Liputan6.com, Jakarta Banyak orang yang mewarnai rambut untuk menunjang penampilannya. Tidak hanya kaum perempuan, kaum pria pun turut mewarnai rambut untuk membuat penampilannya menjadi lebih menarik.
Baca Juga
Seiring perkembangan zaman, tren mewarnai rambut semakin diminati dan berkembang dengan berbagai model yang diminati oleh masyarakat terutama anak muda. Tak heran jika banyak anak muda yang memilih mewarnai rambut untuk membuat penampilannya menjadi lebih menarik dan kekinian.
Advertisement
Seperti yang dilakukan oleh wanita asal Inggris bernama Robyn Cherry. Wanita 29 tahun ini pergi ke sebuah salon kecantikan untuk mewarnai rambutnya menjadi warna coklat.
Namun niat untuk mengubah penampilannya menjadi lebih menarik justru berujung insiden yang sempat membahayakan nyawanya. Setelah mewarnai rambut, ia mengalami pembengkakan di wajah hingga membuat saluran pernafasannya tersumbat.
1. Sudah melakukan tes cat rambut
Robyn mengungkapkan bahwa pengalaman ini bukan pertama kalinya mewarnai rambut, karena ia memutihkan rambutnya atau bleaching setiap dua kali dalam sebulan. Wanita tersebut juga memaparkan bahwa ia akan melakukan tes tempel terlebih dahulu dan menunggu selama 48 jam sebelum lanjut ke tahap berikutnya.
“Saya selalu melakukan tes tempel dan menunggu 48 jam. Tetapi setelah bertahun-tahun, saya memutuskan untuk kembali ke rambut cokelat alami saya, ”kata Robyn seperti dikutip Liputan6.com dari world of Buzz, Senin (6/1/2020).
Saat dilakukan tes tempel Robyn menjelaskan bahwa tidak terjadi gejala alergi apapun. Karena tidak terjadi reaksi alergi, Robyn pun memutuskan untuk melanjutkan pewarnaan. Proses pewarnaan pun dilakukan hingga selesai.
Namun beberapa saat setelah Robyn keluar dari salon, ia merasa kulit kepalanya seakan terbakar. Meski demikian Robyn mengabaikannya dan tetap beraktifitas seperti biasa.
Pada keesokan harinya saat bangun tidur, wajah Robyn bengkak menjadi dua kali lebih besar dari aslinya. Sang ibu yang mengetahui kejadian yang dialami anaknya tersebut langsung membawanya ke dokter umum.
Namun resepsionis yang bertugas di tempat itu menganjurkan Robyn dibawa ke rumah sakit. Saat berada di rumah sakit, wajahnya semakin membengkak hingga mengakibatkan saluran pernafasannya tersumbat. Kemudian Robyn dibawa ke unit resusitasi.
“Saya bisa merasakan wajahku semakin besar dan mataku bengkak. Saya benar-benar buta, itu mengerikan, ” ungkapnya.
Advertisement
Pewarna rambut membuat wanita ini alergi matahari
Usai menjalani pemeriksaan, dokter menyatakan bahwa Robyn memiliki reaksi alergi yang mengerikan terhadap paraphenylenediamine (PPD) yang merupakan bahan umum dalam pewarna rambut. Dokter mengatakan bahwa tes tempel yang diberikan oleh salon rambut seharusnya dibiarkan selama 48 jam, bukan 24 jam.
Setelah melakukan perawatan, pernapasan Robyn berangsur normal dalam 16 jam dan ia diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Namun setelah enam jam berada di rumah, saluran pernafasan Robyn bengkak dan tertutup kembali. Kemudian Robyn pun dilarikan ke rumah sakit lagi.
Wanita tersebut masuk dan keluar dari ruang gawat darurat setiap empat hari sekali karena reaksi alergi. Robyn menyadari bahwa dirinya tidak pernah mengalami reaksi alergi saat melakukan bleaching, karena tidak ada PPD di dalamnya.
Setelah mengalami kejadian tragis tersebut, kini Robyn mengalami alergi terhadap sinar matahari. Setiap kali ia terpapar sinar matahari langsung, kulitnya akan melepuh dan bernanah.
Robyn juga akan merasakan gatal-gatal di sekujur tubuhnya hingga membuatnya pingsan. Kemudian dokter mendiagnosis Robyn menderita erupsi cahaya polumorfik dan solar urticaria. Hal itu merupakan suatu kondisi langka yang membuat penderitanya menjadi sensitif terhadap sinar matahari.
“Saya akan menggunakan antihistamin dan steroid yang sangat kuat selama sisa hidup saya. Selama musim panas saya tidak bisa menikmati liburan pantai atau bahkan menghabiskan hari di taman pub. ”
Pengalaman Robyn Cherry ini dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang akan mewarnai rambutnya agar lebih berhati-hati dan tidak sembarangan mewarnai rambutnya.