Liputan6.com, Jakarta Kehamilan ektopik merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu pada triwulan pertama dari kehamilan. Beragam risiko kehamilan ektopik sangat besar karena kehamilan ini tidak bisa menjadi normal. Oleh karena itu, penting untuk mengenal penyebab kehamilan ektopik dan gejalanya sejak dini.
Baca Juga
Advertisement
Dengan mengetahui penyebab kehamilan ektopik, kamu bisa melakukan langkah pencegahan sejak dini. Pasalnya, kondisi ini sangat sulit untuk dideteksi karena mempunyai tanda-tanda yang mirip dengan kehamilan pada umumnya.
Selain mengetahui penyebab kehamilan ektopik, kamu juga perlu mengetahui gejalanya untuk segera mendapatkan penanganan kehamilan ektopik dengan operasi. Penting untuk mendeteksi dini kehamilan ektopik karena dapat mengancam nyawa.
Berikut Liputan6.com, Jumat (25/10/2019) telah merangkum dari berbagai sumber mengulas tentang penyebab kehamilan ektopik, gejala, serta cara pencegahannya.
Mengenal tentang Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan yang terjadi di luar rahim. Pada kehamilan normal, telur yang sudah dibuahi akan melalui saluran tuba falopi yang menghubungkan indung telur dengan rahim menuju ke rahim.
Namun, pada kasus kehamilan ektopik telur tersebut melekat pada rahim dan mulai tumbuh menjadi janin. Kejadian ini membuat telur yang sudah dibuahi akan menempel dan tumbuh di tempat yang tidak semestinya.
Kondisi ini paling sering terjadi di daerah saluran telur hingga persentasi terjadinya menyentuh angka 98 persen. Selain di tuba palopi, kehamilan ektopik juga dapat terjadi di indung telur, rongga perut atau leher.
Kehamilan ektopik bisa menyebabkan ibu hamil mengalami kematian. Besarnya angka kematian pada ibu hamil akibat kehamilan ektopik karena kurangnya deteksi dini dan pengobatan setelah diketahui mengalami kehamilan ektopik.
Advertisement
Penyebab Kehamilan Ektopik yang Perlu Diwaspadai
Penyebab kehamilan ektopik belum diketahui secara pasti. Namun kondisi ini sering kali dikaitkan dengan kerusakan pada tuba palopi, yaitu saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim.
Kerusakan tuba falopi disebabkan oleh berbagai hal seperti faktor genetik, bawaan lahir, ketidakseimbangan hormon, peradangan akibat infeksi atau prosedur medis, dan perkembangan organ reproduksi yang tidak normal.
Kehamilan di luar rahim dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, seperti:
- Punya riwayat kehamilan ektopik sebelumnya. Muncul atau kambuhnya mencapai 15 persen setelah kehamilan ektopik pertama dan meningkat sebanyak 30 persen setelah kehamilan ektopik kedua.
- Masih menggunakan alat kontrasepsi spiral dan pil progesterone saat hamil. Hal ini dikarenakan pil yang mengandung hormon progesterone mampu meningkatkan kehamilan ektopik. Pil progesterone dapat mengganggu perherakan sel sehingga membawa sel telur yang sudah dibuahi menempel ke dalam rahim.
- Rusaknya saluran telur. Sel telur yang sudah dibuahi mengalami kesulitan melalui slauran tersebut, sehingga menyebabkan telur melekat dan tumbuh di dalam saluran indung telur. Faktor risiko yang menyebabkan gangguan ini seperti kebiasaan merokok, penyakit radang panggul, dan endometriosis.
Gejala yang Perlu Dikenali Segera
Setelah mengetahui penyebab kehamilan ektopik, kamu juga perlu mengetahui gejala kehamilan ektopik. Hal ini berguna untuk mendeteksi terjadinya kehamilan ektopik dengan segera.
Kehamilan ektopik terjadi pada minggu-minggu awal kehamilan. Kehamilan ektopik akan memiliki tanda-tanda seperti kehamilan pada umumnya seperti terlambat haid, mual dan muntah, mudah lelah, dan kondisi payudara mengeras.
Oleh karena itu, perlu melakukan pemeriksaan secara mandiri yang lebih intensif dengan memperhatikan:
- Rasa nyeri hebat pada perut bagian bawah. Awalnya nyeri ini dapat terasa tajam, kemudian perlahan-lahan akan menyebar ke seluruh perut.
- Rasa nyeri akan bertambah hebat saat bergerak.
- Perdarahan di vagina. Kondisinya bisa bervariasi, dapat berupa bercak atau perdarahan yang banyak seperti menstruasi.
Jadi, apabila seorang wanita dengan kehamilan ektopik merasakan gejala di atas maka wanita tersebut mengalami kehamilan ektopik terganggu (KET).
Advertisement
Cara Mencegah Kehamilan Ektopik
Untuk mengurangi risiko terjadinya kehamil ektopik, kamu bisa melakukan beberapa langkah pencegahan. Cara mencegah kehamilan di luar kandungan bisa dilakukan dengan cara berikut ini:
Berhenti Merokok
Wanita yang merokok akan mengalami kemungkinan yang lebih besar untuk mengalami kehamilan ektopik.
Berhubungan Seksual Secara Aman
Lakukan hubungan seksual secara aman, seperti menggunakan kondom. Hal ini dapat mengurangi risiko kehamilan ektopik dan melindungi seseorang dari penyakit menular seksual.
Deteksi Dini dengan Memeriksakannya ke Dokter
Risiko kehamilan ektopik memang tidak bisa dihindari 100 persen. Namun kamu dapat mengurangi komplikasi dengan melakukan deteksi dini. Apabila kamu memiliki riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, maka kamu perlu ke dokter sesering mungkin untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Kalau kamu merasa terlambat haid atau mendapatkan hasil test pack yang positif, maga segera periksakan diri ke dokter agar dapat dilakukan USG. Hal ini untuk memastikan di mana lokasi penempelan janin.
Jika ternyata janin menempel di laur janin, maka akan dilakukan penanganan segera sebelum pecahnya saluran telur. Oleh karena itu, jangan menunda-nunda ke rumah sakit dengan alasan apapun. Terutama kalau kamu mengalami gejala kehamilan ektopik terganggu.
Pecahnya saluran telur dapat menyebabkan perdarahan di dalam rongga panggul dan perut, serta kondisi fatal lainnya.