Sukses

Tata Cara Sholat Dhuha yang Benar Dilengkapi Bacaan dan Keistimewaannya

Pagi dan siang hari merupakan waktu terbaik untuk menjalankan sholat dhuha.

Liputan6.com, Jakarta Tata cara sholat dhuha yang benar dan lengkap sebenarnya sama seperti sholat sunnah pada umumnya. Hal yang membedakan dari tata cara sholat dhuha dengan sholat lainnya hanya terletak pada bacaan niat, doa, dan waktu melaksanakannya saja. 

Walaupun hanya memiliki sedikit perbedaan saja dengan sholat sunnah lainnya, namun Anda tetap perlu memerhatikan dengan seksama tata cara sholat dhuha yang benar. Dengan memerhatikan dan melaksanakannya dengan tepat, diharapkan dapat menuai manfaat atau keistimewaan dari sholat dhuha.

Mirip dengan fungsi sholat sunnah lainnya, sholat dhuha juga memiliki keutamaan salah satunya adalah sarana untuk memohon ampunan dosa. Keutamaan lain mengerjakan sholat dhuha yaitu tidak termasuk ke dalam golongan orang lalai dalam mencari rahmat Allat SWT.

Untuk bisa merasakan keistimewaannya tersebut, maka penting untuk memerhatikan tata cara sholat dhuha yang benar. Berikut Liputan6.com telah merangkum dari berbagai sumber membahas tentang tata cara sholat dhuha yang benar, Jumat (22/11/2019).

2 dari 5 halaman

Tata Cara Sholat Dhuha yang Benar

Perbedaan tata cara sholat dhuha yang benar hanya terletak pada bacaan niat, doa, dan waktunya saja.

Sholat sunnah dhuha paling sedikit dikerjakan sebanyak 2 rakaat. Namun, beberapa ulama mengatakan tidak membatasi persoalan rakaatnya. Ada yang mengatakan 12 rakaat, ada yang mengatakan bisa lebih banyak lagi hingga waktu sholat dhuha habis.

Namun, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri kadang mengerjakan sholat dhuha 4 rakaat. Tetapi beliau pernah melaksanakan shalat dhuha hingga 8 rakaat. Ini sesuai dengan hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berikut:

Dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan sholat dhuha sebanyak 8 rakaat. Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam." (HR. Abu Dawud)

3 dari 5 halaman

Waktu Terbaik untuk Sholat Dhuha

Sholat dhuha sama seperti sholat sunnah lainnya, namun yang berbeda hanya terdapat pada waktu, niat, dan bacaan sholatnya. Waktu pelaksanaan sholat dhuha berlangsung dari munculnya matahari hingga sebelum matahari tepat di tengah.

Adapun waktu yang dianjurkan untuk melaksanakan sholat dhuha terbagi menjadi dua, yaitu awal waktu dan akhir waktu. Awal waktu sholat dhuha kamu bisa melakukannya saat 20 menit setelah matahari terbit.

Waktu tersebut sesuai dengan keterangan hadis yang diriwayatkan oleh ‘Amr bin ‘Abasah. Nabi Muhammad SAW bersabda:

"Kerjakanlah salat subuh kemudian tinggalkanlah shalat hingga matahari terbit, sampai matahari naik. Ketika matahari terbit, ia terbit di antara dua tanduk setan, saat itu orang-orang kafir sedang bersujud (menyembah Matahari)." (HR. Muslim)

Sedangkan waktu kedua yang dianjurkan adalah akhir waktu sholat dhuha yang dilakukan 15 menit sebelum masuk waktu sholat dzuhur. Namun, waktu terbaik atau utama mengerjakan sholat dhuha adalah di akhir atau seperempat siang, yaitu dalam keadaan yang semakin panas.

Waktu tersebut sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Zaid bin Arqam. Zaid bin Arqam melihat orang-orang mengerjakan sholat dhuha (di awal pagi), dia berkata:

"Tidakkah mereka mengetahui bahwa sholat di selain waktu ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Sholat orang-orang awwabin (taat; kembali pada Allah) adalah ketika anak unta mulai kepanasan'." (HR. Muslim)

4 dari 5 halaman

Tata Cara Sholat Dhuha yang Benar dan Bacaan Niatnya

Sholat dhuha bisa dilakukan dengan munfarid atau sendiri juga berjamaah. Dalam tata cara sholat dhuha yang benar, mengucapkan niat sholat dhuha sebelum takbirotul ihram hukumnya sunnah menurut madzhab Syafi’i dan Hambali. Fungsi dari mengucap niat sholat dhuha sendiri adalah untuk mengingatkan hati sehingga lebih mantap dan khusyu’ dalam menjalankan shalatnya.

Sedangkan menurut Madzhab Maliki dan Hanafi, mengucap niat sholat dhuha sebelum mengangkat tangan dan takbirotul ihram tidak disyariatkan, kecuali bagi orang yang was-was (ragu-ragu dengan niatnya).

Kedua madzhab tersebut menyebutkan bahwa niat sholat dhuha cukup dilafalkan di dalam hati saja. Karena mengucap niat sholat dhuha adalah khilaful aula (menyalahi keutamaan) dan bid'ah (tidak dicontohkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam).

Terlepas dari perbedaan tersebut, bacaan niat sholat dhuha pada umumnya adalah

Usholli sunnatadh dhuhaa rok’ataini mustaqbilal qiblati adaa’an lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “ Aku niat shalat sunnah dhuha dua rakaat menghadap kiblat saat ini karena Allah Ta’ala.

Tata Cara Sholat Dhuha yang Benar

1. Niat salat duha

2. Takbirotul Ihram

3. Membaca Doa Iftitah (Sunnah)

4. Membaca surat Al-Fatihah

5. Membaca surat Ad-Dhuha

6. Rukuk dengan tuma'ninah

7. I'tidal dengan tuma’ninah

8. Sujud dengan tuma’ninah

9. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah

10. Sujud kedua dengan tuma’ninah

11. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua

12. Membaca surat Al-Fatihah

13. Membaca surat As-Syams

14. Rukuk dengan tuma'ninah

15. I'tidal dengan tuma'ninah

16. Sujud dengan tuma'ninah

17. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah

18. Sujud kedua dengan tuma'ninah

19. Tasyahud Akhir dengan tuma'ninah

20. Salam

21. Membaca doa sholat dhuha

5 dari 5 halaman

Doa dan Keistimewaan Sholat Dhuha

Sebenarnya tidak ada doa khusus yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam setelah selesai sholat dhuha. Namun ada satu doa sholat dhuha yang populer dipanjatkan oleh kaum Muslim di seluruh dunia. Seperti dijelaskan sebelumnya, doa ini bukanlah berasal dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

“Allahumma innadhdhuha-a dhuha-uka, walbahaa-abahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwaatuka, wal qudrota qudrotuka, wal ‘ishmata ishmatuka.”

“Allahuma inkaana rizqii fissamma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’siron fayassirhu, wainkaana harooman fa thohhirhu, wa inkaana ba’idan fa qoribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika, aatini maa ataita ‘ibaadakash shoolihiin.”

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Allah, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu dan kekuatan-Mu, berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hambaMu yang shalih”.

Meskipun bukan berasal dari Nabi, kita boleh saja membaca doa tersebut dan doa lainnya asalkan semua itu baik.  Sementara itu, banyak sekali keistimewaan jika menunaikan sholat dhuha ini. Salah satunya merupakan sarana untuk memohon ampunan dosa.

Hadis riwayat At Tirmidzi dan Ibnu Majah menyebutkan bahwa, "Siapa yang membiasakan (menjaga) sholat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan."

Keutamaan lain dari sholat dhuha yaitu tidak termasuk ke dalam golongan orang lalai dalam mencari rahmat Allah." Orang yang mengerjakan sholat dhuha tidak termasuk orang lalai," (HR Al Baihaqi dan An Nasai)

Sholat dhuha juga memiliki keutamaan termasuk bagian dari sedekah. Dalam Hadis Riwayat Muslim, Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Setiap pagi, setiap ruas anggota badan kalian wajib dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang berbuat munkar adalah sedekah. Semua itu dapat diganti dengan salat duha dua rakaat."