Sukses

Ditetapkan UNESCO Jadi Kota Musik Dunia, Ini 5 Musisi Asal Ambon

Kota Ambon ditetapkan sebagai kota musik dunia oleh UNESCO pada Kamis (31/10/2019).

Liputan6.com, Jakarta Baru-baru ini Indonesia mencetak sejarah baru di industri musik dunia. Kota Ambon ditetapkan sebagai kota musik dunia oleh UNESCO pada Kamis (31/10/2019). Penetapan ini disampaikan oleh Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay di situs resmi UNESCO.

Dalam perayaan ini, UNESCO menobatkan 66 kota, termasuk Ambon menjadi bagian dari 246 kota di negara yang tergabung dengan Jaringan Kota Kreatif Dunia (Creatives Cities Network). Sebelum ditetapkan UNESCO, Pemerintah Provinsi Maluku pernah menobatkan Ambon sebagai kota musik Indonesia di Ambon Jazz Music Festival 2011.

Untuk dapat diakui sebagai Kota Musik Dunia, Ambon harus memiliki lima pilar utama. Lima pilar tersebut adalah melatih sumber saya manusia di bidang musik, instruktur musik, studio rekaman, sekolah musik, dan nilai sosial budaya dari musik.

Salah satu alasan Ambon ditunjuk sebagai Kota Musik Dunia karena banyaknya pagelaran musik internasional yang diselenggarakan di Ambon. Selain itu Ambon juga terlah mencetak banyak musisi legendaris.

Berikut 5 musisi asal Ambon yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (01/11/2019).

2 dari 6 halaman

1. Glenn Fredly

Glenn Fredly merupakan salah satu musisi Tanah Air berdarah Ambon. Kiprahnya di dunia musik Indonesia sendiri sudah tidak diragukan lagi. Pria 43 tahun ini sudah berkarier di dunia musik lebih dari 20 tahun.

Glenn Fredly Deviano Latuihamallo memulai kariernya di tahun 1995. Karier musiknya terus berlanjut dan mulai banyak mengeluarkan album. Sejak awal karier Glenn termasuk musisi yang produktif mengeluarkan album dan eksistensinya juga tak pernah redup.

Sukses di dunia musik, ia melebarkan sayapnya ke dunia film dengan menjadi produser. Tidak banyak yang tahu, Glenn nyatanya sudah memproduseri tiga film yang cukup terkenal yakni Cahaya Dari Timur, Filosofi Kopi dan Surat dari Praha.

3 dari 6 halaman

2. Benny Likumahuwa

Benny Likumahuwa merupakan musisi jazz senior berdarah Ambon. Benny Likumahuwa dilahirkan di Kediri 18 Juni 1946. Seorang multi-instrumentalis yang mampu memainkan instrumen bass, gitar, piano, trombone, saxophone, flute, klarinet hingga trombone.

Tahun 1965 Benny Likumahuwa meninggalkan Ambon dan bermukim di Bandung. Di tahun 1966,Benny Likumahuwa yang juga menguasai teori musik dengan baik mulai bergabung dengan kelompok Crescendo.

Kariernya semakin menanjak ketika ia membentuk grup The Augersindo yang bermain di beberapa negara di Asia. Ia banyak berpartisipasi dalam beragam event jazz, di antaranya The Singapore Jazz Festival, The North Sea Jazz Festival, Java Jazz Festival, dan lain sebagainya. Ia juga sempat meraih penghargaan sebagai The Most Dedicated Indonesian Jazz Artist yang diberikan oleh Java Jazz Festival.

4 dari 6 halaman

3. Harvey Malaiholo

Harvey Benjamin Malaihollo merupakan anak seorang pelaut dan ibunya adalah seorang penyanyi dalam grup "Titaley Sisters". Dia adalah cucu dari penyanyi kenamaan Bram Titaley. Pada tahun 1970-an, Harvey mulai kariernya di dunia musik Tanah Air dengan rekaman album.

Ia lebih popular dan dikenali menerusi The Big Five di kalangan pemusik Indonesia. Harvey mula popular di era 1980-an. Selain sukses bermusik di ganre jazz ia juga menjuarai Bintang Radio & TV anjuran Batik Iran Tirta.

5 dari 6 halaman

4. Marcello Tahitoe

Marcello Tahitoe dalah putra dari musikus dan pengarang lagu berdarah Maluku Minggoes Tahitoe dan penyanyi pop senior berdarah Batak yang sangat terkenal pada tahun 1980an Diana Nasution.

Di awal kemunculannya tahun 2005, Ello langsung mencetak hits dengan lagu Pergi Untuk Kembali. Albumnya berhasil terjual 150 ribu keping dan meraih sertifikasi platinum.

Tak hanya itu, Ello juga berhasil memborong dua piala di penghargaan Anugerah Musik Indonesia (AMI Award). Ello juga menjadi salah satu musisi Ambon yang memiliki banyak prestasi.

6 dari 6 halaman

5. Utha Likumahua

Karier awal Utha Likumahua justru tidak dibangun dari dunia tarik suara. Ia justru dikenal sebagai drummer band rock bernama Big Brother ketika bermukim di Bandung pada era 1970-an.

Namun, adik dari Benny Likumahua ini memantapkan diri menjadi penyanyi setelah bergabung menjadi vokalis di Jopie Item Combo. Karier Utha sebagai penyanyi mulai mencuat ketika membawakan lagu Tersiksa Lagi pada 1981.

Utha Likumahuwa menjadi tonggak musik Jazz Pop di industri musik Indonesia tahun 1980-an. Ia juga telah mengeluarkan kurang lebih 20 album sepanjang karir bernyanyi.

Video Terkini