17 Kata-Kata Bijak Preman Pensiun Sebagai Pelajaran Hidup

Kata-kata bijak preman pensiun tenang menjadi pemimpin bisa kamu jadikan pelajaran. Walaupun kata-kata bijak preman pensiun ini cukup sederhana, namun sangat pas dan cocok dengan keadaan sekarang ini. Preman tentunya juga manusia, dengan telah bertobat dan menjadi orang baik, preman pensiun bahkan bisa semakin bersinar dengan berbagai pengalamannya yang luas.

Tidak ayal, banyak juga kata-kata bijak preman pensiun tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik. Di antara para preman biasanya ada yang menjadi pemimpinnya. Tentunya bagaiaman preman memimpin akan berbeda dengan orang lain, apalagi dengan lingkungan yang cukup keras.

Berikut beberapa kata-kata bijak preman pensiun tentang menjadi pemimpin:

“Tidak perlu menjadi pemimpin untuk dapat disegani, kharisma dan kewibawaan diri lebih memiliki andil dari pada kekuasaan,”.

“Di bawah pemimpin yang baik, anak buah bodoh pun ada gunanya. Tapi di bawah pemimpin yang bodoh, pasukan terbaik pun kocar-kacir…”.

“Saya belum memecat kamu, tapi kamu sudah boleh mencari pekerjaan lain,”.

“Saya kenal banyak orang dan orang banyak kenal saya, tapi saya gak punya teman. Mereka datang kerana butuh, bukan karena dorongan hati,”.

“Kalo mukulin orang jangan sampai mati, ingat yang mencabut nyawa bukan kita,” – Kang Mus.

Banyak juga kata-kata bijak preman pensiun membahas tentang hubungan antara orang tua dan anak, maupun hubungan dengan tuhan. Preman yang dikenal dengan tidak ada takutnya ini ternyata masih punya ketakutan tersendiri, yaitu pada orang tua dan tuhan.

Setiap manusia tentunya memiliki rasa takut, seperti yang disampaikan kata-kata bijak preman pensiun. Begitu pula dengan preman. Walaupun pernah berada di jalan preman, tentunya setiap orang berhak bertobat. Preman pun bisa menjalani hidup bahagia setelah pensiun dengan kelaurganya. Walaupun perjuangan untuk berubah menjadi lebih baik tidak gampang, asalkan tetap berusaha pasti bisa.

Berikut beberapa kata-kata bijak preman pensiun salanjutnya:

“Kita musti tetep punya rasa takut kecuali kalo kita mau berhenti menjadi manusia,”.

“Jangan takut kepada siapapun, tapi takutlah kepada orang tua dan Tuhan,”.

“Ketika meninggalkan hal yang kamu anggap buruk, terus kamu berpindah ke hal yang kamu anggap baik, tuhan tidak serta merta memberi jalan yang mudah, tuhan akan menguji kesungguhan kamu.”

“Anak: bukan hanya diberi makan biar hidup. Tapi juga harus dididik biar benar.”

“Setiap anak berhak bangga pada orangtuanya.”

Tentunya banyak sekali persaingan yang terjadi antara preman. Kata-kata bijak preman pensiun juga mengandung makna tentang kemenangan dan kerjasama. Apalagi dalam kompetisi ini mempertaruhkan kehormatan dan jiwa satria para preman.

Kemenangan dan kerjasama tidak pernah lepas dari kehidupan preman, walaupun sudah pensiun. Tentunya setelah berubah menjadi lebih baik dan hidup dengan baik, preman pensiun juga harus mensyukur hidupnya.

Berikut beberapa kata-kata bijak preman pensiun berikutnya:

“Kita harus menang dengan tetap menjunjung tinggi kehormatan dan jiwa satria,”.

"Saya mau belajar bekerjasama dari tim sepakbola, bagaimana sekelompok orang berjuang bersama-sama untuk meraih sebuah kemenangan. Bukan dengan saling mengandalkan, tapi saling mendukung dan mempercayai,".

“Kita pernah susah, habis itu senang… mungkin kita harus susah sekali lagi, lebih susah dari waktu itu, supaya kalo kita senang lagi… benar-benar senang. Kita bisa menghargai kesenangan itu, lebih bersyukur…kalo ternyata kita lupa bersyukur, setidaknya kita punya kenangan, pernah jadi orang susah.”

“Mikir dalam keadaan lapar itu berat,” – Ubed.

Selain itu, kata-kata bijak preman pensiun juga tidak lepas dari kehidupan percintaan. Berikut beberapa Kata-kata bijak preman pensiun tentang cinta:

“Kalo dia nggak suka sama kamu, jangan bikin dia merasa terganggu. Kalo kamu bisa buat dia jatuh cinta, jangan buat dia sedih!” – Kang Mus.

“Jatuh cinta itu nggak butuh modal, gak butuh tenaga, bisa langsung jatuh gitu aja…” - Uyan.

“Wanita diciptakan dari tulang rusuk pria, bukan dari kepala untuk jadi atasannya, bukan dari kaki untuk dijadikan alasnya, Melainkan dari sisinya untuk dilindungi dan dekat dengan hati unutk dicintai,” – Kang Bahar.