Sukses

Bikin Geleng-Geleng, Restoran Ini Sajikan Air Minum Daur Ulang Limbah Toilet

Restoran Gust'eaux menyajikan air minum gratis hasil daur ulang wastafel dan toilet.

Liputan6.com, Jakarta Sebuah restoran di Belgia diketahui menyajikan air minum yang cukup unik. Restoran Gust'eaux mengungkapkan bahwa mereka mulai menyajikan air minum gratis hasil daur ulang wastafel dan toilet, seperti yang Liputan6.com lansir dari Oddity Central, Sabtu (26/10/2019).

Gust’eaux di Kuurne mengklaim air yang disajikan tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, sehingga sulit bagi pelanggan mengetahui sumber air mineral yang disajikan. Dengan menggunakan sistem pemurnian lima langkah yang kompleks, Gust’eaux mampu mengubah limbahnya menjadi air.

Walaupun dari limbah toilet, air minum daur ulang ini begitu murni dan tetap diperkaya dengan mineral sebelum disajikan kepada pengunjung. Restoran Belgia itu tidak terhubung ke sistem saluran pembuangan kota. Hal ini lah yang mendorong mereka untuk menciptakan air minum daur ulang tersebut.

2 dari 2 halaman

Pemurnian Air Toilet

Berkat sistem daur ulang air yang unik ini, toilet dan air wastafel dari restoran bisa dimanfaatkan kembali. Cara pemurnian air limbah ini cukup simple, dengan pupuk tanaman, kemudian sebagian dicampur dengan air hujan yang dikumpulkan dan digunakan untuk menyiram toilet.

Sementara sisanya dilewatkan melalui serangkaian pemurnian proses yang membuatnya tidak bisa dibedakan dari air limbah. Seorang atasan dari restoran tersebut juga turut memberi tanggapan atas air yang daur ulang yang dikelola.

“Air yang hasilnya terlalu murni untuk bisa diminum, jadi kami menambahkan mineral untuk membuatnya lebih sehat,” kata seorang perwakilan dari Gust’eaux.

Restoran ini menawarkan air toilet daur ulang untuk pelanggan dalam berbagai bentuk, seperti air minum gratis, es batu atau kopi.

Kabarnya juga digunakan untuk menyeduh bir. Sistem pemurnian air yang sama digunakan untuk menyediakan air minum bagi masyarakat yang terisolasi, tetapi itu belum pernah terjadi sebelumnya di Eropa