Liputan6.com, Jakarta Di era digital ini, internet sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat di berbagai penjuru dunia. Makin bertumbuhnya infrastruktur telekomunikasi, makin besar penggunaan internet yang di akses oleh masyarakat.
Baca Juga
Advertisement
Apalagi didukung smartphone yang harganya sudah relatif terjangkau, sehingga hampir tiap individu pasti memiliki akses internet. Selain membawa dampak positif, pertumbuhan ini juga membawa dampak negatif.
Salah satunya, kecanduan internet. Kecanduan internet ditandai dengan keasikan yang berlebihan atau kurang terkontrol dalam perilaku penggunaan komputer dan akses internet. Sekarang ini mulai dari anak-anak hingga orang tua sudah kecanduan internet.
Penjelasan Ilmiah Kecanduan Internet
Kecanduan internet ini juga pernah dijelaskan secara ilmiah dan hasil laporannya telah terbit di jurnal PNAS. Para ilmuwan dari Haas School of Business UC Berkeley menjelaskan, kebiasaan ini dilakukakan karena otak manusia membutuhkan pengetahuan, entah informasi itu penting atau tidak.
Menurut peneliti, informasi khususnya dari internet dapat merangsang sistem penghargaan dopamin manusia, seperti yang Liputan6.com lansir dari Medical News Today, Sabtu (26/10/2019). Ini sama seperti yang terjadi bila kita mengonsumsi junk food, minuman beralkohol, atau mendapat uang.
Dopamin adalah salah satu zat kimia di otak (neurotransmiter) yang berperan mempengaruhi emosi, gerakan, sensasi kesenangan dan rasa sakit. Dopamin memegang peranan penting dalam banyak fungsi tubuh manusia.
"Bagi otak, informasi ibarat hadiah. Terlepas dari informasi itu bermanfaat atau tidak. Otak dapat menilai informasi yang membuat kita merasa lebih baik, meski informasi tersebut tak bermanfaat. " kata penulis penelitian dan ahli neuroekonomi Ming Hsu.
Advertisement
Keingintahuan Pada Sistem Otak
Keingintahuan membantu manusia untuk membuat keputusan yang menguntungkan. Sementara dari pandangan psikolog, rasa ingin tahu berfungsi untuk memenuhi keinginan diri, yakni mengetahui suatu hal.
Terlepas dari itu, dari penelitian tersebut Hsu dan tim memilih melihat bagaimana saraf rasa ingin tahu bekerja. Mereka mengumpulkan sejumlah peserta penelitian untuk bermain judi. Selagi responden bermain judi, para ahli memindai otak mereka.
Para peneliti menemukan bahwa informasi yang berkontribusi pada pengetahuan peluang menang judi, berhasil mengaktifkan bagian otak yang sama yang bertanggungjawab untuk penilaian, disebut Striatum dan Ventromedical Prefrontal Cortex (VMPFC).
VMPFC merupakan area otak atau tempat sistem hadiah penghasil dopamin distimulasi. VMPFC juga merupakan tempat dopamin dilepaskan melalui pemikiran dan keingintahuan.