Liputan6.com, Jakarta Hanya memiliki seorang adik saja di keluarga tentu saja bukan hal yang diinginkan oleh setiap orang. Namun, rupanya kondisi ini juga bisa terjadi oleh siapa saja.
Meski begitu, sebagai seorang kakak tentu saja akan memberikan yang terbaik bagi adiknya. Mulai dari memberikan kasih sayang, makanan hingga pengobatan.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir Liputan6.com dari Worldofbuzz, Kamis (16/1/2020) kondisi ini juga dialami oleh seorang wanita bernama Wu Huayan yang berusia 24 tahun. Dirinya harus mengorbankan berbagai hal demi bisa hidup bersama sang adik. Bahkan, kehidupan yang dialami oleh Wu Huayan dan sang adik pun terbilang cukup miris hingga menjadi sorotan publik.
Hanya habiskan Rp 4 ribu sehari
Wu harus mulai hidup mandiri sejak usia 4 tahun. Pasalnya, di usia ini sang ibu meninggal dunia dan meninggalkannya dengan sang adik. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan mengurus adiknya yang mengalami gangguan kejiawaan.
Kondisi ini membuat wanita yang juga mahasiswa di sebuah universitas di Guizhoung mengalami gizi buruk yang cukup parah. Wanita yang berkuliah di jurusan ekonomi ini diketahui hanya memiliki bobot seberat 21 kilogram dengan tinggi badan 132 centimeter.
Demi menjalani pengobatan dan menutupi biaya sehari-harinya dan adiknya, Wu harus rela mengurangi cukup banyak pengeluaran. Bahkan, ia juga hanya menghabiskan 1,20 ringgit Malaysia atau sekitar Rp 4.032 sehari untuk makan.
Terkadang, dirinya pun hanya memakan sebuah roti atau nasi yang dicampur dengan saus cabai saja. Bahkan, rambut dari Wu juga mulai rontok serta kekebalan tubuhnya mulai menurun.
Advertisement
Sempat dirawat di rumah sakit
Mengalami gizi buruk yang cukup parah, Wu pun harus dirawat di sebuah rumah sakit. Akan tetapi karena keadaan ekonomi yang serba kekurangan dirinya tak dapat membayar tagihan rumah sakit. Bahkan, untuk membeli obat-obatan terjangkau pun cukup sulit baginya.
Dengan keadaan kesehatan yang semakin menurun, ia sempat tak bisa berjalan sejauh 40 meter. Akhirnya, ia menyempatkan diri untuk melakukan konsultasi kesehatan pada seorang dokter. Diketahui pula jika kondisi kesehatan Wu cukup parah. Pasalnya terdapat 3 katup yang rusak pada hatinya. Ia pun membutuhkan biaya sebesar Rp 396 juta untuk biaya perawatan medis. Namun, ia menolak menjalani perawatan.
Menerima bantuan dana
Teman-teman Wu yang tak tega melihat kondisi kesehatannya pun menyarankan untuk menerima sumbangan sukarela. Wu pun mengunggah kondisi kesehatannya pada sebuah website untuk memperoleh bantuan.
Tak sedikit pula netizen yang merasa iba dengan keadaan Wu. Bahkan, ada pula yang turut menyumbangan setengah gaji bulanannya untuk biaya pengobatan Wu. Meski telah memiliki cukup dana untuk manjalani perawatan medis bahkan operasi, akan tetapi hal itu tak bisa langsung dilakukan oleh Wu. Pasalnya, berat badan Wu kurang dari 30 kilogram. Ia pun meninggal dunia pada 13 Januari 2020 lalu.
Sebelum meninggal dunia, Wu sempat berharap untuk bisa kembali sembuh dan dapat melanjutkan kuliahnya. Tak hanya itu saja, dirinya juga ingin mencari nafkah serta merayakan Tahun Baru Imlek bersama saudaranya.
Advertisement