Walaupun masih banyak pekerjaan yang harus disempurnakan, inisiatif ini bisa berperan besar untuk memerangi dampak dari pemanasan global.