Sukses

7 Penyakit yang Ditandai Menguap Terlalu Sering, Waspadai Jantung

Jangan anggap sepele ketika kamu menguap terlalu sering, tanda masalah penyakit serius.

Liputan6.com, Jakarta Menguap merupakan salah satu tanda atau sinyal tubuh ketika seseorang merasa bosan atau mengantuk. Tapi mengupa bisa juga tanda penyakit. Menguap dalam jangka waktu tidak terlalu sering bukan menjadi masalah yang perlu dikhawatirkan. 

Namun, berbeda dengan menguap yang terlalu sering setiap beberapa saat padahal kamu tidak mengantuk. Apabila kamu kerap merasakan mengantuk dalam waktu yang terlalu sering, bisa menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan atau adanya penyakit.

Menurut beberapa ahli, menguap merupakan proses untuk mendinginkan otak. Pasalnya, dengan menguap memungkinkan terjadinya peregangan rahang sehingga membuat aliran darah ke area wajah, leher, dan kepala ikut meningkat.

Proses tarik napas panjang saat menguap membuat udara dingin masuk ke dalam rongga sinus dan otak. Hal ini bekerja untuk menghentikan udara panas yang berada di dalam organ tersebut.

Berikut ada tujuh penyakit serius yang menjadikan menguap sebagai gejala utamanya yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (22/11/2019).

2 dari 8 halaman

Serangan Jantung

Serangan jantung merupakan kondisi saat jantung tidak mendapatkan aliran darah yang mengandung oksigen untuk memompa darah. Gejala serangan jantung yang umum dirasakan adalah nyeri dada bagian kiri, keringat berlebihan, mual, dan kelelahan. Ketika penderita serangan jantung kelelahan, biasanya akan lebih sering menguap.

3 dari 8 halaman

Stroke

Stroke merupakan kondisi kematian jaringan otak yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Stroke bisa berupa sumbatan atau iskemik maupun perdarahan atau hemoragik.

Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena adanya sumbatan atau bekuan darah yang menghambat pembuluh darah. Sedangkan pada stroke hemoragik, terjadi pecahnya pembuluh darah yang akan menyebabkan aliran darah terhambat sehingga darah tidak akan sampai ke jaringan otak.

Kedua jenis stroke tersebut dapat menyebabkan otak tidak mendapatkan aliran darah dan oksigen yang cukup. Inilah yang menyebabkan gangguan pada sistem saraf yang kemudian meningkatkan suhu di area otak.

Dengan begitu, tubuh akan melakukan gerakan menguap sebagai cara untuk mendinginkan otak. Sebuah penelitian menyatakan bahwa penderita stroke dapat menguap lebih sering, sebanyak 3 kali dalam 15 menit.

4 dari 8 halaman

Sleep Apnea atau Narkolepsi

Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang mengakibatkan kondisi pernapasan mengalami gangguan. Apabila tidak segera ditangani, penderitanya akan mengalami kondisi berhenti napas ketika tidur.

Sedangkan narkolepsi merupakan gangguan saraf yang memengaruhi kemampuan otak untuk mengatur siklus bangun dan tidur. Kedua penyakit gangguan tidur ini menyebabkan penderitanya menguap lebih sering, dikarenakan sulit untuk tidur dan beristirahat di malam hari.

5 dari 8 halaman

Gangguan Kesehatan Liver

Menguap terlalu sering namun tidak merasakan mengantuk, memungkinkan sebuah tanda kamu memiliki masalah pada organ hati. Apabila kamu mengalami kondisi ini beberapa kali, sebaiknya kamu perlu memeriksakan kondisi kesehatan ke dokter.

6 dari 8 halaman

Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis merupakan suatu kondisi ketika sistem kekebalan tubuh mengeluarkan reaksi abnormal dan menyerang sistem saraf pusat, terutama otak dan saraf tulang.

Penyakit ini sering menyebabkan kelelahan yang berlebihan pada penderitanya, sehingga akan membuat penderitanya sering menguap.

7 dari 8 halaman

Epilepsi

Epilepsi terjadi ketika seseorang mengalami kejang secara berulang. Saat mengalami kejang, asupan oksigen ke otak mengalami hambatan karena adanya perubahan aktivitas listrik otak. Kondisi ini membuat pendeirta epilepsi lebih sering menguap.

8 dari 8 halaman

Efek Samping Obat

Mengonsumsi beberapa jenis obat-obatan tertentu bisa membuat tubuh merasa lelah dan kamu akan sering menguap. Biasanya jenis obat-obatan yang memberi efek mengantuk jika dikonsumsi secara terus-menerus seperti antidepresan, antihistamin, dan beberapa inhibitor penyerapan serotonin.