Sukses

6 Bahaya Tekanan Darah Tinggi pada Ibu Hamil, Waspadai

Penting untuk rutin melakukan kontrol di masa kehamilan agar masalah kesehatan bisa segera diatasi.

Liputan6.com, Jakarta Di masa kehamilan, tidak semua ibu hamil menjalaninya dengan lancar. Ada saja hal-hal yang bisa mengganggu kondisi kesehatan ibu hamil. Masalah kondisi kesehatan yang kerap menjangkit ibu hamil adalah tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Tekanan darah tinggi merupakan kondisi kesehatan yang cukup sering dijumpai. Namun, penanganan tekanan darah tinggi yang baik tidak akan berkembang atau membahayakan dan bisa hilang setelah melahirkan.

Namun, apabila tekanan darah tinggi dibiarkan bisa menyebabkan preeklampsia yang ditandai dengan meningkatkan tekanan darah disertai adanya protein dalam urin. Ibu hamil yang dikatakan mengalami tekanan darah tinggi jika tekanan darahnya di atas 140/90 mmHg.

Tekanan darah tinggi pada kehamilan terbagi menjadi beberapa jenis. Pembagian ini didasarkan pada waktu diketahuinya kondisi tersebut. Jenis tekanan darah tinggi pada ibu hamil seperti kronik, kronik dengan preeklampsia, gestasional, preeklampsia, dan eklamsia.

Nah, pada kondisi preeklampsia penting untuk ditangani dengan segera karena bisa menyebabkan kematian pada ibu dan bayi. Untuk itu, penanganan yang paling pasti tentunya menghentikan kehamilan tersebut dengan persalinan.

Karena tekanan darah tinggi tidak dapat dipandang sebelah mata, berikut ada risiko yang dihadapi oleh ibu hamil maupun bayinya ketika terjadi tekanan darah tinggi pada kehamilan. Telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, berikut ulasannya, Selasa (8/10/2019).

2 dari 7 halaman

Kerusakan Organ pada Tubuh Ibu

Akibat kontrol tekanan darah tinggi pada kehamilan yang buruk, maka memungkinkan terjadinya kerusakan organ yang permanen dan berat. Kerusakan organ tersebut seperti otak, jantung, ginjal, dan hati yang rentan mengalami cederea pada kondisi ini. Apabila kerusakannya sangat parah, nyawa ibu bisa terancam.

3 dari 7 halaman

Risiko Bayi Lahir Prematur

Selain bisa disebabkan oleh aliran darah plasenta yang berkurang, tekanan darah tinggi juga bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur. Menghentikan kehamilan segera atau lewat persalinan dapat dilakukan demi menyelamatkan ibu maupun sang bayi. Hal ini biasanya dilakukan ketika ada komplikasi yang mengancam nyawa.

4 dari 7 halaman

Menurunnya Aliran Darah ke Plasenta

Pembuluh darah di plasenta berfungsi untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi pada janin. Oleh karena itu, janin akan mengalami perlambatan pertumbuhan ketika aliran darah di plasenta terganggu.

5 dari 7 halaman

Terjadi Abrupsio Plasenta

Abrupsio plasenta merupakan kondisi terlepasnya plasenta dari dinding rahim ibu sebelum proses persalinan terjadi. Kondisi ini merupakan komplikasi yang bisa terjadi dari preeklampsia.

Gejala ibu hamil yang dirasakan pada kondisi ini berupa munculnya perdarahan hebat yang mengancam nyawa ibu. Keselamatan bayi juga terancam akibat hilangnya dukungan kehidupan berupa oksigen dan nutrisi dari plasenta yang utuh.

6 dari 7 halaman

Memungkinkan Terjadinya Eklampsia

Tekanan darah tinggi pada preeklampsia dapat berkembang menjadi eklamsia. Eklamsia merupakan kondisi terjadinya kejang pada ibu hamil penderita preeklampsia.

Kejang merupakan kondisi yang berisiko merusak organ otak dan dapat berakibat pada terjadinya kelumpuhan. Namun, perkembangan preeklampsia menjadi eklamsia masih sulit untuk diprediksi.

7 dari 7 halaman

Berisiko Penyakit Jantung

Ibu hamil yang mengalami preeklampsia, memiliki risiko terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah pada ibu di masa yang akan datang.

Itu tadi bahaya dan komplikasi yang bisa dialami ibu dan bayi ketika terjadi tekanan darah tinggi saat hamil. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol kehamilan secara rutin sesuai waktu yang dianjurkan.

Hal ini sangat penting dilakukan agar kondisi tekanan darah tinggi bisa segera diketahui ketika telah muncul. Bagi kamu yang sudah terdiagnosis tekanan darah tinggi di masa kehamilan, teruskan melakukan kontrol rutin kehamilan.

Penting juga untuk selalu mengonsumsi obat-obatan penurun tekanan darah tinggi yang telah diberikan oleh dokter secara teratur.