Liputan6.com, Jakarta Kabar duka tengah menyelimuti masyarakat Indonesia. Pada Rabu (11/9/2019), Presiden ke-3 Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie (BJ Habibie) menghembuskan nafas terakhirnya. BJ Habibie meninggal dunia pada pukul 18.05 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Sang putra, Thareq Habibie Kemal secara langsung menyampaikan kabar duka tersebut. Seperti diketahui, Habibie mendapat perawatan intensif di rumah sakit sejak 1 September 2019 lalu. Mantan orang nomor 1 di Indonesia itu menderita penyakit bocornya katup jantung yang berimbas pada gagal jantung.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, BJ Habibie juga sempat dirawat di Jerman pada Maret 2018 karena penyakit yang sama. Suami dari mendiang Ainun itu wafat pada usia 83 tahun setelah berjuang melawan penyakit kebocoran klep jantung yang merenggut nyawanya.
Sebelum terjangkit penyakit tersebut, BJ Habibie terbilang cukup sering terbaring di rumah sakit karena penyakit yang berbeda-beda. Selengkapnya, berikut Liputan6.com paparkan ulasan lengkap riwayat penyakit yang pernah diderita BJ Habibie, seperti yang telah dihimpun dari berbagai sumber, Rabu (11/9/2019).
1. Infeksi Bakteri
Pada awal Maret 2016, BJ Habibie menggegerkan publik lantaran kabar dirinya dilarikan ke rumah sakit. Pria yang lama mengenyam pendidikan di Jerman itu harus menjalani pengobatan intensif karena menderita infeksi bakteri.
Habibie dianjurkan untuk beristirahat total selama di rumah sakit. Selain itu, pihak rumah sakit juga membatasi jumlah pengunjung demi mempercepat masa pemulihan. Berdasarkan informasi, BJ Habibie mengonsumsi obat berupa antibiotik untuk menanggulangi infeksi bakteri yang dideritanya.
Advertisement
2. Bronkitis
Pada awal November 2017, BJ Habibie terbaring di rumah sakit lantaran menderita penyakit bronkitis. Habibie menjalani perawatan intensif di RSPAD Gatot Soebroto selama beberapa hari terhitung sejak Senin, 6 November 2017.
Kendati demikian, penyakit bronkitis yang diderita BJ Habibie bukan karena penyakit TBC Tulang yang sempat diidapnya. Sebaliknya, Habibie dilaporkan mengalami batuk berlebih sehingga harus dirawat di rumah sakit.
3. Psikosomatik malignant
Kepergian Ainun pada tahun 2010 silam menyisakan duka yang begitu dalam bagi BJ Habibie. Sepeninggalan sang istri, BJ Habibie sempat terpuruk hingga beberapa kali jatuh sakit. Beberapa hari setelah meninggalnya Ainun, Habibie bahkan harus menderita Psikosomatik malignant.
Psikosomatik malignant sendiri adalah suatu kondisi gangguan psikologi yang disebabkan oleh rasa sakit kehilangan orang terkasih. Seperti diketahui, besarnya rasa cinta Habibie terhadap Ainun sudah menjadi rahasia umum.
Tak ayal, kepergian Ainun membawa rasa perih tak terkira kepada BJ Habibie. Karena Psikosomatik malignant yang dideritanya, tim dokter bahkan sempat menyarankan Habibie untuk masuk rumah sakit jiwa demi menjalani perawatan khusus.
Tak mau berlarut dalam kesedihan, BJ Habibie lebih memilih alternatif lain, yakni dengan cara menumpahkan segala kesedihannya lewat tulisan. Dalam kurun waktu 2,5 bulan, akhirnya Habibie mampu mengontrol perasaannya hingga bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala.
Advertisement
4. Kebocoran Klep Jantung
Kebocoran klep jantung yang dialami Habibie mirip dengan sakit yang diderita mendiang sang istri, Ainun. Beberapa hari terakhir sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Habibie memang diketahui mengalami penurunan kesehatan.
Alhasil, Ia harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Perawatan intensif ini melibatkan banyak dokter yang ahli di bidangnya. Setidaknya ada 34 dokter ahli di berbagai bidang dan ditambah 10 dokter lagi yang ditunjuk untuk fokus memantau kesehatan Presiden Indonesia ke-3 itu.
Pada Maret 2018 silam, BJ Habibie juga terbaring lemah di rumah sakit karena penyakit yang sama. Ia dirawat di sebuah rumah sakit di Jerman akibat kebocoran klep jantung. Kondisi ini mengakibatkan paru-parunya terendam air hingga 1,5 liter, sehingga membuatnya sulit bernapas.