Sukses

Punya Kondisi Langka, Wanita Ini Keluarkan Kristal Setiap Kali Menangis

Wanita asal Armenia ini keluarkan kristal saat menangis, bahkan dokter tak tahu penyebabnya.

Liputan6.com, Jakarta Menangis merupakan salah satu respons fisik akibat dari refleks ataupun dari gejolak emosi yang dirasakan oleh seseorang. Biasanya, menangis adalah sinyal yang dikirimkan oleh seseorang pada orang lain untuk memberitahu bahwa seseorang itu benar-benar sedih atau sedang merasa tertekan.

Aktivitas menangis tidak hanya terjadi akibat dari gejolak emosi, tetapi juga mengeluarkan air dari tubuh lewat mata. Menangis merupakan kegiatan yang pasti sering dirasakan banyak orang. Entah itu menangis karena sedih atau pun bahagia.

Jika secara umum menangis mengeluarkan air mata, namun berbeda dengan seorang wanita asal Armenia. Wanita ini justru memiliki kebiasaan unik setiap menangis.

Wanita ini justru mengeluarkan butiran-butiran kristal bening dari matanya setiap kali menangis. Ukurannya pun cukup besar untuk bisa berada di dalam mata dan keluar begitu saja. 

2 dari 3 halaman

Keluarkan Kristal Saat Menangis

Apakah kamu pernah berpikir menangis dengan kristal? Kejadian langka ini dialami oleh seorang wanita di Armenia bernama Satenik Karazian. 

Satenik Karazian adalah sosok wanita berusia 22 tahun yang menderita kondisi unik dan tak biasa. Awalnya ketika pertama kali hal itu terjadi, ia tidak terlalu memikirkannya karena menganggap itu hanyalah flek dari debu di matanya. Namun saat keluarga melihatnya, mereka mulai berpikir bahwa itu seperti pecahan kaca yang turun hingga ke pipinya. 

Semakin memburuk, Satenik dan keluarganya pun memeriksanya ke dokter. Dilaporkan ia dapat memproduksi hingga 50 manik-manik seperti kristal dalam sehari, dikutip dari World of Buzz oleh Liputan6.com, Selasa (24/9/2019).

Ia bahkan mengaku merasa tersiksa dengan apa yang ia alami tersebut. Setiap kristal mulai keluar, itu rasanya menyakitkan.

3 dari 3 halaman

Diduga Akibat Penumpukan Garam di Matanya

Setelah melaporkan ke pihak dokter dan mendapat pemeriksaan, sayangnya pihak dokter tak mempercayainya. Dokter itu hanya meresepkan antibiotik dan obat tetes mata ringan serta tidak melakukan apa pun untuk membantu kondisinya. 

Mendengar kisah Satenik yang alami hal langka dan tak biasa, Kementerian Kesehatan Armenia kemudian dihubungi mengenai kondisinya. Pihak Kementerian lalu mengirim sampel 'kristal' milik wanita berusia 22 tahun itu untuk dianalisis ke Rusia.

Seorang dokter mata di Rusia kemudian berspekulasi bahwa kondisi ini mungkin disebabkan oleh penumpukan garam yang berlebihan di air matanya.