Sukses

Pria Muslim Ini Bernama Slamet Hari Natal, Ini 5 Fakta Kisahnya

Slamet Hari Natal seorang muslim namun memiliki nama yang berarti ucapan hari raya untuk umat beragama Nasrani.

Liputan6.com, Jakarta Setiap orang di berbagai belahan dunia pasti memiliki nama. Nama sendiri adalah sebuah hadiah tak ternilai harganya dan merupakan hadiah pertama yang diberikan orangtua pada buah hati lahir ke dunia ini. Semua orangtua selalu menginginkan nama terbaik untuk anak-anak mereka. 

Kebanyakan orang bilang nama adalah doa dan harapan orangtua untuk kehidupan sang buah hati. Tapi ada juga yang memiliki tujuan lain. Tak heran jika banyak nama unik yang bertujuan agar nama mereka mudah diingat orang lain.

Seperti seorang pria asal Dusun Wates, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang ini terbilang cukup unik. Pria ini diketahui memiliki nama asli Slamet Hari Natal dan kerap dipanggil Slamet Yesus.

Hal yang membuat Slamet menjadi viral adalah dirinya seorang muslim namun memiliki nama yang berarti ucapan hari raya untuk umat beragama Nasrani. Kini viral, berikut 5 fakta kisah nama Slamet Hari Natal yang Liputan6.com kutip dari Merdeka.com, Selasa (17/12/2019).

2 dari 6 halaman

1. Alasan Pemberian Nama Slamet Hari Natal

Nama Slamet Hari Natal diberikan oleh kedua orangtuanya dengan alasan agar mudah diingat, selain karena memang kelahiran Slamet tepat saat perayaan Hari Natal, 25 Desember. Jadi setiap tanggal tersebut banyak keluarga dan teman yang mengucapkan selamat ulang tahun, bukan Selamat Hari Natal, meskipun namanya Slamet Hari Natal.

“Teman dan anak-anak saya itu mengucapkan Selamat Ulang Tahun. Mohon maaf kan saya muslim juga," kata Slamet Hari Natal.

3 dari 6 halaman

2. Berprofesi sebagai pemungut sampah

Kehidupan Slamet sehar-hari biasa-biasa saja. Selama ini ia berprofesi sebagai tenaga pemungut sampah di lingkungan kampungnya. Dua hari sekali biasanya ia memungut sampah bersama sahabatnya Suryono. Keduanya mengambil sampah di rumah-rumah warga untuk dibawa ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang berjarak sekitar sekitar 5 Km dari rumahnya.

Slamet yang sebelumnya berkerja sebagai supir truk gandengan. Profesi tenaga pemungut sampah sudah dilakoninya sekitar empat tahun terakhir dan memilih pensiun menjadi sopir truk antar kota.

4 dari 6 halaman

3. Sering Bermasalah Mengurus Identitas

Slamet sendiri mengungkapkan tidak pernah ada masalah berarti dalam kehidupannya bermasyarakat lantaran namanya tersebut. Saat masa kanak-kanak, Slamet juga mengaku tidak bermasalah bergaul dengan teman-teman seusianya.

Keluarganya memang lebih kerap memanggil Slamet, sementara kalau teman sekolahnya beberapa memanggil Natal dan Slamet Yesus. Tapi yang justru lebih sering mendapatkan masalah saat mengurus identitas diri atau surat-surat penting.

Petugas biasanya memberikan lebih banyak pertanyaan dibanding orang lain untuk lebih memastikan, terutama untuk kolom nama dan agama.

"Mungkin kalau di kolom agamanya Nasrani gitu, enggak begitu masalah. Kolom agama Islam, itu kan jadi orang bertanya-tanya," tambahnya.

5 dari 6 halaman

4. Anak Kena Dampak

Akibat nama ayahnya yang cukup unik tersebut, anak-anak Slamet sering mengalami kesulitas untuk mengurus identitas. Rata-rata tergelitik dan tidak percaya dengan nama itu, termasuk dialami anak bungsunya yang saat ini menjadi anggota TNI.

"Yang masalah itu saya pribadi atau anak saya saat mengurus surat-surat, pasti ditanya, bener enggak ini namanya, jadi lebih teliti petugasnya. Orang penasaran juga ingin ngecek dulu," katanya.

6 dari 6 halaman

5. Tak Berniat Ganti Nama

Meski sering bermasalah saat mengurus identitas, Slamet mengaku tidak pernah mempermasalahkan namanya dan tetap nyaman dengan nama tersebut. Panggilan itupun melekat hingga sekarang ini.

Slamet juga tidak pernah memiliki niat mengganti nama yang sudah diberikan oleh kedua orang tuanya. Begitu pun orang tuanya, saat itu juga tidak pernah mengganti nama yang sudah menjadi tanda sepanjang masa hidupnya.