Sukses

Djaduk Ferianto Meninggal Dunia, Ini 5 Fakta Sosoknya

Djaduk Ferianto meninggal karena serangan jantung di Yogyakarta, Rabu (13/11/2019) pukul 02.30 WIB

Liputan6.com, Jakarta Kabar duka mendalam baru saja datang dari dunia hiburan Tanah Air. Seniman musik Djaduk Ferianto menghembuskan nafas terakhirnya pada Rabu dini hari (13/11/2019). Kabar kepergian seniman musik ini dikabarkan oleh sang kakak, Butet Kertaredjasa melalui pesan Whatsapp.

Penggagas Ngayogjazz ini meninggal dunia di kediamannya di Yogyakarta dan akan disemayamkan di makam keluarga, Kasihan Bantul. Diketahui, pemilik nama lengkap RM Gregorius Djaduk Ferianto meninggal dunia di usia 55 tahun, ia meninggalkan seorang istri dan lima anak.

Butet Kertaradjasa mengungkapkan bahwa sang adik memiliki riwayat penyakit darah tinggi. Selain itu, diketaui Djaduk juga menderita sakit jantung. Bahkan ia seharusnya sudah harus operasi pemasangan ring. Namun, tindakan operasi tersebut belum juga diambil.

Sebelum meninggal dunia, Djaduk juga masih ikut rapat Ngayogjazz yang akan diselenggrakan pada Sabtu (16/11/2019) mendatang. Duka mendalam tersebut juga dirasakan oleh para seniman Indonesia salah satunya Tompi yang ikut tampil di Ngayogjazz.

"Biasanya duduk2 ngopi ngobrol lamaa amaa mas djaduk sebelum naik panggung. Mendengar ceritanya ttg bagaimana bahagianya warga desa mensupport perhelatan jazz itu. Beliau mengajari tanpa menggurui. RIP mas" tulis Tompi di akun Twitternya.

Djaduk dikenal sebagai salah satu seniman multitalenta. Bersama grup musik Kua Etnika dan Sinten Remen, Djaduk memadukan unsur-unsur musik tradisional dengan modern. Selain bermusik ia juga aktif sebagai anggota Teater Gandrik. Berikut fakta menarik sosok Djaduk Ferianto dirangkum Liputan6.com, dari berbagai sumber, Rabu (13/11/2019).

2 dari 6 halaman

1. Putra dari seniman legendaris Bagong Kussudiardja

Seniman musik, Djaduk Ferianto merupakan anak bungsu dari seniman legendaris Bagong Kussudiardja. Sejak 1972, Djaduk sering menggarap illustrasi musik sinetron, jingle iklan, penata musik pementasan teater, hingga tampil bersama kelompoknya dalam pentas musik di berbagai negara. Ia bersama kelompoknya terkenal dengan eksplorasi berbagai alat dan benda sebagai instrumen musiknya.

Namun Djaduk baru bisa masuk industri musik nasionl pada 1996. Meskipun frekuensi tampil di ibukata sangat tinggi, Dajduk memilih untuk tetap tinggal di kampung halamannya, Yogyakarta.

3 dari 6 halaman

2. Awalnya memiliki nama Guritno

Gregorius Djaduk Ferianto yang lebih populer dengan nama Djaduk Ferianto ini adalah seorang aktor dan seniman musik Indonesia. Djaduk awalnya diberi nama Guritno oleh sang paman, namun nama itu hanya bertahan sampai ia berusia 10 tahun. Karena ia kerap jatuh sakit, ayahnya mengganti nama Guritno menjadi Djaduk yang artinya unggul.

Ia selalu ditemani radio yang sering menyiarkan pertunjukan wayang. Tidak lupa juga buku cerita wayang yang selalu ada di sampingnya. Kemudian ia bercita-cita menjadi dalang, bahkan pernah belajar mendalang. Lingkungan masa kecilnya di Tedjakusuman, Yogyakarta yang dekat dengan kesenian sangat mendukung kariernya di bidang musik, juga teater.

4 dari 6 halaman

3. Penggagas Ngayogjazz

Meski beruntung terlahir di keluarga seniman, tak cukup mudah untuk Djaduk dalam mencapai kesuksesannya. Ayah lima anak ini sempat mengalami diskriminasi, salah satunya adalah pembedaan antara lokal dan nasional.

Namun semangatnya dalam berkarya tak pudar, kini ia menjadi seniman populer di Tanah Air. Selain itu, Djaduk Ferianto Djaduk Ferianto juga giat mengibarkan event Ngayogjazz. Pada 1995 bersama kakaknya, Butet dan Purwanto mendirikan kelompok kesenian Kua Etnika. Djaduk juga meracik dengan manis musik keroncong lewat grup Sinten Remen.

5 dari 6 halaman

4. Aktif sebagai anggota teater

Djaduk Ferianto dikenal sebagai salah satu seniman multitalenta. Selain bermusik, ia juga aktif sebagai anggota Teater Gandrik. Dengan sederet karya dan prestasinya, Djaduk rupanya masih menyimpan bakat lain yakni berakting.

Debutnya sebagai aktor ditandai dengan keterlibatannya sebagai salah satu pemeran pendukung dalam film. Tak hanya itu, ia juga pernah menyutradarai beberapa pertunjukan teater dan mengerjakan ilustrasi musik untuk film.

6 dari 6 halaman

5. Pernah bercita-cita menjadi dalang

Pada masa kecilnya, Djaduk Ferianto selalu ditemani radio yang sering menyiarkan pertunjukan wayang. Tidak lupa juga buku cerita wayang selalu ada di sampingnya.

Berawal dari kecintaannya pada wayang, ia bercita-cita menjadi dalang, bahkan pernah belajar mendalang. Lingkungan masa kecilnya di Tedjakusuman, Yogyakarta yang dekat dengan kesenian sangat mendukung kariernya di bidang musik, juga teater.