Sukses

7 Efek Samping Akibat Terlalu Banyak Serat, Konsumsi dengan Wajar

Konsumsi serat secara wajar dan tidak berlebihan.

Liputan6.com, Jakarta Serat makanan, meskipun sebagian besar tidak dapat dicerna di dalam tubuh, memainkan peran penting dalam menjaga berbagai aspek kesehatan secara keseluruhan. Serat merupakan karbohidrat yang ditemukan dalam makanan nabati yang membantu menjaga pencernaan, kadar kolesterol, dan berat badan.

Secara umum, makan terlalu banyak serat adalah masalah yang kurang umum daripada masalah kekurangan serat. Asupan serat harian yang direkomendasikan adalah 25 gram per hari untuk wanita dan 38 gram per hari untuk pria. Efek samping yang tidak nyaman dari serat yang berlebihan ini dapat terjadi ketika seseorang makan lebih dari 70 gram serat sehari.

Kondisi terlalu banyak serat mungkin tidak biasa dan lebih mungkin terjadi pada seseorang yang mengikuti pola makan vegan atau diet mentah. Walaupun terlalu banyak serat dapat memiliki efek negatif, jumlah serat yang tepat penting untuk kesehatan.

Maka dari itu penting untuk mengonsumsi serat dalam jumlah yang wajar. Berikut dampak negatif terlalu banyak serat dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa (17/9/2019).

2 dari 8 halaman

Sembelit

Sembelit kerap dikaitkan dengan kondisi kurang serat. Namun, ini juga bisa terhadi akibat asupan yang berlebih. Bahkan sembelit bisa lebih buruk dari pada pola makan rendah serat. Bukti menunjukkan bahwa terlalu banyak serat dapat menyebabkan sembelit. Studi juga menunjukkan bahwa mengurangi asupan serat bisa menjadi obat yang efektif untuk meredakan sembelit.

Serat membuat gerakan usus lebih besar. Ini juga membantu fermentasi dan pembentukan gas di perut. Inilah sebabnya mengapa asupan serat yang berlebihan sering memengaruhi sistem pencernaan.

Risikonya lebih tinggi ketika pertama kali meningkatkan serat dalam pola makan. Jadi penting untuk meningkatkan serat secara perlahan jika berencana melakukan perubahan pola makan yang signifikan.

3 dari 8 halaman

Kekurangan Vitamin dan Mineral

Mengonsumsi serat terlalu banyak dapat menyebabkan kekurangan nutrisi. Menurut ulasan 2018 yang ditampilkan dalam jurnal Fibers, nutrisi ini dapat memengaruhi penyerapan zat besi, kalsium, tembaga, magnesium, dan vitamin yang larut dalam lemak. Selai itu, serat larut dapat mengurangi pencernaan protein di usus kecil.

Sumber yang sama menunjukkan bahwa serat mempengaruhi metabolisme lipid, yang tidak selalu merupakan hal yang buruk. Nutrisi ini berikatan dengan kolesterol, trigliserida dan asam empedu, sehingga memudahkan tubuh untuk mengeluarkannya.

Agar tetap aman, konsumsi serat dalam jumlah sedang. Usahakan untuk tidak melebihi 70 gram per hari.

4 dari 8 halaman

Kembung

Gas dan perasaan kembung adalah dua keluhan paling umum saat tubuh memiliki terlalu banyak serat. Banyak orang yang berlebihan dan memasukkan terlalu banyak makanan kaya serat dalam setiap hidangan. Proses mikrobiota dalam serat pencernaan usus menghasilkan berbagai gas. Gas ini dapat menyebabkan bersendawa, perut kembung, dan ketidaknyamanan.

Gangguan pencernaan ini sering terjadi ketika asupan serat meningkat secara tiba-tiba. Makanan seperti kacang-kacangan dan sayuran silangan seperti kubis, kangkung, dan kecambah adalah penyebab umum produksi gas dalam tubuh. Konsumsi sayuran ini dalam jumlah yang wajar.

5 dari 8 halaman

Kram perut

Kram perut bisa terasa menyakitkan dan membuat frustrasi, inikadang-kadang bisa menjadi tanda asupan serat yang berlebihan. Gas-gas yang dilepaskan oleh pemecahan serat dalam jumlah besar adalah penyebabnya, dan penelitian menunjukkan bahwa mengurangi asupan serat dapat meringankan sakit perut.

Ini terjadi karena penumpukan gas dalam usus besar yang memberikan tekanan pada dinding usus besar. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa terlalu banyak serat dapat menyebabkan kram perut.

6 dari 8 halaman

Dehidrasi

Dehidrasi sebagai akibat dari serat yang berlebihan tergantung pada seberapa banyak cairan yang dikonsumsi individu pada awalnya. Untuk jumlah serat makanan yang lebih besar, penting untuk memastikan asupan air yang cukup. Alasannya adalah karena serat larut menyerap air dalam saluran pencernaan, yang meningkatkan kebutuhan hidrasi tubuh.

Sangat sulit untuk memastikan berapa banyak air yang dibutuhkan masing-masing individu, karena ini tergantung pada banyak hal yang berbeda. Sebagai contoh; iklim, aktivitas fisik, makanan, dan kondisi tubuh. Cara paling mudah mengatahui tubuh sedang dihidrasi adalah merasakan rasa haus dan warna urin yang pucat (kekuningan).

7 dari 8 halaman

Asam Lambung dan GERD

Bukti menunjukkan bahwa pertumbuhan berlebih bakteri usus kecil dapat menyebabkan beberapa kasus refluks asam. Asam surutnya juga dikenal sebagai penyakit refluks gastroesofageal (GERD). Ini ditandai dengan kondisi heartbrun.

Heartburn adalah gangguan pencernaan di mana asam lambung bocor ke kerongkongan, dan bisa menyebabkan apa pun, mulai dari ketidaknyamanan ringan hingga rasa sakit yang tajam dan membakar. Dalam kasus heartbrun, gas dari bakteri fermentasi karbohidrat dapat naik ke atas. Akibatnya, gas-gas ini memberi tekanan pada katup esofagus bagian bawah yang menjaga asam dalam lambung dan keluar dari kerongkongan.

8 dari 8 halaman

Penyumbatan usus

Untungnya, kondisi ini sangat jarang dan tidak mungkin. Namun, ada beberapa kasus penyumbatan saluran pencernaan, yang merupakan keadaan darurat medis yang serius. Khususnya, terlalu banyak serat dapat meningkatkan risiko pengembangan phytobezoar. Kondisi ini terjadi ketika massa yang besar dan terperangkap dalam sistem pencernaan yang terdiri dari serat buah dan sayuran.

Cara menguyah yang tidak sempurna dan asupan besar makanan berserat tinggi adalah salah satu faktor risiko terbesar untuk phytobezoar. Diet rendah serat biasanya merupakan rekomendasi standar bagi mereka yang berisiko mengalami penyumbatan usus.