Sukses

5 Fakta Dokter Terawan, Sosok Menteri Kesehatan Baru Kabinet Jokowi Jilid II

Dokter Terawan adalah dokter yang mendiagnosis Ashanty mengidap penyakit autoimun.

Liputan6.com, Jakarta Nama Terawan Agus Putranto sudah tidak asing lagi di dunia medis Tanah Air. Dokter Terawan Agus Putranto dikenal sebagai dokter metode cuci otak untuk pasien stroke dan kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD).

Dokter Terawan juga telah sukses menangani hingga 40.000 pasien yang bermasalah dengan penyakit di kepala. Baru-baru ini Dokter Terawan mengejutkan publik dengan kehadirannya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2019).

Belum diketahui posisi apa yang akan diduduki Terawan di kabinet kerja jilid II. Banyak orang memprediksi Terawan akan menjabat sebagai Menteri Kesehatan (Menkes). Pria kelahiran Yogyakarta, 5 Agustus 1964 ini termasuk dokter yang sangat diandalkan di Indonesia.

Dokter Terawan adalah dokter militer yang kemudian menjadi dokter kepresidenan sejak tahun 2009. Sudah banyak menangani orang-orang penting bahkan artis, bahkan Ashanty akhirnya mengetahui dirinya menderita autoimun setelah periksa ke Dokter Terawan.

Dokter lulusan Fakultas Kedokteran UGM ini adalah dokter yang mendiagnosis istri Anang Hermansyah tersebut mengidap autoimun. Berikut 5 fakta Dokter Terawan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (22/10/2019).

2 dari 6 halaman

1. Sembuhkan 40 Ribu Orang dengan Metode Cuci Otak

Kemampuan dokter Terawan mencuci otak demi kesembuhan pasien sempat menuai kontroversi. Meski begitu, metode ini telah menyembuhkan 40 ribu pasien. Dokter asal Yogyakarta ini mengaku sudah menerapkan metode mengatasi masalah stroke ini sejak tahun 2005.

Bahkan menurutnya, tak banyak komplain dari masyarakat yang ia terima sehingga menjadikan bukti bahwa metode tersebut aman diterapkan. Setelah itu, ia menemukan metode baru untuk menangani pasien stroke yang disebut dengan terapi cuci otak dan penerapan program DSA (Digital Substraction Angiogram).

Kemampuannya menyembuhkan penyakit stroke bahkan ssudah banyak diakui di Indonesia maupun luar negeri. Ia juga pernah menangani beberapa tokoh, seperti Wakil Presiden Indonesia ke-6 Try Sutrisno, mantan kepala BIN Hendroproyono, hingga tokoh pres Dahlan Iskan.

3 dari 6 halaman

2. Dipecat IDI

Meski telah berhasil menyembuhkan 40.000 orang dengan metode cuci otak, metode ini sempat mengundang kontroversi. Bahkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengecam keras metode tersebut. IDI memberikan sanksi berupa pemecatan selama 12 bulan dari keanggotaan, terhitung dari 26 Februari 2018 hingga 15 Februari 2019.

IDI juga mencabut izin praktek dokter yang pernah menerima penghargaan Bintang Mahaputera Naraya tersebut. Keputusan tersebut diambil setelah sidang Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK). IDI menilai, Terawan melakukan pelanggaran etika kedokteran.

4 dari 6 halaman

3. Dokter yang Sederhana

Menurut pengakuan salah seorang pasien yang pernah ditangani oleh dr. Terawan, dokter tersebut merupakan sosok yang sederhana dan tidak mementingkan uang. Biaya cuci otak dokter Terawan dinilai tak semahal jika harus berobat ke luar negeri.

Dokter satu ini diketahui sangat menomorsatukan kesembuhan pasiennya di atas nilai materi yang didapat.

5 dari 6 halaman

4. Dokter yang Cerdas

Dokter Terawan termasuk dokter yang cerdas. Meski sempat menolak menjelaskan di forum ilmiah kepada sesama sejawat kedokteran demi keamanan dan menghindari penyalahgunaan metode cuci otak tersebut.

Dokter Terawan akhirnya mengungkap yang sebenarnya adalah memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah melalui pangkal paha penderita stroke. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada penyumbatan pembuluh di area otak.

Selain itu, ia memasukkan cairan Heparin yang bisa memberi efek anti pembekuan darah di pembuluh darah. Metode pencucian otak atau metode DSA, Dr Terawan kemudian melambung bahkan terlah digunakan di Jerman.

Metode yang biasa disebut brain flushing itu juga tertuang dalam disertasinya bertajuk “Efek Intra Arterial Heparin Flushing Terhadap Regional Cerebral Blood Flow, Motor Evoked Potentials, dan Fungsi Motorik pada Pasien dengan Stroke Iskemik Kronis".

6 dari 6 halaman

5. Penghargaan yang Diraih

Berkat kesuksesannya, metode pengobatan tersebut bahkan telah diterapkan di Jerman dengan nama paten ‘Terawan Theory’. Dokter Terawan juga pernah mendapatkan sejumlah penghargaan.

Di antaranya penghargaan Hendropriyono Strategic Consulting (HSC) dan dua rekor MURI sekaligus sebagai penemu terapi cuci otak dan penerapan program Digital Substraction Angiogram (DSA) terbanyak.

Terawan membuktikan kepada dunia medis, meski menjadi dokter militer, ia tetap bisa memberikan penemuan metode baru dan pelayanan cepat kepada pasien stroke agar cepat sembuh.