Liputan6.com, Jakarta Penyebab kepala pusing bisa disebabkan banyak hal. Pusing mengacu pada serangkaian sensasi seolah-olah ruangan berputar, kehilangan keseimbangan, dan lemas. Penyebab kepala pusing bisa memengaruhi organ-organ sensorik, khususnya mata dan telinga, sehingga kadang-kadang dapat menyebabkan pingsan.
Pusing bukanlah penyakit, melainikan gejala yang mendasarinya. Penyebab kepala pusing berhubungan dengan lingkungan eksternal seseorang, obat yang diminum, atau kondisi medis yang mendasarinya. Penyebab kepala pusing bisa menandakan sebuah gangguan kesehatan.
Advertisement
Baca Juga
Beberapa penyakit memiliki gejala kepala pusing. Penyakit-penyakit ini berkisar dari ringan hingga berat. Mengidentifikasikan penyebab kepala pusing bisa membuat Anda lebih waspada terhadap penyakit yang mendasari kondisi ini.
Pusing terkadang bisa hilang dengan sendirinya. Namun, penyebab kepala pusing tak boleh di anggap remeh. Jika pusing terus berlanjut dan tak kunjung hilang, hal ini tak boleh diabaikan. Berikut penyebab kepala pusing yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (14/10/2019).
Migrain
Migrain adalah jenis sakit kepala berulang yang dapat menyebabkan nyeri berdenyut atau berdenyut di satu sisi kepala. Migrain dapat menyebabkan rasa sakit berdenyut parah atau sensasi berdenyut, biasanya di satu sisi kepala. \
Migrain biasanya menghasilkan gejala yang lebih intens dan melemahkan daripada sakit kepala. Kadang-kadang, orang mengalami pusing sebelum timbulnya episode migrain.
Gejala neurologis lainnya, atau aura, dapat mendahului rasa sakit dari sakit kepala migrain. Aura dapat mencakup gangguan visual, seperti kilatan cahaya, kesemutan di satu sisi wajah, di lengan atau kaki dan kesulitan berbicara.
Advertisement
Tekanan Darah Rendah
Penurunan tekanan darah yang tajam dapat menyebabkan sensasi pusing. Perubahan tekanan darah dapat terjadi setelah duduk atau berdiri terlalu cepat. Ini dapat menyebabkan penurunan angka sistolik pada tekanan darah, yang akan menyebabkan perasaan tidak stabil.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan perubahan tekanan darah termasuk dehidrasi, kehilangan darah, reaksi alergi yang parah, atau anafilaksis, dan kehamilan. Minum obat-obatan tertentu, seperti diuretik, beta-blocker, atau antidepresan, juga dapat menyebabkan perubahan tekanan darah.
Anemia
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan kondisi yang disebut anemia, di mana tubuh tidak memiliki cukup darah yang kaya oksigen. Sumsum tulang membutuhkan zat besi untuk membuat hemoglobin.
Tanpa zat besi yang cukup, tubuh tidak dapat memproduksi cukup hemoglobin untuk sel darah merah. Anemia dapat menyebabkan gejala-gejala pusing, sesak napas, sakit dada, dan kelelahan.
Membuat perubahan pola makan tepat dan mengonsumsi suplemen zat besi dapat membantu mengobati bentuk anemia defisiensi besi ringan. Orang yang memiliki kekurangan zat besi parah mungkin memerlukan transfusi darah.
Advertisement
Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi ketika glukosa darah, atau gula darah, turun di bawah tingkat normal. Penyebab hipoglikemia meliputi melewatkan makan, mengonsumsi alkohol, minum obat-obatan tertentu, seperti insulin atau aspirin dan mengalami ketidakseimbangan hormon.
Gejala hipoglikemia dapat muncul secara tiba-tiba dan bervariasi dalam tingkat keparahannya. Beberapa gejala ini termasuk pusing atau pusing, kehilangan keseimbangan, kelelahan, sakit kepala, rasa lapar, perubahan suasana hati, kesulitan berkonsentrasi dan detak jantung tak teratur.
Penyakit Kardiovaskular
Penyakit kardiovaskular adalah istilah umum untuk kondisi yang mempengaruhi jantung atau pembuluh darah. Ini biasanya terkait dengan penumpukan timbunan lemak di dalam arteri (atherosclerosis) dan peningkatan risiko pembekuan darah.
Penyakit kardiovaskular juga dapat dikaitkan dengan kerusakan pembuluh darah di organ-organ seperti otak, jantung, ginjal dan mata.
Kondisi yang memengaruhi sistem kardiovaskular, seperti penumpukan plak di arteri dan gagal jantung kongestif, dapat menyebabkan pusing. Seseorang mungkin merasa pusing sebelum atau setelah serangan jantung atau stroke.
Jika seseorang memiliki penyakit kardiovaskular, mereka kemungkinan akan mengalami tanda dan gejala lain, termasuk detak jantung tak teratur, sesak napas, ketidaknyamanan atau sesak di dada, batuk terus menerus, kelebihan cairan di lengan, kaki, atau kaki, kelelahan, mual dan muntah.
Advertisement
Stres dan Cemas
Stres jangka panjang atau kronis dapat berkontribusi pada perkembangan masalah kesehatan yang signifikan, seperti depresi, kecemasan, penyakit jantung, diabetes, atau disfungsi kekebalan tubuh. Peristiwa yang penuh tekanan, seperti ujian atau situasi emosional yang menantang, dapat memicu serangan kecemasan. Orang-orang mungkin merasa pusing, bingung, dan mual selama serangan kecemasan.
Selama respons stres, otak melepaskan hormon yang memengaruhi sistem pernapasan dan kardiovaskular. Hormon-hormon ini mempersempit pembuluh darah, meningkatkan denyut jantung, dan menyebabkan pernapasan cepat dan dangkal. Respons ini dapat menyebabkan pusing. Gejala stres lainnya termasuk berkeringat, gemetar, sakit kepala, sakit dada, detak jantung yang cepat, sulit tidur, kesulitan berkonsentrasi, dan mual.
Â